Pendalaman Alkitab KITAB ROMA
Kitab Roma adalah sebuah surat yang berisi penjelasan menyeluruh tentang Injil. Surat ini ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Roma. Saat itu orang-orang Yahudi baru saja kembali ke Roma setelah sebelumnya diusir oleh Kaisar Claudius dari Kota Roma. Ketika orang-orang Yahudi Kristen kembali ke Roma, mereka mendapati orang-orang Kristen non-Yahudi begitu jauh hidupnya dari hukum Taurat. Hukum Taurat yang dimaksud di sini adalah hukum-hukum seperti sunat dan hari Sabat. Orang-orang Yahudi Kristen menganggap bahwa orang-orang non Yahudi harus menaati hukum-hukum itu untuk dapat masuk ke dalam komunitas umat Allah. Paulus mengetahui masalah itu dan menyadari bahwa orang-orang Kristen di Roma perlu mengetahui dengan menyeluruh mengenai makna dari kematian dan kebangkitan Yesus bagi segala bangsa. Makna kematian dan kebangkitan Yesus itulah Injil yang dijelaskan oleh Paulus di dalam surat kepada jemaat di Roma.
Penjelasan Paulus tentang Injil dan pengaruhnya di dalam kehidupan komunitas umat Allah yang ada di kitab Roma setidaknya bisa dibagi menjadi 4 bagian:
1. Kebenaran Allah dan kebersalahan manusia (1-4)
Bagian ini menjelaskan bahwa semua manusia berdosa dan bersalah di hadapan Allah, baik orang non-Yahudi dan orang Yahudi. Oleh karena itu, hanya Allah yang benar dan dapat mengubah status manusia yang bersalah menjadi benar. Manusia tidak dapat mengubah status kebersalahannya dengan menaati hukum Taurat. Oleh karena itu, Yesus yang tidak bersalah menanggung semua kebersalahan kita di kayu salib sehingga kita tidak lagi bersalah di hadapan Allah. Maka, semua orang yang percaya kepada Yesus tidak lagi bersalah di hadapan Allah dan mereka masuk ke dalam komunitas umat Allah serta terus mengalami transformasi hidup.
2. Kemanusiaan yang baru (5-8)
Kita tadinya berdosa sebagaimana kita adalah keturunan Adam yang telah jatuh ke dalam dosa. Namun, kini kita berada di dalam Kristus yang adalah Adam yang baru sehingga kita tidak lagi di dalam status berdosa dan bersalah, melainkan benar di dalam Kristus. Kita telah mati bagi dosa sama seperti Kristus telah mati di kayu salib. Lalu, sama seperti Kristus telah bangkit, kita pun telah bangkit dan memiliki hidup yang baru. Itulah makna baptisan yang diterapkan oleh orang percaya. Kita kini memiliki hidup yang baru, yaitu hidup menurut Roh. Sulit untuk menaati hukum Taurat dengan ketaatan kita sendiri. Namun dengan hidup oleh Roh, kita memiliki keinginan untuk menaati hukum Taurat yang berisi kehendak Allah.
3. Janji Tuhan atas Israel (9-11)
Dengan memilih orang-orang dari luar bangsa Israel, apakah berarti Tuhan meninggalkan Israel yang adalah umat pilihan-Nya? Tidak, Tuhan setia kepada janji-Nya dan kepada umat pilihan-Nya. Dari Abraham, Tuhan telah memilih Ishak menjadi umat pilihan-Nya dan bukan Ismael. Dari Ishak, Tuhan telah memilih Yakub dan bukan Esau. Kini Tuhan memilih orang percaya sebagai umat pilihan-Nya dan bukan Israel secara daging saja. Tuhan mengubah penolakan orang-orang Israel terhadap Yesus menjadi sebuah anugerah, yaitu bangsa-bangsa lain kini menerima Yesus dan menjadi umat pilihan-Nya.
4. Gereja yang bersatu (12-16)
Dengan semua pemahaman tentang Injil yang telah dijelaskan, maka sewajarnya umat Tuhan itu bersatu. Perbedaan antara orang Yahudi Kristen dan Kristen non-Yahudi janganlah membuat umat Tuhan menjadi terpecah. Jangan sampai hal-hal yang sekunder atau tidak esensial di dalam kekristenan memecahkan kesatuan umat Tuhan. Biarlah orang Yahudi Kristen dan Kristen non-Yahudi hidup bersama sebagai umat Tuhan dan kasih karunia nyata di dalam hidup mereka bersama.
Demikianlah Paulus menjelaskan Injil sebagai kekuatan Allah. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya, baik Yahudi dan non-Yahudi. Melalui iman akan Injil yang adalah berita baik tentang keselamatan dari Tuhan melalui kematian dan kebangkitan Yesus, orang-orang percaya akan hidup sebagai umat Tuhan.
Sdr. William Alexander