Search

Artikel Benarkah Semuanya Sia-Sia?

Pengkhotbah 1:14

Sehebat apa pun seseorang dan prestasinya akan dilupakan orang setelah beberapa generasi. Ketika seseorang semakin banyak mengumpulkan, maka seringkali membuatnya semakin rentan untuk khawatir, takut, stress, dan depresi sehingga ia tidak dapat menikmati apa yang telah dikumpulkan dan dikerjakannya! Ada yang dapat menikmati apa yang dikumpulkan dan dikerjakannnya, tetapi makin lama ia ingin yang lebih bagus, lebih cepat, lebih hebat, sehingga pada akhirnya kebosanan lah yang melanda. Belum lagi kematian datang kepada setiap orang tanpa pandang bulu, kematian tertawa terbahak-bahak menertawakan orang-orang yang dengan gigihnya mengumpulkan banyak baginya tetapi tidak sempat menikmatinya! Jika demikian, benarkah semuanya sia-sia? Jika sia-sia (sangat singkat) untuk apakah Anda dan Saya hidup? Untuk apa berjuang sedemikian keras dalam menempuh studi, untuk membangun keluarga, untuk membangun usaha, dst?

Pengkhotbah 1: 14 mengatakan “Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin”. Benar, seperti yang dikatakan oleh Pengkhotbah bahwa segala sesuatu di bawah matahari memang sia-sia sebab semuanya singkat. Jika segala sesuatu di bawah Matahari sia-sia apa solusinya, apakah semuanya percuma saja? Tentu tidak, sebab solusinya ada di atas Matahari! Yakni Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat setiap kita yang percaya kepada-Nya. Tanpa Dia, segala sesuatu di bawah matahari memang sia-sia, tetapi di dalam Dia dan bersama-Nya segala sesuatu tidaklah pernah sia-sia sebab Ia telah memberikan diri-Nya ditaklukkan kepada Kesia-siaan agar setiap kita yang percaya dan taat pada-Nya tidak lagi hidup di dalam Kesia-siaan.

Apa pun yang kita lakukan menjadi bermakna bersama-Nya sebab apa pun yang kita lakukan adalah mengekspresikan seluruh talenta yang kita miliki dari-Nya sebagai orang-orang yang hidup menurut gambar dan rupa-Nya. Hidup menjadi bermakna karena kematian hanyalah pintu menuju hidup bersama-Nya di dalam kebahagiaan yang kekal. Tuhan Yesus telah menaklukan diri-Nya kepada Kesia-siaan dengan turun ke dalam dunia ini dan berkorban demi kita agar hidup kita tidak lagi sia-sia. Maukah engkau sungguh-sungguh menaklukkan dirimu kepada-Nya? Bagaimana selama ini iman percayamu kepada-Nya menolongmu dibalik semua rutinitas di dalam keseharian hidupmu?

Ev. Malemmita