Search

Pendalaman Alkitab KITAB KELUARAN

I. Israel di Mesir

A.  Perbudakan di Mesir (1)

B.  Kelahiran, masa muda dan panggilan Musa (2-4)

C.  Penganiyaan Firaun (5:1-6:13)

D.  Nenek moyang Musa & Harun (6:14-27)

E.  10 Tulah dan Paskah (6:28-12:36)

II. Perjalanan dari Mesir ke Sinai

  1. Keluar dari Mesir (12:37-14:31)
  2. Nyanyian Musa (15:1-21)
  3. Padang Gurun Syur (15:22-27)
  4. Padang Gurun Sin (16)
  5. Batu di Rafidim (17)
  6. Yitro dan Musa (18)

III. Perjanjian dan Hukum di Sinai

  1. Persiapan Perjanjian (19)
  2. 10 Hukum (20:1-17)
  3. Peraturan Perjanjian (20:18-23:33)
  4. Pengikatan Perjanjian (24)
  5. Kemah Suci (25-40
    a. Persembahan Khusus (25-27)

b. Imam (28-29)

c. Perabot (30)

d. Tukang (31:1-11)

e. Sabat (31:12-18)

f. Pelanggaran Perjanjian (32)

g. Yahweh dan Musa (33)

h. Pembaharuan Perjanjian (34)

i. Pembangunan Kemah Suci (35-38)

j. Pakaian imam (39)

k. Pengudusan Kemah Suci (40)

 

A. PEREKONOMIAN YANG MENGEKSPLOITASI DAN MENINDAS

Firaun merasa takut terhadap jumlah orang Israel yang bertambah banyak (1:7) sehingga mereka memutuskan untuk bertindak sesuai apa yang mereka pandang bijaksana untuk menekan bangsa Israel (1:10). Hal ini menggambarkan karena kerakusan dan ketakutan manusia mengeksploitasi dan menindas. Firaun tidak memandang kehadiran orang Israel sebagai berkat, melainkan sebagai ancaman. Karena merasa takut, Firaun memerintahkan pembunuhan terhadap semua bayi laki-laki yang lahir (Kel. 1:15-16; 22).

 

Pekerjaan: Karya atau Beban?

Mereka dianggap sebagai pemalas dan beban kerja mereka ditambah (Kel. 5:8)

Mereka diikat dengan pekerjaannya (Kel. 5:9)

Mereka didesak “selesaikanlah pekerjaanmu” (Kel. 5:13)

Pemalas kamu, pemalas! (Kel. 5:17)

PERTANYAAN REFLEKTIF: Bagaimana Saudara memandang pekerjaanmu: Beban atau Karya? Mengejar target atau mengusahakan kesejahteraan bersama?

B. LET MY PEOPLE GO! TOWARD FLOURISHING LIFE

TUHAN bersabda, “Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung…Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia BERIBADAH kepada-Ku (Kel. 4:22-23).
“Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan PERAYAAN bagi-Ku di padang gurun” (Kel. 5:1).
Puncak dari ciptaan adalah (Kej. 2:1-2) ibadah dan begitu juga dengan puncak dari karya keselamatan juga adalah ibadah (Why. 22:3-4).
PERTANYAAN REFLEKTIF: Apa kaitan pekerjaan dengan ibadah? Apabila kita memisahkan pekerjaan dengan pelayanan (atau ibadah) maka hidup kita menjadi “work and ritual liturgy”. Sebaliknya, apabila kita menyatukan pekerjaan dan pelayanan ibadah sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan maka yang kita peroleh adalah “liturgy of life” yakni seluruh kehidupan kita merupakan sebuah liturgi ibadah bagi Allah.

C. KEHIDUPAN YANG SEMPIT DAN KEMPIS: PENGERASAN HATI 

Alkitab mencatat "Tuhan mengeraskan hati Firaun" dan juga "Firaun mengeraskan hatinya" sendiri. Di Mesir Firaun dianggap sebagai anak tuhan. Dia bersikeras menentang TUHAN (Kel 5:1-3). TUHAN sudah menyadari akan kekerasan hati Firaun (Kel 3.19-20). Walaupun TUHAN sudah menunjukkan kekuasaan-Nya, Firaun tetap saja tidak mengizinkan umat TUHAN untuk beribadah kepada TUHAN (7.3-4). Firaun terus mengeraskan hatinya (7.8-8.32). Walaupun para ahli (magician) mengatakan bahwa mereka tidak sanggup menentang TUHAN, tetapi Firaun tetap saja mengeraskan hatinya (8.19). Kitab Keluaran dimulai dengan Firaun yang mengeraskan hatinya terhadap TUHAN dan kemudian diakhiri dengan bangsa Israel yang mengeraskan hati mereka terhadap TUHAN (Kel. 34:9).

