Doa Mengapa Saya Membutuhkan Solitusi?
Dalam tulisan ini, izinkan saya membagikan pengalaman solitusi saya. Namun, apa yang dimaksud dengan solitusi? Well, sengaja menyendiri untuk untuk berada di hadirat-Nya (to be in His presence). Dalam solitusi, saya belajar memikirkan ulang pikiran saya (re-think my thinking), mengarahkan kembali hati saya (re-orientate my heart) dan mendengarkan Dia (listen to Him) agar saya dapat mengerti kehendak-Nya untuk saya.
Tanpa Solitusi, saya tidak sanggup memimpin jemaat TUHAN. Tanpa Solitusi, saya tidak tahu apa yang TUHAN kehendaki untuk jemaat-Nya, saya tidak tahu arah dan fokus yang harus menjadi perhatian saya dalam memimpin kawanan domba-Nya. Tanpa solitusi, saya tidak mengenal kehendak-Nya. Saya butuh mendengarkan suara Gembala saya, Yesus Kristus. Gembala saya memberikan teladan tentang solitusi dalam hidup-Nya (Matius 14:13) di mana dia berdoa seorang diri (Matius 14:23).
Saya menemukan bahwa saya tidak dapat sepenuhnya mengerti tentang solitusi dan keheningan jika saya hanya membicarakannya, membacanya dan memikirkannya. Semakin saya melakukannya, semakin saya mengerti cara melakukannya dan merasakan manfaatnya. Singkat kata, "Just do it!"
Solitusi bersifat sangat private. Saya tidak membagikan segala sesuatu yang TUHAN katakan kepada saya selama solitusi. Saya hanya bagikan sebagian saja yang saya tuangkan dalam tulisan ini. Saya ingin menikmati momen-momen waktu pribadi bersama Kristus dan menghormati privacy bersama Dia.
Saya tidak selalu bisa fokus selama retreat. Untuk menolong agar saya dapat lebih fokus, saya menuliskan doa saya dan hasil perenungan saya. Saya berjalan, duduk di taman, di cafetaria maupun di perpustakaan. Artinya, setiap kali saya wander off (kehilangan fokus), saya berlari kembali ke dalam pelukan-Nya.
Pernahkah Anda memerhatikan perbedaan jari TUHAN dengan jari Adam? TUHAN meluruskan jari-Nya untuk mencapai Adam, tetapi Adam tidak meluruskan jarinya (enggan) untuk menyentuh jari TUHAN. Lukisan ini mengingatkan kita bahwa TUHAN selalu ingin mendekatkan Diri kepada kita, tetapi kembali pada pilihan kita apakah kita mau mendekatkan diri kepada TUHAN. Apa pilihan Anda? Do you want to connect with God?
Ps. Lan Yong Xing