Search

Pendalaman Alkitab KITAB AMOS

Amos adalah seorang peternak domba dan pemungut buah ara hutan (1:1 dan 7:14-15). Amos yang berasal dari Yehuda (Kerajaan Selatan) kemudian dipanggil TUHAN untuk menjadi seorang nabi yang bernubuat kepada raja Yerobeam II, Israel (Kerajaan Utara).

Melalui Nabi Amos, Tuhan berfirman akan menghakimi bangsa Israel yang hidup bertentangan dengan hukum Allah. Sebagai bangsa pilihan Tuhan, mereka hidup bertolak belakang dengan sebutan tersebut:

1. Kaya akan materi, tetapi miskin secara moral
Pada masa pemerintahan Yerobeam II, Kerajaan Utara sangat makmur. Mereka sukses secara politik dan sangat kaya. Bukankah ini adalah hidup yang didambakan banyak orang? Namun, kekayaan materi justru membuat mereka menjadi sombong dan tidak bermoral. Di satu sisi, bangsa Israel hidup dalam kemewahan dan kenyamanan hidup. Di sisi lain, mereka egois, serakah dan menindas orang-orang miskin.

Pada zaman Amos, orang Israel kelas atas menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk meremukkan orang miskin. Mereka menjual orang miskin sebagai budak sebagai ganti hutang mereka, mengabaikan hak mereka, memeras orang lemah dan menginjak-injak orang-orang miskin (Am 2:6; 3:9-10; 4:1; 5:12; 8:6). Mereka berfoya-foya sementara orang yang miskin tertindas (6:4-6). Hukum Allah sangat jelas tentang perlindungan terhadap orang miskin (Ul 15:7-11). Bangsa Israel yang dahulu pernah ditindas, kini menjadi penindas bangsa sendiri. Karena ketidakadilan sosial mereka begitu parah, murka Allahpun tak terhindarkan.

2. Mempersembahkan korban untuk Tuhan tetapi tidak beribadah
Tuhan melihat bangsa Israel yang rajin mempersembahkan korban bakaran sebagai ritual ibadah yang jahat (Am 4:4-5; 5:21-23). Motivasi mereka dalam mempersembahkan korban adalah agar Tuhan memberkati mereka. Mereka mengira dengan menjalankan ritual ibadah, mereka akan terlepas dari penghakiman TUHAN, terlebih karena mereka adalah bangsa pilihan. TUHAN membenci kemunafikan Ibadah mereka. Bangsa Israel memisahkan kehidupan agama mereka dengan keseharian mereka. Mereka memberikan persembahan korban kepada TUHAN, tetapi mereka menindas sesama mereka.

Ibadah yang sejati seharusnya tercermin dalam hidup di dalam keadilan, kebenaran dan kasih kepada sesama manusia (Am 5:24). Tuhan mencintai belas kasihan lebih dari persembahan korban (Am 5:21-24). Ibadah yang sejati tidak terpisah dari cinta keadilan dan kebenaran. Ibadah tanpa keadilan dan kebenaran adalah kesia-siaan.

TUHAN berfirman:
Carilah Aku, maka kamu akan hidup!” (Am 5:4)
Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup,” (Am 5:6)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup;” (Am 5:14)

Tuhan menginginkan hati yang mencari Dia agar kita hidup. Tuhan ingin kita berespons kepada-Nya dengan meniru karakter-Nya, Tuhan yang adil dan baik, agar kita hidup. Ibadah yang pura-pura tanpa hati yang sungguh-sungguh mencari Tuhan, tanpa hati yang peduli terhadap komunitas, bukanlah penyembahan yang sejati kepada Tuhan.

Siapakah Raja yang sebenarnya?

Sejak Israel terpecah menjadi 2 kerajaan, Kerajaan Utara dan Selatan yang saling bermusuhan serta bersaing untuk mengklaim sebagai kerajaan yang sah. Mengapa Tuhan mengirim nabi dari Kerajaan Selatan ke Utara ketika mengetahui betul bahwa Amos akan ditolak?

TUHAN mengaum dari Sion dan dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya” (Amos 1:2a).

Firman yang dibawa oleh nabi Amos menunjukkan kepada raja Yerobeam II ‘siapakah raja yang sebenarnya’. TUHAN mengaum dan menjatuhkan nubuat hukuman kepada bangsa-bangsa lain, terutama kepada Israel yang jahat.

Penghakiman Tuhan dijatuhkan kepada:

1. Damaskus 2. Filistin 3. Tirus (negara asing);
4. Edom 5. Moab 6. Amon (saudara jauh);
7. Yehuda (saudara dekat);
8. Israel. Ketika Israel menertawakan bangsa lain dan Yehuda, justru kejahatan dan penghakiman kepada Israel adalah yang terburuk dari yang terburuk.

TUHAN mengaum seperti singa karena Dialah Raja yang sebenarnya. Seluruh kitab Amos menyatakan TUHAN sebagai raja atas seluruh ciptaan-Nya, Raja yang berkuasa untuk memberkati, menghakimi serta menghukum ciptaan-Nya.


Ps. Wennie Dong