Artikel Perkataan Yang Mengguncangkan Hati
Yohanes 6:59-66
Bagaimana membangunkan orang yang terlelap dan tidurnya sulit dibangunin? Tidak ada cara lain selain harus diguncang-guncang, itupun belum tentu bangun. Apakah kita adalah orang kristen yang tertidur? Maksud saya bukan hanya tertidur saat mendengar khotbah, melainkan tertidur lelap memeluk agama kita. Orang kristen yang tertidur dalam kenyamanan, berpikir sudah terselamatkan karena KTP sudah kristen.
Ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Roti Kehidupan dan mengundang semua orang untuk memakan-Nya, perkataan ini dianggap keras dan tidak sanggup diterima (Yoh 6:25-58). Selain 12 murid, Yesus memiliki banyak pengikut yang juga disebut murid-murid-Nya. Yesus pun bertanya kepada mereka, “Apakah perkataan itu mengguncangkan kamu?” (Yoh 6:61). Yesus sedang bertanya, apakah kebenaran yang Kukatakan ini membuatmu bergejolak dan tidak dapat terima, hai orang-orang yang tertidur memeluk agama? Meskipun sudah terguncang, banyak murid-Nya bukannya bangun, mereka justru memilih mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia (Yoh 6:66). Mereka memilih untuk tetap tertidur.
Orang yang tertidur tidak tahu-menahu apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya. Mereka tidak mampu memahami perkataan Yesus yang telah mengguncangkan mereka tersebut adalah untuk membangunkan mereka. Sebab, Kebenaran Tuhan MENGHIDUPKAN, bukan menidurkan. Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup (Yoh 6:63). Perkataan Tuhan hanya dapat mengguncangkan hati yang mati. Sebaliknya, perkataan Tuhan akan menyuburkan dan menumbuhkan hati yang benar di hadapan-Nya.
Ketika kebenaran benar-benar hidup di dalam kita, kita pasti mengenal perkataan-Nya adalah perkataan hidup kekal. Banyak murid mengundurkan diri dari Yesus, tetapi kedua belas murid-Nya tetap bersama-Nya. Seperti pernyataan Simon Petrus, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Engkau memiliki perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu bahwa Engkaulah Yang Kudus dari Allah” (Yoh 6:68-69).
Firman Tuhan dapat berbicara kepada kita dalam kelemahlembutan, juga dalam guncangan yang bergejolak. Ketika perkataan Tuhan mengguncangkan hati kita, perhatikanlah! Mungkin ada yang tidak beres dalam diri kita sehingga kita begitu terguncang oleh perkataan-Nya. Jangan pergi dari-Nya, jangan menolak perkataan hidup kekal, sebab perkataan Roh menghidupkan. Biarlah kita menjadi murid Kristus yang bangun dan mengikut-Nya dengan setia.
Ps. Wennie Dong