Search

Artikel Menerima Firman Allah Sebagai Firman Allah 领受神的道,这道实在是神的

1 Tesalonika 2:4; 12-13

Seorang misionaris, Dr. Renita Reed-Thomson pernah mengatakan,
"Hari Minggu adalah satu-satunya hari gereja tutup. Tujuan hari Minggu adalah Senin.”
Sunday is the only day church is closed. The purpose of sunday is monday.

Gereja tutup pada hari minggu karena kita berkumpul bersama untuk beribadah. Seperti halnya sebuah rapat, kita berdialog dengan Tuhan dan saudara seiman. Di dalam rapat tersebut, Tuhan menyatakan kehendak-Nya, visi-Nya dan hikmat-Nya. Di hari Minggu, Roh Tuhan menulis firman-Nya di dalam hati kita, sebagai surat Kristus.
2 Korintus 3:3
Sebab, telah ternyata bahwa kamulah SURAT KRISTUS yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Kemudian pada hari Senin, pintu gereja terbuka kembali agar terang Injil pergi dari gedung gereja  dan bersinar di tengah-tengah masyarakat. Inilah yang dimaksud Paulus ketika ia mengatakan, setiap kita adalah surat yang dikenal dan dibaca oleh semua orang (2 Korintus 3:2). Hidup kita dikenal dan dibaca orang banyak. Sikap kita ketika memesan makanan di cafe maupun kedai kopi, perkataan yang keluar saat menyetir mobil, cara kita mengambil makanan buffet di hotel, senyuman kita kepada boss besar dan tukang taman maupun postingan kita di sosial media. Gereja tutup pada hari Minggu dan buka kembali pada hari Senin agar gereja hadir di marketplace.

Ada waktu kita belajar menjadi murid Kristus. Ada waktu bekerja sebagai murid Kristus. Antara belajar dan bekerja adalah 2 sisi koin yang tidak terpisahkan. Setiap harinya kita belajar untuk bekerja dan kita bekerja untuk belajar.

Dalam bahasa yang digunakan Paulus, murid Kristus adalah orang yang menerima firman Allah.
1 Tesalonika 2:13
Karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah MENERIMA (δέχομαι déxomai) firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi - dan memang sungguh-sungguh demikian - sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.

Kata menerima berasal dari kata δέχομαι déxomai (Yunani) berarti menerima dengan sangat ramah (welcoming). Firman Allah di welcome bukan sebagai perkataan manusia, sekalipun disampaikan oleh manusia. Contoh sederhana misalnya, seorang adik memberitahu kakaknya, “Kak, persiapkan ruang tamu”. Kakaknya mungkin binggung maksudnya. Beda ceritanya jika adik berkata, “Kak, mama minta tolong persiapkan ruang tamu”. Kakak yang menerima pesan tersebut tahu sumbernya dari mama yang memiliki otoritas dan hal ini penting untuk dilakukan.

Setiap kita pasti tidak serta merta menerima perkataan orang. Kita akan melihat dari mana sumber perkataan itu dan apakah sumber tersebut dapat dipercaya. Siapa sumbernya itu sangat penting. Mungkin kita mendengar firman Tuhan dari mulut manusia, mungkin kita merenungkan dalam hati (yang juga adalah manusia). Jika saudara hanya mengkajinya sebagai ilmu pengetahuan (head knowledge), maka saudara hanya akan menambah wawasan. Berbeda cerita jika saudara menerima (δέχομαι déxomai) firman Allah sebagai firman Allah. Saudara terhubung dengan Tuhan di dalam roh. Roh Kudus yang ada di dalam kita akan mengajar saudara untuk memahami isi hati Allah. Dan ketika saudara menerima dengan sangat ramah - welcoming perkataan Tuhan, hidupmu pasti berubah. Karena PERCAYA - BELIEVE. Iman membawa kita untuk menyerahkan hidup kepada otoritas-Nya (submit to His authority).

