Search

Artikel Berdiam Diri dan Belajar dari TUHAN

Habakuk 2

Maukah Anda belajar mendengarkan suara TUHAN? Apa yang menyebabkan kita tidak bisa mendengarkan suara TUHAN? Kita tidak dapat mendengarkan suara TUHAN karena kita tidak percaya Dia bisa berbicara. Kita tidak percaya Dia peduli pada kehidupan kita sehingga Dia ingin mengajar dan menasihati kita. Kita tidak percaya Dia mau memberitahu kita rancangan-Nya untuk kita. Kita tidak mau menaati perintah-Nya dan tidak mau dibimbing-Nya. Karena demikian, kita jadi tidak mengenal suara Gembala kita sendiri.

Habakuk mengenal suara Gembalanya. Dia mengadu kepada TUHAN tentang ketidakadilan yang terjadi. Dia memohon pembalasan dan keadilan TUHAN. Yesus Kristus pernah mengatakan, "Tidakkah Allah akan memberi KEADILAN kepada orang-orang PILIHAN-NYA yang siang malam BERSERU kepada-Nya?" (Lukas 18:7).

Habakuk tidak hanya berseru, tetapi dia menantikan Allah. Habakuk BERDIRI, BERTAHAN untuk MELIHAT apa yang akan difirman-Nya, apa yang akan dijawab-Nya (Habakuk 2:1).

TUHAN memerintahkan Habakuk untuk menulis dan mengukir perkataan-Nya (Habakuk 2:2). Kita mungkin tidak mengukir, tetapi kita dapat menulis di dalam jurnal rohani kita. Dalam jawaban-Nya, TUHAN menegaskan bahwa sekalipun keadilan datangnya lambat, tetapi nantikanlah sebab keadilan pasti akan datang (Habakuk 2:3).

TUHAN mengingatkan untuk tidak mengejar kesia-siaan, yakni "bersusah-susah untuk api" dan "berlelah-lelah untuk yang sia-sia" (Habakuk 2:13). Sebaliknya, nantikanlah pengajaran-Nya. Berdiam diri menantikan pengajaran-Nya jauh lebih penting. TUHAN mengatakan, "TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!" (Habakuk 2:20).

Dari Habakuk kita belajar untuk berani mengadu, dan setia menantikan firman-Nya. Sebab, TUHAN ingin mengajar kita. Maukah Anda berdiam diri di hadapan-Nya?

 

Ps. Lan Yong Xing