Bagaimana Kita Bisa Bersaat Teduh Setiap Hari?

Saya menemukan banyak orang memulai bersaat teduh harian dengan berfokus pada "caranya" (how). Kemudian setelah berjalan beberapa waktu semakin jarang dan kemudian berhenti. Karena kuncinya bukan di HOW (bagaimana), tetapi di HEART (hati). Sebab apabila hati kita sangat mengasihi Tuhan, kita akan berjuang dan terus belajar bagaimana agar kita dapat menjalin persahabatan yang dekat dengan Tuhan.

Bersaat Teduh setiap hari bukan sebuah kegiatan agama. Bersaat Teduh juga bukan sebuah tugas. Bersaat teduh merupakan sebuah waktu yang dikhususkan (set a part) untuk bersama Tuhan secara pribadi (to be with God in person). Apa yang harus kita perhatikan dari waktu ke waktu agar kita dapat bersaat teduh setiap hari? Well, tentu kita harus memiliki pemahaman yang benar tentang bersaat teduh. Sederhananya, bayangkan saat teduh sebagai waktu khusus untuk duduk bersama Tuhan dan terus mendengarkan Dia. Atau berjalan bersama Tuhan di taman dan terus mendengarkan Dia. Untuk itu, bersaat teduh harian harus berlandaskan:

 

1. Mengasihi Tuhan dengan mendalam

Ulangan 11:1 "Haruslah engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya."

Kasih kepada Tuhan merupkan landasan penting. Semakin kita mengasihi Tuhan, semakin kita merindukan Dia. Semakin kita mengasihi Tuhan, semakin kita menyukai firman-Nya. Kasih kita yang mendalam kepada Tuhan akan memampukan kita untuk terhubung pada perasaan dan pemikiran-Nya.

2. Merindukan pengajaran-Nya

Yohanes 6:45  "Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku."

Bersaat teduh menjadi "ruang khusus" bersama Tuhan dan belajar dari Dia. Dengan bersaat teduh secara rutin setiap hari, hal tersebut akan meningkatkan kepekaan kita terhadap pimpinan-Nya setiap hari. Dia akan mengajar kita pada waktu saat teduh maupun sepanjang hari ketika kita sedang duduk, berdiri, berjalan, berbaring.

3. Menyimpan firman Tuhan di dalam hati

Ulangan 6:6 "Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan" (literal: simpan dalam hati)

Lukas 2:19  "Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya." Membangun kebiasaan menyimpan firman Tuhan di dalam hati kita.

Cinta pada firman-Nya mendorong kita untuk menyimpan firman-Nya di dalam hati. Kita tidak selalu mengerti firman Tuhan. Namun kasih kita terhadap firman-Nya membuat kita menyimpan firman-Nya di dalam hati.

4. Menjalin persahabatan dengan Tuhan

Yohanes 15:15 “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku."

Tuhan memberikan firman-Nya kepada sahabat-Nya karena sahabat-Nya menghargai (treasure) firman-Nya. Justru, jika kita tidak mau menjalin persahabatan dengan Tuhan, kita kehilangan kesempatan untuk menerima firman-Nya.

Saudara, kita akan sangat menikmati saat teduh harian (meditasi dengan firman Tuhan) apabila tujuan dan motivasi kita sudah jelas dan benar. Kita akan sangat menikmati waktu khusus tersebut dengan penuh sukacita dan bahkan sangat menantikannya.

Ps. Lan Yong Xing