“Yesus mengasihimu”
Coba ambil waktu sejenak dan renungkan firman Tuhan ini.
Apa yang sedang saudara alami saat ini? Dan bagaimana firman ini berbicara kepadamu?

Mungkin ada yang biasa aja, karena sering mendengar ini.
Mungkin ada yang terharu mendengarnya karena sedang mengalami pergumulan berat.
Mungkin ada yang merasa tidak layak dikasihi karena dosa tertentu.
Mungkin ada yang bertanya, benarkah Tuhan mengasihiku, mengapa membiarkan hidupku begini?

“Yesus mengasihimu” adalah kalimat favorit seorang lansia. Dia tidak tahu kisah reformasi gereja, tidak tahu nama teolog terkenal atau tidak memiliki pengetahuan luas tentang alkitab. Tetapi sejak ia menerima firman Allah sebagai firman Allah, yaitu Yesus Kristus mengasihinya, ia merasakan damai sejahtera yang tidak bisa diungkapkan dalam kata-kata. Sekalipun ia tidak mengerti bahasa Indonesia maupun mandarin, dengan setia ia beribadah. Perubahan seperti ini tidak dapat dijelaskan, tetapi nyata. Firman Allah BEKERJA di dalamnya karena ia PERCAYA. Simple faith but powerful.


Paulus membawa pesan Injil kepada masyarakat di Tesalonika. Tesalonika termasuk pusat kota yang besar dan maju. Lokasinya strategis karena terhubung dengan kota-kota lain melalui jalan darat dan laut melalui pelabuhan. Di situ banyak pebisnis dan perantau. Karena Tesalonika adalah Ibu kota, juga terdapat pejabat pemerintahan dan tentara. Kita mengenal istilah 现实的社会  xiànshí de shèhuì - masyarakat apa adanya, yang penuh kepentingan pribadi, tekanan dan realita pahit. Rasanya sulit bertahan (混不下去 hùn bù xiàqù) jika tidak menyenangkan orang lain. Terkadang firman Tuhan terdengar seperti dongeng yang indah (berlaku adil, sabar, murah hati) dan seninnya kembali ke realita yang melelahkan. 现实的社会 xiànshí de shèhuì yang kita lihat saat ini adalah akibat dari kejatuhan manusia.

Ada dua orang berada di dalam penjara. Di dalam sel yang sempit ada jendela kecil. Mereka sering memandangi jendela itu. Yang satu melihat tiang-tiang besi yang mengurungnya, dan hari demi hari ia semakin marah, sedih dan putus asa. Yang satu lagi memandang melalui jendela kecil itu pada bintang-bintang di langit. Ia menyesali perbuatannya, tetapi pemandangan tersebut memberi harapan kehidupan baru nantinya.

Perhatikan, keduanya memandang pada jendela yang sama. Ada terang yang bersinar masuk melalui jendela tersebut. Cahaya tersebut memampukan mereka melihat dengan jelas. Namun, dengan cahaya yang ada, yang satu melihat jelas tiang besi dan tembok dingin yang mengurungnya. Dan yang lain memandang kepada indahnya kebebasan dan harapan untuk bebas.

What you see matters to your understanding.

Apa yang Anda lihat memengaruhi pemahamanmu.

Terang firman Tuhan seperti cahaya yang menyinari kita. Tuhan adalah kudus, firman-Nya adalah kudus. Kekudusan Tuhan menyingkapkan dosa manusia, seperti terang yang menampakkan (expose) dosa di kegelapan. Memang benar bahwa kita perlu menyelidiki dan melihat jelas dosa kita, tetapi melihat dosa saja sangat menyakitkan. Seseorang bisa putus asa dengan hidupnya jika ia berhenti hanya dengan melihat dosanya. 

Ada hal yang Tuhan lihat yang mungkin belum kita lihat. Tuhan melihatmu (God sees you).
Lukas 15:8
Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu dirham, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?

