Search

Pendalaman Alkitab Mengapa Kamu Mendatangkan Malapetaka Besar Atas Dirimu Sendiri?

Yeremia 44

Bangsa Yehuda ini sangat ironis. Dengan susah payah Musa membawa mereka keluar dari Mesir dan Yosua memimpin mereka mengambil tanah perjanjian. Setelah beratus-ratus tahun kemudian, mereka melarikan diri lagi ke Mesir meskipun dilarang oleh Tuhan.

Yeremia yang dipaksa ikut ke Mesir menerima firman Tuhan yang ditujukan kepada semua orang Yehuda yang tinggal di tanah Mesir, di Migdol, di Tahpanhes, di Memfis, dan di tanah Patros (Yer 44:1). Jika kita melihat Peta, orang Yehuda ini seakan-akan merantau ke berbagai daerah Mesir dari utara sampai selatan.

Meskipun Yehuda telah runtuh, tampaknya orang Yehuda masih tidak mampu melihat penyebabnya. Yeremia 44 adalah kelanjutan dari penghakiman Tuhan atas orang Yehuda yang melanjutkan kejahatannya di Mesir.

Struktur (Outline) dari Yeremia 44

Yer 44:1-6 Flashback (Kilas Balik)
Dalam bagian ini, orang Yehuda diingatkan lagi tentang mengapa Yehuda menjadi reruntuhan.
    Ay. 2 “Kamu telah mengalami seluruh malapetaka yang telah Kudatangkan atas Yerusalem dan semua kota Yehuda”
    Ay. 4-5 Tidak mau mendengarkan Tuhan untuk berbalik meskipun di tegur terus menerus
    Ay. 6 Tuhan murka sehingga Yehuda menjadi reruntuhan

Yer 44:7-10 Now, Again? (Sekarang, lagi?)
Dan meskipun orang Yehuda telah kehilangan segala-galanya, mereka masih enggan mencari Tuhan.
    Ay. 7 “Mengapa kamu mendatangkan malapetaka besar…”
    Ay. 8 Menyembah kepada ilah-ilah di Mesir meskipun hanya sebagai pendatang.
    Ay. 9 “Sudah lupakah kami kepada kejahatan nenek moyangmu?”
    Ay. 10 Tidak merendahkan hati, tidak takut dan tidak mengikuti Taurat Tuhan.

Yer 44:11-14 Next, Consequences (Selanjutnya, Konsekuensi)
Dan oleh karena kejahatan yang dilanjutkan di Mesir ini, sisa-sisa Yehuda akan binasa (kecuali beberapa pengungsi).

Setelah mendengar apa yang telah disampaikan Yeremia, semua orang Yehuda ini memberikan respon yang sangat menyedihkan.
Yer 44:15-19 Respon semua laki-laki dan semua perempuan dan semua orang (yang tahu bahwa istri mereka membakar kurban kepada ilah-ilah lain)
    Ay. 16 “Kami tidak akan mendengarkan engkau dan kami akan terus menyembah Ratu Surga.

Ratu Surga adalah berhala yang terkenal di kanaan. Dikenal sebagai dewi perang, cinta, kesuburan dan kecantikan. Pemujaan kepada Ratu Surga pernah kita bahas di Yeremia 7:18 “Anak-anak memungut kayu bakar, bapak-bapak menyalakan api dan perempuan-perempuan meremas adonan untuk membuat kue persembahan bagi Ratu Surga, dan orang mempersembahkan kurban curahan kepada ilah lain dengan maksud menyakiti-Ku”.

Mengapa mereka kembali atau meneruskan penyembahan kepada Ratu Surga?
Bagi orang Yehuda yang lari ke Mesir, kerajaan Yehuda hancur karena mereka tidak setia kepada Ratu Surga. Apalagi melihat Mesir yang makmur-makmur saja dengan menyembah berbagai ilah-ilah. “Tetapi, sejak kami berhenti membakar kurban dan mempersembahkan kurban curahan kepada Ratu Surga, kami kekurangan segala-galanya dan kami dihabisi oleh pedang dan kelaparan.” (Yer 44:18).

    Ay. 19 Respon tambahan dari perempuan-perempuan
    Mereka menyembah Ratu Surga juga diketahui oleh suami-suami mereka (yang adalah kepala keluarga).

Yer 44:20-30 Respon Yeremia kepada mereka - Dengarlah Firman TUHAN!
    Ay. 20 TUHAN mengingat dan memerhatikan
    Ay. 21 Penyembahan berhala adalah sumber keruntuhan Yehuda
    Ay. 25 Sisa bangsa Yehuda yang bersumpah untuk menyembah Ratu Surga (juga ay. 17)
    Ay. 26 “Baiklah! Tetapkan dan tepati saja nazarmu!”
               “Nama-Ku tidak akan diserukan lagi olehmu”
    Ay. 27-28 Sisa Yehuda akan binasa, dan hanya jumlah kecil yang akan kembali ke tanah Yehuda. Dan seluruh sisa Yehuda akan mengetahui perkataan siapa yang terwujud.
    Ay. 29 Inilah tanda bagimu, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menghukum kamu di tempat ini, supaya kamu mengetahui bahwa perkataan-perkataan-Ku terhadap kamu akan sungguh-sungguh terwujud untuk petakamu.”

Tanda apa yang TUHAN akan berikan? Jatuhnya Firaun Hofra, raja Mesir.
“Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyerahkan Firaun Hofra, raja Mesir, ke dalam tangan musuhnya dan ke dalam tangan orang-orang yang mengincar nyawanya, sama seperti Aku telah menyerahkan Zedekia, raja Yehuda, ke dalam tangan Nebukadnezar, raja Babel, musuhnya yang mengincar nyawanya” (Yer 29:30).

Kondisi orang Yehuda ini adalah orang yang mengeraskan hati sampai akhir kebinasaan. Bahkan sampai binasa sekalipun, mereka tetap akan memegang teguh pada dusta. Tuhan menawarkan jalan keselamatan, namun manusia bebal lebih memilih jalan kebinasaan. Orang yang mengeraskan hati mendatangkan malapetaka atas dirinya sendiri.

Yeremia 44 memaparkan sekelompok orang yang mengeraskan hati sampai akhir. Mereka adalah orang yang menolak pesan Tuhan sampai akhir. Tuhan memberikan pesan meski tahu mereka pasti menolak. Pesan Tuhan menjadi penghakiman mereka.


Ps Wennie Dong