Doa DAY 2 - Hati Yang Berantakan
Selasa, 11 April 2023
"TUHAN adalah Raja" (Mazmur 10:16)
Tadi malam saya bermimpi didatangi seseorang yang tidak saya kenal. Orang tersebut memerintahkan saya untuk membaca Mazmur 10. Saya kira hal tersebut sungguh-sungguh terjadi, tetapi ketika terjaga, ternyata hanya sebuah mimpi.
Saya pikir sekalipun hanya mimpi, tidak ada ruginya jika saya membaca Mazmur 10. Kemudian saya juga membaca Mazmur 2 yang merupakan bacaan GKI Duta Mas hari itu. Ternyata, yang satu tentang TUHAN adalah Raja dan yang satu lagi tentang raja yang diurapi-Nya. Saya kembali teringat dengan kisah The Lion King. Bukankah Simba juga diurapi sebagai raja? Kristus Yesus Sang Raja mengurapi kita sebagai raja (pemimpin). Dia memanggil kita untuk menjadi raja (pemimpin) yang bijaksana dan setia. Bukankah di dunia ini ada banyak orang yang baik hati? Namun, berapa banyak yang setia? (Amsal 20:6). Apakah kita adalah pemimpin yang setia pada-Nya?
Tindakan-tindakan orang fasik selalu berhasil. Sepertinya TUHAN membiarkan mereka berhasil. Mereka merancang kejahatan dalam hatinya. Tipu daya sudah menyatu dengan hidup mereka.
"TUHAN, Engkau adalah Raja. Kuatkanlah hati anak-anak-Mu. Arahkanlah telinga-Mu untuk mendengarkan seruan minta pertolongan kami. Berilah keadilan kepada anak-anak-Mu." (Mazmur 10:16-17).
Orang-orang fasik bersekongkol melawan Engkau dan melawan orang yang Engkau urapi, ya Allah (Mazmur 2:1-3). Bukankah Engkau menertawakan mereka dari Surga (Mazmur 2:4)? Orang-orang fasik merasa mereka tidak akan Engkau tuntut, ya TUHAN? (Mazmur 10:13). Bukankah Engkau berkata dalam murka-Mu dan dalam amarah-Mu bahwa Engkau sendiri yang telah melantik dan menguduskan milik-Mu? (Mazmur 2:6). Bukankah mudah sekali murka-Mu menyala, ya TUHAN (Mazmur 2:12).
Hamba-Mu berlindung di dalam Engkau, ya Allah (Mazmur 2:12b). Karena Engkau adalah Raja, Engkau pasti melindungi hamba-Mu yang mengerjakan tugas yang Engkau percayakan. Engkau pasti akan menyertainya.
Hati yang beriak-riak
Ternyata mendiamkan pikiran itu tidak mudah. Secara fisik, saya sudah diam (beristirahat), tetapi pikiran saya tetaplah sangat aktif. Hari ini saya belajar bahwa ternyata memikirkan seseorang tidaklah sama dengan hadir untuk orang tersebut. Ketika memikirkan TUHAN, kita mungkin memikirkan kasih-Nya, kekudusan-Nya, karakter-Nya, perbuatan-Nya. Hal tersebut tidaklah sama dengan berada di dalam hadirat-Nya dan jatuh cinta pada-Nya.
Ps. Lan Yong Xing