Doa Berdoa dengan Hati
Berdoa Dengan Hati
Yesus memiliki indra yang jernih dan sensitif. Ia menggunakan indra-Nya, dan juga indra orang-orang di sekitarnya. Hal itu dapat dijumpai dalam banyak catatan Injil, misalnya ungkapan “kamu adalah garam dunia (Matius 5:13), pandanglah burung-burung di langit (Matius 6:26), dsb. Banyak media yang bisa kita indrai yang dipakai Tuhan untuk berbicara dengan kita.
Dengan menggunakan keseluruhan indra kita secara jernih maka kita akan menjadi lebih peka di dalam berdoa, sehingga doa-doa kita tidak akan menjadi hambar tetapi menggairahkan. Sebab panca indra adalah pintu masuk ke dalam hati, tempat berlabuhnya perasaan. Oleh karena itu gunakanlah panca indra tersebut untuk berdoa yang terhubung erat dengan hati, karena dari hatilah Allah tahu apakah seseorang sunggguh-sungguh berdoa ataupun tidak. Dengan kata lain, jika kita rindu untuk memiliki sebuah doa yang diperkenankan Tuhan dan berdaya transformatif serta hidup, maka mutlak kita harus menghadirkan seluruh diri kita ketika berdoa
Bagaiamana menghadirkan seluruh diri ketika berdoa?
Menghadirkan seluruh diri ketika berdoa bukanlah hal yang mudah, tetapi tidak juga terlalu sulit. Kata kuncinya adalah rendah hati dan terbuka pada pembaharuan-Nya melalui firman-Nya. Kejadian 2: 7 mengatakan “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup”.
Menyadari bahwa kita masih terhubung dengan-Nya dalam hidup ini melalui nafas yang kita miliki, hembuskan melalui lobang hidung kita adalah sebuah cara untuk menghadirkan keseluruhan diri kita waktu berdoa. Cobalah berdoa bersamaan dengan bernafas dan rasakan kehadiran Allah. Perhatikanlah dengan seksama nafas kita; ketika menghirup dan mengeluarkan udara, perhatikan perbedaan suhunya, lobang hidung yang kiri dan kanan. Anggaplah anda mengeluarkan semua yang kotor ketika mengeluarkan nafas dari dalam diri kita, dan kemudian menghirup kehidupan yang baru ketika menarik nafas ke dalam. Penuhilah paru-paru kita dengan nafas yang baru, membayangkan udara tersebut seluruhnya adalah manifestasi kehadiran Tuhan yang memberi kekuatan.
Antony De Mello mengatakan bahwa untuk dapat “berhasil” di dalam doa, maka berkontak dengan masa sekarang ini dan tinggal di situ pula adalah sebuah keniscayaan. Dan berdoa dengan mengaktifkan indra, pernafasan adalah salah satu saja dari sekian banyak cara untuk menghadirkan diri. Di dalam doa kita wajib menghadirkan diri sepenuhnya, sehingga kita pun dapat merasakan kehadiran Yang Lain, Allah, dan bukan hanya memikir-mikirkan-Nya. Dengan demikian kita dapat mengalami-Nya, sebagaimana kita mengalami relasi dengan sahabat, orang yang kita cintai, kita dapat mencurahkan seluruh hati kita, dan juga kita dapat mendengar curahan hati-Nya.
Ev. Malemmita Peranginangin