Search

Pendalaman Alkitab Allah Trinitas dalam Kehidupan Saya

Dalam berelasi dengan Tuhan, saya semakin diyakinkan bahwa saya membutuhkan Tiga Pribadi Allah untuk bisa mengenal Dia dan dekat pada-Nya. Mengapa demikian?

Semakin mencari TUHAN dan mendekatkan diri kepada-Nya, semakin saya menemukan keterbatasan dan keberdosaan saya. Semakin dekat kepada TUHAN, saya semakin merasakan kekudusan dan kasih setia-Nya. Saya menemukan saya tidak mungkin bisa mempunyai akses kepada Allah. Saya tidak dapat mendatangi Dia, karena tidak ada akses atau jalan kepada-Nya. Moralitas dan kebaikan saya, tidak akan mungkin dapat mencapai Dia. Saya juga menemukan saya tidak mungkin sanggup berada di hadirat Allah, sebab Dia mahakudus, mahatinggi, dan mahabesar. Saya bahkan tidak sanggup memperbaiki diri saya menurut cara yang dikehendaki-Nya. Saya juga tidak sanggup beribadah kepada Dia menurut cara yang berkenan kepada-Nya.  Segala perbuatan baik saya juga tidak dapat mencapai standar keindahan dan kemuliaan-Nya. Saya menemukan diri saya berada di jalan buntu. Saya tidak dapat menggapai-Nya.

Namun di luar duga saya, Tuhan berkenan mendekatkan Diri-Nya kepada saya melalui Kristus Yesus. Sebab barangsiapa melihat Kristus telah melihat Bapa. Kristus adalah Tuhan. Kristus memperkenalkan Tuhan sebagai Bapa saya. Karena melalui Kristus, saya diberikan kuasa untuk menjadi anak Bapa, milik kesayangan-Nya. Saya menemukan ternyata yang paling mewakili Tuhan, bukan nabi, juga bukan imam, tetapi Tuhan sendiri. Yang paling layak untuk memperkenalkan Tuhan adalah Tuhan sendiri. Saya jadi semakin mengerti mengapa Kristus adalah Imam Besar yang menghubungkan saya yang lemah dan berdosa ini dengan Bapa yang mahakudus.

Dalam diri Kristus Yesus, saya dapat menyaksikan kasih Allah yang nyata melalui ketaatannya yang sempurna. Siapa yang paling dapat mewakili Allah jika bukan Allah sendiri? Siapa yang paling dapat mewakili manusia di hadapan Allah jika bukan manusia yang sempurna, yakni Allah yang menjadi manusia? Saya jadi mengerti betapa saya sangat membutuhkan Yesus Kristus untuk mewakili saya di hadapan Bapa yang kudus. Sekalipun saya berjuang keras untuk membebaskan diri saya dari belenggu dosa, saya tetap tidak sanggup. Saya selalu tidak menaati Tuhan. Ketika Tuhan memanggil saya untuk bijaksana, saya tidak bijaksana. Ketika Tuhan memanggil saya untuk diam di hadapan-Nya, saya tidak bisa diam. Ketika Tuhan memanggil saya untuk jangan khawatir, saya masih khawatir. Ketika Tuhan berkata, “Jangan takut!”, saya masih takut. Saya membutuhkan pertolongan. Saya sangat bersyukur karena Kristus bersedia menjadi Imam Besar saya mewakili saya di hadapan Bapa. Jika tidak, saya pikir saya memang harus dibuang oleh Tuhan dan dicampakkan ke dalam neraka.

Saya juga bersyukur Kristus mengerti kelemahan-kelemahan saya. Dia adalah Gembala Agung yang mengerti penderitaan saya. Karena Kristus, saya tidak dapat lagi mengeluh, “Tuhan, Engkau berada di takhta-Mu yang kudus, Engkau tidak akan mengerti penderitaan kami sebagai manusia.” Kristus membuat saya merasa aman karena Dia menguduskan saya melalui pengorbanan-Nya.

Kristus mewakili saya karena di dalam Diri-Nya terdapat “kemanusiaan” sehingga Dia dapat menanggung dosa saya serta mengerti penderitaan dan kelemahan saya. Di sisi lain, saya sangat membutuhkan pertolongan, bimbingan dan nasihat dalam hidup saya. Saya tidak dapat mengenal Kristus jika bukan karena Roh Kudus. Saya juga tidak tahu bagaimana caranya berdoa dengan benar, jika bukan karena Roh Kudus yang berkenan diam di dalam diri saya. Saya juga tidak menyadari kelemahan dan kekerasan hati saya, jika bukan karena Roh Kudus yang menginsafkan saya. Ketika saya takut, Roh Kudus menguatkan saya. Ketika saya khawatir, Dia memberikan saya damai sejahtera. Ketika saya khawatir dan cemas, Dia menenangkan hati saya. Ketika saya tersesat, Dia menarik saya kepada Kristus. Saya tidak dapat mengenal kebenaran jika bukan karena Roh Kudus yang menolong saya.

Saya dapat datang kepada TUHAN karena Tiga Pribadi Allah. Roh Kudus menggerakan hati saya untuk berlutut dan berdoa kepada Bapa. Namun karena keberdosaan saya, saya tidak dapat berlutut di hadapan Bapa tanpa dihanguskan oleh kekudusan-Nya. Oleh sebab itu, Kristus Yesus berlutut bersama saya untuk mewakili saya di hadapan Bapa.

Soli Deo Gloria

 

Ps. Lan Yong Xing