Apakah Anda Mencintai Tuhan?

Apa yang sering membuat kita sedih itulah yang terpenting bagi kita. Apabila kita sedih karena perkataan orang tentang kita, pemikiran orang tentang kita, maka yang terpenting bagi kita adalah diri kita sendiri, ego kita. We are saddened by what is most important to us.

Bagaimana jika yang paling sedih bagi kita adalah apabila kita tidak bisa beribadah kepada Tuhan, tidak bisa memuji Dia, tidak bisa mendekatkan diri kepada-Nya? Inilah yang dirasakan oleh pemazmur yang dituangkannya di dalam Mazmur 137.

Pemazmur bersedih karena dirinya ditawan dan dibuang. Dalam kesedihannya, dia duduk sambil menangis. Pernahkah Saudara duduk sambil menangis sambil memohon Tuhan agar tidak membuang dirimu? Pernahkah Saudara duduk sambil menangis karena merasa tertawan? Apa yang menawan dirimu? Pikiran kita adalah yang paling sering menawan diri kita. Kita mengatakan yang baik itu jahat dan yang jahat kita katakan baik. Apabila pikiran kita tidak ditawan Kristus, maka kita menjadi tawanan pikiran kita sendiri. Mencintai Kristus berarti kita menyerahkan pikiran kita untuk menjadi tawanan Kristus. Artinya, kita datang kepada Kristus untuk pembaruan akal budi, pembaruan cara berpikir.

Mari kita perhatikan cara pikir pemazmur. Beberapa kali dia mengatakan, "Jika aku" (Mazmur 137:4-6)

Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem

Jika aku tidak mengingat engkau

Jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacita!

Kata "jika aku" yang digunakan oleh pemazmur, menyatakan kerinduannya yang sangat kuat untuk beribadah kepada Tuhan Yang Mahattingi. Ini merupakan ungkapan cinta-Nya kepada Sang Pencipta.

Kini fokus utama kita adalah Yerusalem spiritual. Yerusalem merupakan lambang perjumpaan kita dengan Tuhan. Kita menghadap Sion (nama lain untuk Yerusalem) demi memperoleh pangajaran-Nya (Yesaya 2:3). Pemazmur melihat hidupnya tidak bermakna apabila ia melupakan TUHAN.

Saudara, apabila pada saat ini Tuhan Yesus bertanya kepada-Mu, "Do you love Me?", apa responsmu? Akankah Saudara berkata kepada Tuhan Yesus, "Aku mengasihimu, aku mencari Engkau, aku rindu menjalin persahabatan dengan-Mu, jiwaku sangat haus dan merindukan firman-Mu. Ya Tuhan, ajarilah aku untuk mengenal Engkau."

Pemazmur mengekspresikan cintanya kepada Tuhan seperti ini, "Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair" (Mazmur 63:2).

Dari ekspresi pemazmur kita dapat mengerti bahwa cinta kita kepada Tuhan kita ungkapan kepada-Nya karena kerinduan kita yang mendalam untuk bersama Dia. In loving God, we love to spend time with Him. Cinta kita kepada Tuhan juga diekpresikan melalui ketaatan kita kepada-Nya.

Ps. Lan Yong Xing