Search

Doa DAY 3 Pelarian yang Melelahkan

Rabu, 12 April 2023

The Restless Run

"Ia meninggalkan hambanya di sana. Tetapi, ia sendiri pergi ke padang gurun sejauh satu hari perjalanan. Ia tiba dan duduk di bawah sebuah pohon ara. Ia memohon supaya ia mati" (1 Raj. 19:3-4).

Saya merasa hati saya kelelahan. Saya diingatkan bahwa Elia juga kelelahan. Elia tidak takut pada raja Ahab sehingga dia berani menegurnya (1 Raj. 18:18). Namun, Elia sangat takut pada Isabel, istri raja Ahab sehingga dia melarikan diri dari padanya (1 Raj. 19:3). Hal ini terjadi karena Isabel bertekad untuk membunuh dia.

Dia melarikan diri selama 1 hari perjalanan. Dalam keadaan kelelahan dia ingin mati saja, "Cukuplah sudah! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku." (1 Raj. 19:4). Saya dapat mengerti perasaan Elia, karena saya juga memohon TUHAN mengambil nyawaku. Saya tidak sekuat siput yang menaiki tangga secara perlahan.

Dalam kelelahan, saya membaringkan diri untuk tidur.

"Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!" (Mazmur 3:6).

TUHAN membiarkan Elia tidur. Setelah itu, malaikat TUHAN membangunkan Elia sambil berkata, "Bangunlah, makanlah! Sebab PERJALANAN itu nanti terlalu jauh bagimu!" (1 Raj. 19:7). TUHAN tidak banyak berkata-kata kepada Elia ketika Elia kelelahan. TUHAN memberikan Elia istirahat dan menyediakan makanan untuknya.

Setelah itu, Elia diperintahkan untuk melanjutkan perjalanan. Elia berjalan selama 40 hari hingga dia tiba di Horeb, gunung Allah (1 Raj. 19:8). Yang membuat saya heran, adalah TUHAN tidak langsung memberitahu Elia apa yang harus dia kerjakan saat itu. Elia berjalan selama 40 hari 40 malam melewati padang gurun. Elia harus terputus dari berbagai relasi dan sumber yang dia andalkan. Elia benar-benar harus mengosongkan diri. Dia harus melintasi padang gurun. TUHAN juga tidak berbicara kepada dia selama 40 hari perjalanan tersebut. Setiba di sebuah gua di gunung Horeb, TUHAN juga belum berbicara. Elia seorang diri di dalam keheningan malam (1 Raj. 19:9).

 

"Apa kerjamu di sini?" (1 Raj. 19:9, 13).

Dalam keheningan, TUHAN bertanya kepada Elia, "Apa kerjamu di sini?" Elia mengadu kepada TUHAN bahwa dia sudah sangat giat bekerja baginya, tetapi orang-orang ingin membunuh dia. Memang tidak mudah, ketika saya mengajar jemaat untuk berdoa dengan benar dan mengenal TUHAN dengan benar, orang-orang mengkhawatirkan jemaat akan kabur semua.

Pertanyaan TUHAN, "Apa kerjamu di sini?" membuat saya tersentak. TUHAN kemudian berkata kepada Elia, "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" (1 Raj. 19:11). TUHAN memanggil Elia keluar dan menunjukkan angin besar dan kuat, gempa dan api. TUHAN TIDAK ADA dalam angin besar, gempa dan api. Saya percaya angin besar, gempa dan api ini menggambarkan gejolak emosi Elia dan juga saya.

Setelah angin besar, gempa dan api berlalu, baru datanglah "suara embusan yang lembut" (1 Raj. 19:18). TUHAN kembali bertanya kepada Elia, "Apa kerjamu di sini?" Elia memberikan jawaban yang sama. TUHAN tidak merespons perkataan Elia, tetapi langsung memberikan dia perintah untuk mengurapi tiga orang, yakni Hazael, Yehu dan Elisa. TUHAN juga berjanji bahwa Dia meninggalkan 7000 orang yang tidak berlutut kepada Baal.

Kini saya mengerti bahwa TUHAN bekerja dari awal hingga akhir. Dia tidak pernah berhenti bekerja. Saya mengira saya bekerja sangat giat untuk Dia, tetapi yang sebenarnya terjadi adalah TUHAN sendiri yang bekerja dari awal hingga akhir. TUHAN Sendiri akan menyediakan orang-orang untuk melaksanakan pekerjaan-Nya.

 

Pola Pikir yang Salah (Wrong Pattern of Thinking).

Elia harus membereskan pola pikirnya yang salah. Elia merasa dia bekerja seorang diri, padahal TUHAN sudah mereservasi 7000 orang yang lain. Elia merasa takut pada Isabel, TUHAN menjanjikan kemenangan dan menyediakan tiga orang untuk membereskan keluarga Isabel. Sekalipun Isabel memiliki banyak pendukung, karena dia istri raja, TUHAN tetap dapat menyingkirkannya. Sebab, TUHAN mengenal siapa milik-Nya.

Ps. Lan Yong Xing