Search

Pendalaman Alkitab KITAB YAKOBUS

Surat Yakobus tidak dikirim kepada jemaat tertentu. Sebaliknya, surat tersebut ditujukan kepada kedua belas suku di perantauan (1:1). Dengan kata lain, surat tersebut ditujukan kepada jemaat yang lebih luas. Surat tersebut juga sangat mudah dibaca karena kontennya yang sangat praktis. Surat tersebut tidak panjang, mudah dibaca dan bahkan dapat diselesaikan dalam satu kali membaca. Yakobus juga menggunakan ilustrasi yang mudah dipahami seperti cermin, lidah, uap dan pengusaha.

Martin Luther termasuk orang yang menolak kitab Yakobus. Namun John Calvin tidak sependapat dengan Luther. Menurut John Calvin kitab Yakobus justru memberikan keseimbangan yang baik untuk tulisan Paulus.

Tidak setiap orang menyetujui bahwa Yakobus adalah sebuah surat, sebab kontennya leibh berupa khotbah-khotbah pengajaran yang pendek dan praktis. Dalam menyampaikannya, Yakobus mengutip perkataan Yesus, yakni Yakobus 5:12 dikutip dari perkataan Yesus yang dicatat di dalam Matius 5:33-37.

Siapakah Yakobus yang menulis kitab tersebut?

Yakobus anak Zebedeus dihukum mati oleh Herodes Agrippa I (Kisah Para Rasul 12:2) pada sekitar tahun 44. Sedangkan kitab tersebut diyakinkan bukan karya penulisan seawal itu. Maka kemungkinan Yakobus yang menulis kitab Yakobus ini adalah Yakobus adik Yesus Kristus (Matius 13:55; Markus 6:33) yang percaya kepada Yesus Kristus setelah kebangkitan-Nya (1 Kor. 15:7; Yohanes 7:5). Dialah yang kemudian menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem (Kis. 12:7). Kitab tersebut mungkin ditulis sekitar tahun 62, yakni sebelum dia dihukum mati.

Apa yang menjadi pesan utama dari Yakobus? Saya percaya pesan utama Yakobus adalah mengejar keutuhan spiritual (spiritual wholeness). Teguran Yakobus sangat tajam, terutama ketika dia menggunakan istilah "Hai kamu, orang-orang yang tidak setia!" (4:4). Kata "tidak setia" diterjemahkan dari μοιχαλίς moichalis, yang berarti "berzinah". Yakobus sangat menentang sikap "mendua-hati" (1:8; 4:8).

Bagaimana kita bisa membangun kehidupan spiritual yang utuh? Ternyata, pesan utamanya adalah tidak mendua-hati, melainkan setia kepada Allah. Dalam kesetiaan kepada Allah, kita dipanggil untuk tekun menghadapi penderitaan, hidup dengan hikmat dari Allah, setia melakukan firman Allah yang kita tanamkan di dalam hati kita, berani untuk tidak memandang muka, menghidupi iman dengan perbuatan, berkata-kata dengan bijak, berdoa dengan benar dan seterusnya.

 

Ps. Lan Yong Xing