Search

Artikel Mengapa Engkau Berpuasa?

Matius 17:21

Kata puasa diambil dari bahasa Ibrani tsom, dan juga bahasa Yunani nestia, yang keduanya mengacu pada praktik penyangkalan diri, dan mengenai penyangkalan diri ini, Tuhan Yesus pernah berkata Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Matius 16:24). Mengenai penyangkalan diri ini, B. J Boland mengatakan bahwa maksud menyangkal diri disini adalah bahwa kita tidak boleh hidup menurut kemauan sendiri atau begitu saja mewujudkan keinginan kita sendiri, sesuka hati, tanpa berdoa dan mengikutsertakan Allah, sehingga penyangkalan diri tidak boleh terlepas dari kehidupan doa, yang dilatih dan diekspresikan melalui puasa dimana kita menahan keinginan-keinginan diri kita, dan menaklukannya kepada Allah. Jadi, bukan kita lagi yang menguasai diri kita tetapi Allah. Dan dengan demikian kita dapat fokus pada Allah, dan mengikut-Nya dengan sungguh lagi. Oleh karena itu, tujuan dari berdoa puasa mestilah Allah sendiri, agar relasi kita lebih dekat dan intim lagi dengan-Nya.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai doa puasa; 1) bahwa di dalam Kekristenan, puasa tidak dapat terlepas dari kehidupan doa, sehingga ketika seseorang berpuasa sebagai bagian dari laku spiritualnya maka disaat bersamaan mestilah juga berdoa dan merenungkan firman Tuhan. Maka dari itu, puasa sering disebut dengan doa puasa. 2)Doa puasa sangatlah berakar di dalam Kekristenan yang telah menjadi latihan spiritual selama ribuan tahun, yang bertujuan agar setiap kita dapat menyangkal diri dan mengikut Yesus dengan lebih sungguh lagi. 3)Di dalam doa puasa kita mesti fokus kepada Allah, dan menaklukkan diri kita kepada-Nya saja, sehingga relasi kita semakin lama semakin intim dengan-Nya. 

Di dalam Markus 9: 14-29 terdapat sebuah kisah menarik dan menegangkan, dimana terdapat seorang anak yang kerasukan roh jahat, dan Tuhan Yesus kemudian mengusir roh jahat tersebut sehingga anak itu disembuhkan. Namun, setelah kejadian itu, murid-murid Tuhan Yesus bertanya kepada-Nya “mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu? dan jawab-Nya kepada mereka ‘jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan doa,’ ( Matius 17:21 “jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan doa puasa). Di sini kembali ditegaskan bahwa berpuasa merupakan satu paket dengan berdoa, dan berdoa juga tentu satu paket juga dengan merenungkan firman Tuhan. Maka dari itu, di dalam doa puasa kita mari kita senantiasa merenungkan firman-Nya, dimana pun kita berada dan apa pun yang kita sedang kerjakan.

Di atas, Tuhan Yesus berkata bahwa untuk jenis roh jahat tertentu hanya bisa diusir dengan cara doa dan puasa, atau jika dibahasakan ulang maka dapat dikatakan bahwa untuk menang melawan kekuatan-kekuatan jahat tertentu, yang membuat kita jauh dari Tuhan, menghalangi kita untuk bertumbuh, bahkan dapat merongrong damai sejahtera dan sukacita kita, semuanya hanya dapat dilawan, diusir dan dihalau melalui doa puasa. Jadi, doa puasa tidak hanya memberi kita kekuatan untuk mengusir kekuatan-kekuatan jahat dari luar diri kita itu, tetapi juga untuk melawan dan menundukkan keinginan-keinginan diri kita yang seringkali berlawanan dengan Tuhan, yang membuat kita tidak dapat hidup sesuai dengan hati dan perkenanan Tuhan.

Saat ini mari kita memeriksa setiap diri kita, hal-hal apa saja atau kekuatan-kekuatan jahat tertentu apa saja, ataupun keinginan-keinginanmu yang perlu disangkal dan taklukkan, sehingga kita dapat benar-benar hidup seturut hati dan kehendak-Nya?sehingga kita dapat mengarahkan hati dan pikiran kita untuk fokus pada-Nya di dalam doa puasa maupun di dalam keseharian hidup kita?saat ini bawalah semuanya pada-Nya dan mohonlah kekuatan dan pertolongan-Nya!

Ps. Malemmita