Search

Doa He Was Nailed On The Cross

Personal Time with GOD
Sabtu Sunyi, 8 April 2023

Apakah makna ‘Dia yang Terpaku di Kayu Salib’ bagimu?
Setelah kematian Yesus di atas kayu salib, setelah semua kejadian yang mengerikan itu, sabtu tersebut menjadi sunyi senyap.

Maukah Anda bersolitusi di Sabtu Sunyi ini? Maukah Anda mengambil waktu 30 menit atau 1-2 jam untuk berdiam diri di hadirat TUHAN? Maukah Anda merenungkan makna ‘Dia yang Terpaku di Kayu Salib’ bagi hidupmu?

  1. Silence of the Heart (Keheningan Hati)
    Berdiam diri di hadapan TUHAN dan berfokus pada-Nya. Kita bisa datang kepada Bapa oleh karena Kristus dan berdoa oleh karena tuntunan Roh Kudus.
    Anda dapat memanjatkan doa,
    Roh Kudus, tuntunlah aku kepada keheningan hati untuk berdoa. Kiranya darah Yesus Kristus melindungiku dari segala yang jahat dan menguduskanku di hadapan TUHAN.
  2. Search me, O LORD (Selidiki aku, TUHAN)
    Memohon Roh Kudus menyelidiki hatimu. Akuilah dosamu dan mintalah pengampunan TUHAN.
    Tuhan menjanjikan pengampunan bagi orang yang mengaku dosa dengan rendah hati di hadapan-Nya. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1:9). 
    Rendahkanlah hatimu di hadapan TUHAN!
  3. Teach me, O LORD (Ajarilah aku, TUHAN)
    Berdoalah, “Tuhan, ajarilah anak-Mu ini dengan kebenaran firman-Mu. Berbicaralah, anak-Mu siap mendengarkan.”
    Bacalah secara perlahan Mazmur 22
    Bermeditasilah dari bagian atau ayat tertentu yang berbicara kepadamu. Anda boleh berdoa sebagaimana pemazmur berdoa, misalnya:
    "Aku berseru........., tetapi Engkau tetap jauh"
    “Hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku”
    "Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh"
    Teruslah berkomunikasi dengan TUHAN melalui doa atau menulis jurnal. Menulis jurnal dapat menolong Anda untuk fokus. Tulislah apa yang Tuhan ajarkan kepadamu.
  4. Thank you, LORD (Terima Kasih TUHAN)
    Mazmur 22 diawali dengan tangisan pemazmur tentang hidupnya. Dalam proses mencari Tuhan, pemazmur perlahan-lahan mengalihkan fokus dari dirinya sendiri kepada TUHAN. Pemazmur mengakhiri Mazmur 22 dengan mengingat ‘Siapa TUHAN (Who God is).

    Arahkanlah hatimu kepada ‘Siapa TUHAN (Who God is)’. Renungkanlah bagaimana Tuhan telah bekerja dalam hidupmu. Bersyukurlah kepada TUHAN melalui tulisan, nyanyian, musik ataupun berdoa. Anda dapat mengakhiri bagian ini dengan mengucapkan/menyanyikan Doa Bapa Kami.

    Akhirilah doa dengan menikmati hadirat TUHAN dalam keheningan hati.


Mazmur 22
Mazmur 22 adalah sebuah Mazmur ratapan oleh Daud. Daud mencurahkan kesesakan hatinya kepada Tuhan. Namun, Daud tetap mengingat siapa TUHAN di tengah-tengah kesesakannya. Setiap Mazmur ratapan diakhiri dengan memandang kepada Tuhan dan percaya kepada Tuhan.

  1. Mazmur 22:2-9 Complain to God
    Daud datang dan berseru kepada TUHAN. Daud bertanya mengapa TUHAN tidak menolongnya, padahal kepada TUHAN nenek moyangnya mendapat pertolongan. Daud merasa dirinya seperti ulat bukan manusia dan di cela oleh orang banyak. Bahkan orang-orang mengolok-olok dia ditinggalkan oleh TUHAN sendiri.
    Daud mencurahkan perasaannya yang autentik kepada TUHAN (kemarahan, kesedihan, kepahitan). Mencurahkan perasaan kita kepada TUHAN berbeda dengan bersungut-sungut. TUHAN ingin kita datang berbicara kepada-Nya, bukan bersungut-sungut akan hidupmu.
    Lebih spesifik mengutarakan perasaanmu, Jujurlah kepada Dia!
  2. Mazmur 22:10-11 Confidence in God
    Di dalam kesesakan, Daud tidak melupakan relasinya dengan TUHAN. Daud ingat bahwa TUHAN adalah penciptanya dan dirinya adalah milik TUHAN.
    TUHAN adalah Allahmu! Ingatlah relasimu dengan TUHAN.
  3. Mazmur 22:12-22 Call for Help
    Daud terus berseru meminta pertolongan TUHAN, karena masalah dan pergumulan yang dia hadapi, karena dirinya sendiri tidak sanggup menghadapinya lagi. Karena TUHAN adalah satu-satunya pengharapan.
    Teruslah berseru dan carilah TUHAN dalam kesesakanmu!
  4. Mazmur 22:23-32 Celebration
    Daud mengingat siapa TUHAN (Who God is) dan menaikkan syukur kepada-Nya. Daud memuji TUHAN walaupun belum terlepas dari kesesakannya. Dengan memandang kepada siapa TUHAN, Daud terus menaruh harapan kepada-Nya.
    Martin Luther pernah mengatakan, “Hope despairs, and yet despair hopes at the same time”. Pengharapan membuat kita putus asa, tetapi dalam keputusasaan kita juga berharap di waktu yang bersamaan.
    Bersyukurlah kepada TUHAN. Ucapkanlah syukur, pujilah Dia!

Ketika Yesus terpaku di kayu salib, Dia meratap dan berseru dalam Markus 15:34,

“Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”
“Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Jika Anda sedang bergumul dan merasa TUHAN hanya diam saja, lihatlah kepada ‘Dia yang Terpaku di Kayu Salib’. Karena satu-satunya yang pernah ditinggalkan oleh Allah adalah Anak-Nya, Yesus Kristus, demi menebus dosa manusia. Yesus terpaku di salib kayu karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.

Kiranya Tuhan menolong kita. Selamat menikmati waktu bersama TUHAN.


Ps Wennie Dong