D. DOMBA PASKAH SEBAGAI JALAN MENUJU KEHIDUPAN YANG BERKEMBANG
Di Kitab Kejadian, Anak Domba mengubah pola ibadah Abraham. Kini, anak domba membebaskan bangsa Israel dari perbudakkan di Mesir. Bagian ini kemudian menunjukkan Kristus, Domba Allah yang duduk di atas takhta (Why. 5).

E. PERJANJIAN (COVENANT) BAGI KEHIDUPAN YANG BERKEMANG
TUHAN ingin bangsa Israel menjadi harta kesayangan-Nya, kerajaan imam, bangsa yang kudus (Kel. 19:5-6). Kemudian TUHAN memberikan 10 Hukum Taurat sebagai dasar dari Perjanjian. TUHAN juga memberikan hukum-hukum Taurat lainnya untuk dipelihara oleh bangsa Israel agar mereka menjadi bangsa yang berbeda, kerajaan imam.

F. KEKAYAAN YANG MEMBELENGGU
Ketika didesak bangsa Israel, Harun yang sebagai imam dan gembala umat seharunys menolak permintaan mereka. Namun yang menyedihkan, ia malah meminta umat mengumpulkan emas dan meleburkannya menjadi anak lembu emas. Dan kemudian memimpin umat untuk menyembah anak lembu emas sebagai allah yang menuntun mereka keluar dari Mesir (Kel. 32).

H. PERSAHABATAN MUSA DENGAN ALLAH MENUJU KEHIDUPAN YANG BAIK
Bagian Kitab Keluaran yang paling menarik perhatian saya adalah persahabatan Musa dengan Allah. TUHAN yang bersahabat dengan Musa (Kel. 33:11) berjanji bahwa Ia akan membimbing dan memberikan Musa ketentraman (Kel. 33:14). Dan saya sangat terharu ketika membaca permohonan Musa kepada TUHAN ketika TUHAN ingin membinasakan bangsa Israel (Kel. 32:9-10) disertai dengan sebuah janji bahwa TUHAN akan menjadikan Musa suatu bangsa yang besar. Bukankah ini sebuah tawaran yang luar biasa? Musa tidak tergiur oleh tawaran TUHAN, sebaliknya, Musa mencoba melunakkan hati TUHAN (Kel. 32:11). 

Kemudian Musa menegur bangsa Israel dengan keras. Bangsa Israel telah menjadi bagaikan kuda terlepas dari kandang karena Harun telah melepaskannya (Kel. 32:25). Yang menyedihkan, Harun tidak merasa bersalah, ia malah menyalahkan bangsa Israel (32:22-24). Kontras dengan sikap Harun, Musa menghadap Allah dan memohon bagi bangsa Israel. Musa berkata kepada bangsa Israel: “Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu” (Kel. 32:30). Perhatikan bahwa Musa menggunakan kata “mungkin”. Dia tidak pasti, tetapi dia akan mengupayakan. Ketika menghadap TUHAN, Musa berkata,

“Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis” (Kel. 32:31-32).

Musa bersedia menukarkan keselamatan dirinya sendiri dengan keselamatan bangsa yang ia pimpin. Ternyata, Paulus juga memiliki hati seperti demikian ketika ia menulis, “Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum bangsaku secara jasmani” (Rm. 9:3). Kita jadi diingatkan dengan perkataan Yesus, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13).

Apa respon TUHAN terhadap permohonan Musa?

Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu; tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka” (Kel. 32:33-34).

Kemudian Allah memutuskan untuk mengambil jarak dengan bangsa Israel (Kel. 33:3; 5). Namun Musa mendirikan sebuah Kemah Pertemuan di luar perkemahan bangsa Israel untuk mencari TUHAN. Di sanalah, TUHAN berbicara dengan Musa seperti seorang berbicara kepada temannya (Kel. 33:11). Kemudian kitab Keluaran diakhiri dengan peristiwa Musa mendirikan Kemah Suci dan Kehadiran Kemuliaan TUHAN. Dan juga diberikan sebuah catatan kecil yakni Musa tidak dapat memasuki kemah pertemuan (40:35). 

POINTS TO PONDER
TUHAN membenci penindasan dan eksploitasi
TUHAN ingin kita menjadi harta kesayangan-Nya, kerajaan imam, dan bangsa yang kudus
TUHAN ingin setiap kita menguduskan diri (19:22).
TUHAN menetapkan pakaian untuk dipakai apabila imam menyelenggarakan kebaktian (39:1)
TUHAN rindu bersahabat dengan kita. Bagaimana kita menjalin persahabatan dengan Allah?

Eksploitasi dan perbudakan merupakan musuh kehidupan yang baik dan mekar.
Kehidupan yang mekar atau berkembang tidak terlepas dari kehidupan ibadah.

 

Ps. Lan Yong Xing