Doa Bagaimana Saya Berpuasa?
BERPUASA bukan sebuah tindakan untuk menyiksa diri. Berpuasa juga bukan tindakan menyusahkan diri untuk memanipulasi Allah. Berpuasa dilakukan sebagai bentuk latihan disiplin rohani, juga bisa untuk pengambilan keputusan penting (Kis. 13;4; 14:23). Bayangkan, untuk masyarakat masa itu di mana sebagian besar makanan dipersiapkan di rumah dengan perlengkapan dapur yang sangat terbatas, maka melalui berpuasa ada begitu banyak untuk yang dapat dihemat untuk mengarahkan hati dari kesibukan hari-hari kepada Allah.
Puasa pada hakekatnya berarti kita berfokus pada TUHAN dan menikmati hadirat-Nya. Kita tidak mau waktu kita terganggu oleh pemikiran untuk makan apa dan makan di mana. Kita tidak dapat disebut berpuasa jika yang menjadi perhatian kita adalah menantikan jam buka puasa. Puasa yang dibuka dengan makan yang banyak (balas dendam karena kelaparan) bukanlah puasa yang sesungguhnya. Dalam berpuasa kita mendekatkan diri kepada TUHAN dan menikmati persahabatan kita dengan-Nya.
Meskipun puasa tidak diwajibkan tetapi sangat direkomendasikan. Firman Tuhan mengatakan, “Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Roma 14:17). Alasan utama berpuasa adalah untuk bergaul akrab dengan Allah dengan beralih dari kesibukan dunia kepada Allah. Dan prinsip yang harus dipegang saat berpuasa adalah hindari pertunjukkan rohani. Berpuasa tidak untuk dilihat orang (Mat. 6:16-18). Kita tidak perlu menulis di status di aplikasi sosial atau mengumumkan ke semua teman-teman kita bahwa kita sedang berpuasa.
Puasa makan-minum tanpa berdoa dan membaca firman Tuhan tidak dapat dikategorikan sebagai puasa. Puasa demikian hanyalah puasa yang bersifat sia-sia saja. Berpuasa harus dimulai dengan hati kita seperti kata pemazmur, “Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup, Bilakah aku boleh datang melihat Allah”(Mazmur 42:3). Dengan kata lain, berpuasa tanpa bermeditasi dengan firman Tuhan adalah kesia-siaan. Karena inti dari berpuasa adalah mendengarkan suara firman Tuhan (Mazmur 103:20; Yeremia 3:13).
Berpuasa harus dimulai dengan hati yang sangat merindukan Allah, pengakuan dosa dan dipimpin oleh Roh Kudus (Yudas 1:20). Ketika kita berpuasa, kita harus ingat pada pertanyaan TUHAN, "Apakah kamu sungguh-sungguh berpuasa untuk Aku? (Zakharia 7:5).
Berpuasa dapat dilakukan dalam berbagai bentuk:
- Tidak makan dan tidak minum
- Hanya mengonsumsi air Mineral + Jus buah + Buah
- Hanya mengonsumsi bubur + Air Mineral
- Makan dan minum normal tetapi berpuasa dari gadget dan berfokus pada berada di hadirat TUHAN.
- Hanya mengonsumsi biji-bijian dan gandum.
Saudara juga dapat menentukan sendiri durasi berpuasa, misalnya 4, jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam, 12 jam, 14 jam, 16 jam, 18 jam. Tentu hal ini harus disesuaikan dengan kemampuan fisik Saudara. Sebenarnya puasa bersifat "build up", artinya dari durasi yang singkat, dan dengan berjalannya waktu, durasinya ditambah. Saudara juga dapat berpuasa makanan, tetapi tetap meminum agar tidak mengalami dehidrasi. Selamat menikmati waktu pribadi bersama TUHAN!
Ps. Lan Yong Xing