Search

Pendalaman Alkitab 5 Roti 2 Ikan - Satu Rantangan Atau Banyak Rantangan?

Seorang anggota bertanya, “Pastor, apakah dalam peristiwa 5 roti 2 ikan benar bahwa setiap orang membawa rantangan masing-masing, setiap orang makan hingga kenyang?” Dengan kata lain, dalam peristiwa 5 roti 2 ikan di mana 5000 pria, belum termasuk perempuan dan anak-anak makan hingga kenyang dan sisa 12 bakul, sebenarnya terdapat 1 rantangan atau banyak rantangan?

Sebagian ahli berpendapat bahwa yang sebenarnya terjadi pada hari itu adalah setiap keluarga sudah membawa rantangan dari rumah masing-masing. Mereka mengetahui bahwa jika mengikuti Yesus, mereka harus mendengarkan khotbah pengajaran yang panjang sehingga mereka pasti akan lapar dalam perjalanan. Maka mereka sudah menyiapkan rantangan masing-masing. Namun pada sore hari itu, setiap orang malu untuk mengeluarkan rantangan masing-masing. Bagi mereka, lebih baik menahan lapar daripada mengeluarkan makanan untuk berbagi dengan orang-orang yang berada di dekat mereka. Pandangan tersebut menunjukkan orang-orang Yahudi pada masa itu menganut nilai dan budaya individualisme modern.

Well, sebenarnya kita dapat memintai pendapat Markus akan hal ini. Menurut Markus, Yesus mengetahui bahwa orang-orang itu tidak membawa rantangan - Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini” (6:36). Kemudian murid-murid mengatakan bahwa uang mereka tidak cukup. Kemudian Yesus bertanya, “Berapa banyak roti yang ada padamu?” Maka mereka “memeriksa” (6:38). Artinya, mereka mencari tahu ke orang-orang. Kesimpulannya adalah orang-orang tidak membawa rantangan, kecuali seorang anak kecil. Atau apakah orang-orang yang ditanya murid-murid pada berbohong dan menyembunyikan rantangan mereka?

Setelah itu, Yesus memerintahkan murid-murid untuk mengatur orang banyak untuk duduk berkelompok. Apakah mereka berduduk berdasarkan jumlah rantangan yang mereka sembunyikan tersebut? Namun apa yang Yesus lakukan? Yesus mengambil “lima roti dan dua ikan itu”, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya DIBAGI-BAGIKAN kepada orang banyak itu; begitu juga kedua ikan itu DIBAGI-BAGIKAN-NYA kepada semua mereka” (6:43). Tidak ada indikasi bahwa orang-orang mengeluarkan rantangan masing-masing. Sebab mereka menerima pembagian dari Yesus melalui murid-murid-Nya. Well, apabila masing-masing makan dari rantangan mereka, apakah Yesus perlu mengumpulkan potongan roti dan sisa-sia ikan? (6:43).

Apabila yang terjadi pada saat itu adalah orang-orang mengeluarkan rantangan masing-masing, masih perlukah pernyataan, “Sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil” (Mrk. 6:52)?

Apabila yang terjadi pada saat itu adalah orang-orang mengeluarkan rantangan masing-masing, masih relevankah teguran Yesus, “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu paham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribut orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan? Jawab mereka: “Dua belas bakul”. Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan? Jawab mereka: “Tujuh bakul” (Markus 8:17-20). Kemudian Yesus melanjutkan, “Masihkah kamu belum mengerti?” (Mrk. 8:21).

Masih relevankah teguran Yesus, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang” (Yoh. 6:26).

Apabila kita memperhatikan kesaksian Matius, Lukas maupun Yohanes, kita juga menemukan mereka berpendapat bahwa orang banyak tidak membawa rantangan pada hari itu (Mat. 14:15, Luk. 9:12, Yoh. 6:5). Apabila yang terjadi pada hari itu adalah orang-orang mengeluarkan rantangan masing-masing, masih relevankah respons orang banyak, “Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia?” (Yoh. 6:14).

Saudara, apakah hati kita juga degil? Masihkah kita belum mengerti?
Ps. Lan Yong Xing