Pendalaman Alkitab SURAT KEPADA JEMAAT DI GALATIA
Surat kepada jemaat Galatia memuat semangat pelayanan Paulus, tetapi juga mengandung sarkasme dan amarahnya. Paulus menyebut mereka sebagai “Orang-orang Galatia yang bodoh” (3:1). Di sini lain, Paulus menganggap mereka sebagai “anak-anaknya” (4:19). Dalam surat tersebut, kita dapat menyaksikan frustasi Paulus karena sebagian jemaat Galatia meninggalkan kebenaran Injil. Paulus mengekspresikan betapa dirinya sangat menderita karena mereka (4:19). Karena perkataannya yang sangat tajam, surat Galatia juga dikenal sebagai surat amarah Paulus atau a bad tempered letter.
Beberapa orang di dalam jemaat Galatia sangat membenci Paulus dan menjadi oposisinya. Paulus menyebut mereka sebagai penyusup karena mereka memasukkan ajaran-ajaran (injil yang berbeda) yang menyesatkan jemaat Kristus tersebut. Hal ini mungkin karena Paulus mengingat ajaran Yesus tentang Iblis yang juga akan menaburkan orang-orangnya di tengah jemaat Kristus (Matius 13:25). Mereka berusaha untuk meng-diskredit Paulus dengan mempertanyakan kerasulannya. Paulus menuangkan amarahnya kepada para oposisinya. Paulus bagaikan menjadi “pengganggu” damai sejahtera kehidupan jemaat Galatia. Paulus menyebut orang-orang tersebut sebagai “orang yang mengacaukan” atau “pengacau” (1:7). Yang pasti mereka pasti sangat kesal dan marah terhadap Paulus. Mungkin Paulus sudah sangat kesal dan jengkel sehingga dia menggunakan kata-kata yang sangat tajam, misalnya “Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya!” (5:12).
Paulus bahkan mengajukan pertanyaan retorika kepada jemaat Galatia, “Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?” (4:16). Paulus memperingatkan jemaat Galatia untuk berhati-hati agar tidak terpengaruhi (4:18) karena daya rusaknya (5:9). Hati Paulus pasti sangat sedih mengetahui betapa jemaat Galatia dirusak oleh perbuatan Musuh Kristus.
Surat Paulus diakhiri dengan nasihat untuk menjadi ciptaan baru (6:15) dan hidup sebagai milik Yesus (6:17).
Ps. Lan Yong Xing