Doa Bagaimana Kita Bisa Mendengarkan Suara TUHAN?
Bagaimana kita mendengarkan suara Tuhan? Well, tentu yang yang pertama adalah apakah kita percaya Tuhan biasa berbicara. Atau apakah kita merasa diri kita terlalu berdosa sehingga TUHAN tidak berkenan berbicara kepada kita.
Kita mesti berpegang pada beberapa prinsip berikut ini:
- TUHAN rindu berbicara kepada kita karena Dia ingin mengajar dan menuntun kehidupan kita.
- TUHAN berbicara melalui firman-Nya (Alkitab).
- TUHAN juga bisa berbicara kepada kita melalui orang maupun situasi tertentu.
- Roh Kudus yang diam diri kita senantiasa berbicara kepada kita untuk menginsafkan, mengingatkan, menegur, menasihati, menuntun untuk memperbarui diri kita.
- TUHAN tidak banyak berbicara, alias tidak ngobrol (engage in chit chat), tetapi TUHAN berbicara.
- TUHAN menyelidiki hati kita, oleh sebab itu jangan berpura-pura di hadapan-Nya. Jagalah kemurnian hati kita!
- Kesibukan, mengejar kesia-siaan, kekerasan hati berpotensi menghalangi kita mendengarkan suara-Nya.
Bagaimana kita mempersiapkan diri agar kita membuka diri pada tuntunan-Nya?
- Carilah Dia! (Yesaya 55:6). Mendekatkan diri kepada-Nya (Yakobus 4:8).
- Cintailah Dia! Cintailah firman-Nya!
- Merendahkan diri di hadapan-Nya.
- Bacalah firman-Nya dengan sangat perlahan dan merenungkannya! Jika kita sangat merindukan Dia dan membuka hati kepada firman-Nya, maka sekalipun yang kita baca adalah silsilah di dalam Alkitab, kita tetap mendapatkan pesan yang Dia ingin kita terima dari-Nya.
- Terus berlatihlah. Kita bagaikan anak bayi yang belajar mendengarkan suara orangtua kita. Sebagian besar perkataan orangtua kita tidak dimengerti oleh kita, tetapi kita terus belajar menangkap pesannya.
Akhir kata, kita harus memelihara disiplin rohani dalam hal berdiam diri, mempelajari dan merenungkan firman-Nya dengan tekun. Kiranya TUHAN menolong setiap kita.
Ps. Lan Yong Xing