Pelita dinyalakan bukan untuk melihat betapa kotornya dirham/koin tersebut. Pelita dinyalakan dengan tujuan untuk menemukan kita. Dan setelah ditemukan, kita dibersihkan dan dikuduskan oleh-Nya.

Ketika berada di dalam kegelapan, kita sangat membutuhkan terang. Dan respons yang benar ketika melihat terang adalah mendekati terang tersebut. Bukan melihat pada besi berkarat yang  mengurung kita, tetapi kepada sumber terang tersebut. Terang Tuhan adalah undangan agar kita datang dan mengikut-Nya.
Yohanes 8:12
Yesus berkata lagi kepada mereka, “Akulah terang dunia. Siapa yang mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang kehidupan”.

Kita memang hidup di tengah dunia yang berdosa, tetapi Tuhan memanggil kita untuk melihat (see beyond). Lihatlah kepada sumber terang. Lihatlah karya penebusan Yesus Kristus di atas kayu salib. Salib adalah solusi Tuhan untuk kejatuhan manusia. Kita tidak dapat melawan dosa dengan memandang kepada dosa. Kita dipanggil untuk memandang kepada Kristus yang sudah mengalahkan dosa. Di atas kayu salib, Kristus membuka lebar tangan-Nya untuk menerima kita kembali sebagai milik-Nya. Bagian kita adalah menerima penebusan dan pengampunan-Nya. Roh-Nya yang terus bekerja yang dapat memutuskan belenggu dosa, jika kita mau menerima dan menyambut terang Tuhan.

Injil inilah yang Paulus bawa ke Tesalonika.

1 Tesalonika 2:4
Sebaliknya, sama seperti Allah telah menganggap kami layak sehingga Ia mempercayakan Injil kepada kami, demikianlah kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk MENYENANGKAN ALLAH yang MENGUJI HATI kita.

Benar bahwa setiap harinya kita seperti di dalam medan pertempuran, tetapi percayakah saudara bahwa firman Tuhan adalah senjata yang ampuh? Di tengah 现实的社会 xiànshí de shèhuì, setiap murid Kristus dipanggil untuk membawa pesan Injil - kebenaran yang MENYENANGKAN ALLAH. Tuhan menguji hati manusia. Kita tidak dapat mengikuti pola dunia yang 现实. Murid Kristus memiliki kesadaran bahwa hidupnya bertanggung jawab kepada Tuhan. Kesadaran ini membuat kita melakukan segala sesuatu dan mengatakan apapun untuk menyenangkan Tuhan.

Tuhan menyelidiki hati manusia. Tuhan bisa menenangkan hati manusia yang gelisah. Ada juga orang yang berlaku jahat tanpa merasa bersalah. Tuhan bisa mengentarkan hati manusia yang terlalu tenang, seperti yang pernah Tuhan lakukan pada zaman Musa (Kel. 23:27), di Kanaan pada zaman Yosua (Yosua 2:9-11) dan ketika Yonatan melawan Filistin (1 Sam. 14:15).

1 Tesalonika 2:12
dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.

Hidup kita dikenal dan dibaca ketika kita memasak mie pangsit maupun mie sagu, jual barang bangunan, menjadi ibu/bapak kos, mengajar sebagai guru les/musik, memimpin sebagai kepala kepolisian, mendidik anak sebagai ibu/bapak rumah tangga maupun bekerja di balik layar komputer. Dimana-mana kita tidak hanya membawa identitas sebagai murid Kristus, tetapi juga pesan yang mengalir dari dalam diri kita. Pesan seperti apa yang kita bawa kemana-mana?

Kristus memanggil kita ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya agar hidup kita sesuai dengan kehendak Allah. Kristuslah Raja pada hari Minggu yang menyinari kita dengan terang firman-Nya. Kristuslah Raja kita pada hari-hari selanjutnya yang memimpin kita membawa terang firman-Nya ke dalam dunia yang membutuhkan terang.


Wennie Dong