Doa 7 Menit Bersama Yesus
SAAT TEDUH
Maukah Saudara jika Saudara mengonsumsi makanan hanya seminggu sekali? Firman TUHAN adalah roti (Mat. 4:4), susu (1 Pet. 2:2), kebutuhan batin (Ayub 23:12). Jadi, jika kita hanya menerimanya sekali seminggu, hal ini sama dengan mengonsumsi makanan spiritual sekali seminggu.
Mungkinkah kita menjalin relasi dengan TUHAN jika kita tidak mau mendekati Dia dalam Saat Teduh kita? Apabila kita tidak melakukan Saat Teduh harian, maka kita akan menjadi orang Kristen yang suam-suam (Why. 3:16). Hal ini sama dengan membiarkan Tuhan Yesus terus mengetuk pintu di luar (Why. 3:20) dan kita tidak bersedia mengundang Dia masuk (Luk. 24:28-39)? Kita terlalu sibuk dengan Tik Tok sehingga tidak membuka pintu bagi Kristus yang sedang “Tok Tok”. Begitu sibuknya sehingga kita melupakan Dia (Yer. 2:32). Tantangan utama Saat Teduh adalah hati kita yang terlalu “bising.” Kita perlu terlebih dulu meneduhkan hati kita. Saat Teduh dalam bahasa Inggris adalah quiet time, we must first quieten our hearts (kita perlu terlebih dulu meneduhkan hati kita) - DIAMLAH dan ketahuilah bahwa Akulah Allah (Mzm. 46:11) .
Menurut Rick Warren, tiga alasan mengapa orang Kristen TIDAK mempelajari firman TUHAN, pertama, tidak mengetahui caranya. Kedua, tidak termotivasi dan ketiga, malas. Setiap kita mempunyai 168 jam seminggu, jika kita mengatakan kita tidak mempunyai waktu, sebenarnya kita bukan tidak mempunyai waktu untuk berelasi dengan TUHAN, tetapi kita tidak merasa kita membutuhkan Dia. Seandainya TUHAN menuntut 10 persen dari waktu kita untuk Dia, maka kita berhutang 16,8 jam untuk Dia setiap minggunya. We have too many priorities, and thus we do not have time for Him.
Mengapa Saat Teduh adalah keharusan, dan bukan sebuah pilihan? Bagaimana kita mencari Kerajaan Allah (Mat. 6:33) tanpa bersaat teduh? Bagaimana mungkin kita menjadi sahabat-Nya tanpa bersaat teduh (Yoh. 15:14)? Dan bagaimana kita menjadi murid-Nya tanpa bersaat teduh (Yoh. 8:31). Apabila persahabatan kita dengan TUHAN semakin erat, Saat Teduh menjadi waktu yang menyenangkan, dan Saudara sangat merindukan bahkan ketika bersaat teduh Saudara akan berkata, “God, I miss you!”
Sebelum kita memulai Saat Teduh, kita harus memperhatikan sikap dan motivasi kita. Saat Teduh bukan untuk pemuasan intelektual. Saat Teduh merupakan suatu waktu yang dikhususkan secara sengaja (intentional) demi berjumpa dengan TUHAN. 7 Menit adalah waktu yang diperlukan untuk mulai membangun disiplin rohani tersebut. Dengan berjalannya waktu, Saudara akan secara alami merasakan bahwa 7 menit itu terlalu singkat. Satu hal yang paling fatal dalam bersaat teduh adalah ketika kita terus memeriksa durasi kita. Kita perlu ingat bahwa Saat Teduh bukan sebuah agenda yang sedang kita kerjakan. Saat Teduh yang baik sudah dipersiapkan dari malam sebelumnya dengan menyampaikan kepada TUHAN akan kerinduan kita untuk berjumpa dengan Dia besok.
Rick Warren menyarankan alur Saat Teduh dilakukan sebagai berikut: relax, request, read, reflect, remember, record, request.
1. Menantikan TUHAN (relax)
Kita tidak buru-buru untuk memaksa TUHAN berbicara. Ambillah setidaknya 1 menit untuk berdiam diri (relax). Diamlah! (Mzm. 46:10).
2. Berdoa (request)
Panjatkan doa pembuka yang singkat, misalnya, “TUHAN saya rindu mendengarkan suara-Mu. Sapalah diriku dengan firman-Mu.” Saudara juga dapat menggunakan Mazmur 139:23 atau Mazmur 119:18 sebagai doa pembuka.
3. Membaca (read)
Bacalah bagian Alkitab secara pelan. Pembacaan yang baik bersifat sistematis dari kitab ke kitab, dan bukan secara acak. Sebab Alkitab sangat sistematis, pembacaan secara sistematis mempermudah kita memahaminya.
4. Meditasi (reflect and remember)
Coba untuk mengingat satu kata atau satu kalimat dari bacaan yang kita baca. Renungkanlah (contemplate).
5. Menulis (record)
Tuliskan hasil perenunganmu dalam jurnal spiritualmu. Menulis mempermudah kita menginternalir (menjiwai) atau menerima perenungan kita di dalam jiwa kita. Banyak orang Kristen sulit bertumbuh selama bertahun-tahun karena mereka tidak menuliskan apa yang mereka pelajari. Sebenarnya, menulis (menuangkan dalam tulisan) memaksa kita berpikir secara sistematis.
6. Berdoa (request)
Bercakaplah dengan TUHAN baik itu meresponi hasil meditasimu. Untuk memandu doa kita, Rick Warren mengusulkan P-R-A-Y, yakni, Praise the Lord (memuji TUHAN), Repent (mengaku dosa dan memohon pertolongan-Nya agar kita dapat bertobat), Ask for yourself and others (menyampaikan permohonan kita dan sesama) dan Yield (berserah penuh kepada-Nya dalam ketaatan).
Meskipun Saat Teduhmu berakhir dan Saudara melanjutkan dengan aktivitasmu untuk hari yang baru, Saudara dapat mengingat kembali baik di siang, sore, atau malam hari apa yang Saudara renungkan.
Apabila Saudara dapat berdisiplin bersaat teduh setiap hari selama 3 - 6 minggu berturut-turut, maka disiplin tersebut sudah menjadi kebiasaanmu. Saudara pasti merasa tidak nyaman jika tidak berjumpa dengan TUHAN melalui Saat Teduh hari itu. Saudara akan sangat merindukan Dia. Penting untuk diingat bahwa Saat Teduh bukan ritual, tetapi relasi.
Pastor Lan Yong Xing