Search

Doa Singkirkan Penghalang Doa!

2 Timotius 3:4-6

Apakah Anda merasa TUHAN tidak mendengarkan doa Anda? Apakah Anda merasa perkataan-perkataan di Alkitab tidak berbicara kepada Anda?  Doa bukan hanya perkataan Anda kepada TUHAN, tetapi juga perkataan-Nya (rhema) kepada Anda. Bayangkan betapa sedihnya hati Allah, jika kita hanya mau berkata-kata kepada Dia, tetapi tidak mau mendengarkan Dia. Oleh sebab itu, TUHAN mengatakan, "Ketika Aku berbicara, mereka tidak mau mendengarkan Aku." (Yes. 66:4).

Bayangkan dirimu mendaki gunung tinggi demi menemui seorang bijak. Setelah bertemu orang bijak tersebut, Anda terus berkata-kata. Setelah selesai berkata-kata, Anda berpamitan dan turun dari gunung. Anda tidak memberi kesempatan kepada orang bijak tersebut untuk mengajar dirimu tentang hikmatnya. Doa tanpa mendengarkan TUHAN bagaikan orang bodoh yang mencari orang bijak.

Doa merupakan persahabatan kita dengan Allah. TUHAN bukan mesin. Artinya, ketika kita berdoa, kita tidak sedang berbicara kepada mesin. Kita juga tidak sedang berbicara dengan petugas pengurusan dokumen. Kita berbicara dengan TUHAN yang memiliki perasaan. Apakah perasaan TUHAN mudah terluka atau mood-Nya tidak stabil? Tentu tidak! Namun, karena TUHAN adalah kudus sehingga ada hal-hal yang akan menghalangi doa kita.

Yesaya 59:1-2 - Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengarkan-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar. Akan tetapi, kejahatanmulah yang MEMISAHKAN kamu dari Allahmu, dan dosamulah yang membuat wajah-Nya TERSEMBUNYI dari kamu, sehingga Ia tidak mendengar.

Yohanes 9:31 - Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.

Doa kita terhalang bukan karena TUHAN tidak sanggup mendengarkan, atau karena pendengaran-Nya bermasalah, tetapi Dia tidak berkenan mendengarkan. "Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa." Dosa bukan hanya perbuatan kita, tetapi juga mencakup orientasi hati dan pikiran kita. Kita berdosa di hadapan Allah, ketika hati kita "memilih" jalan kita sendiri. Kita berdosa di hadapan Allah, ketika CARA PIKIR kita bersalah di hadapan-Nya. Oleh sebab itu, mengaku dosa (1 Yoh. 1:9) dan tinggal di dalam TUHAN sangatlah penting bagi setiap kita, agar persahabatan kita dengan Dia tidak terhalang. Inilah alasan mengapa kita membutuh Kristus Yesus, Anak Domba Allah.

Dalam perumpamaan-Nya, Yesus menyampaikan bahwa ada dua orang berdoa di Bait Allah (Luk. 18:9-14). Dalam doanya, orang Farisi meninggikan dirinya dan merendahkan pemungut cukai di dalam hatinya. Kesombongan atau meninggikan diri adalah dosa di atas segala dosa. Oleh sebab itu, ketika di taman Eden, Adam dan Hawa memiliki keinginan untuk menjadi sama seperti Allah. Orang yang tinggi hati (sombong) memiliki dua kecenderungan. Pertama, berdoa dan merasa diri lebih baik dari orang lain. Kedua, tidak berdosa sama sekali karena memandang dirinya lebih baik tanpa TUHAN.

Firman TUHAN mengingatkan bahwa keinginan hati kita berpotensi membuat kita "salah berdoa".

Yakobus 4:3 - Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu

TUHAN sakit hati apabila kita "LEBIH MEMILIH JALAN KITA SENDIRI" (Yes. 66:3) dan "MEMILIH APA YANG TIDAK DIA SUKAI" (Yes. 66:4). Pilihan kita dapat membuat TUHAN sakit hati. Mari kita memperhatikan 2 Timotius 3:4-6. Kita mendapatkan gambaran singkat tentang esensi dari apa yang menghalangi hubungan kita dengan Allah,

suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! 

Perhatikan kalimat "LEBIH MENURUTI HAWA NAFSU DARIPADA MENURUTI ALLAH." Kata "hawa nafsu" di 2 Timotius 2:4 diterjemahkan dari kata φιλήδονος philedonos. Kata tersebut terdapat hubungan dengan kata philo (sahabat) atau phileo (kasih persahabatan). Ternyata persahabatan kita dengan orang lain berpotensi mempengaruhi persahabatan kita dengan TUHAN. Apakah hal ini berarti kita harus hidup sendiri dan tidak boleh menjalin persahabatan dengan sesama manusia? Tentu bukan itu yang dimaksudkan sabda Allah.

Kita perlu mewaspadai dalam hal apa persahabatan dengan sesama berpotensi merusak hubungan kita dengan TUHAN. Katakanlah kita selalu ngumpul bersama teman-teman kita untuk kongkow (bercakap-cakap). Persahabatan kita selalu berisi tentang hujat, menertawakan TUHAN, fitnah dan gosip terhadap orang lain serta memperkuat keinginan untuk memiliki berbagai produk terbaru. Bayangkan bagaimana persahabatan tersebut merusak jiwamu.

Hati kita mungkin menyimpan kesalahan orang lain terhadap kita.

Markus 11:25-26 - Jika kamu berdiri untuk BERDOA, ampunilah dahulu sekiranya seseorang bersalah terhadap kamu, supaya juga Bapamu yang di surga mengampuni kamu akan kesalahan-kesalahanmu." Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni kamu akan kesalahan-kesalahan.

Dosa ibarat hutang. Ketika TUHAN menghapus semua "hutang" kita, Dia juga menuntut kita menghapus "hutang" orang lain. Apabila kita menolak mengampuni orang yang bersalah terhadap kita, TUHAN yang adil juga akan menolak mengampuni dosa kita.

Sakit hati bisa membuat kita tidak lagi menghormati sesama, terutama pasangan kita. Namun, hal tersebut juga menghalangi doa kita. Firman TUHAN di 1 Petrus 3:7 mengajarkan,

"Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari anugerah, yaitu kehidupan, supaya DOAMU JANGAN TERHALANG."

Doa istri atau doa suami dapat terhalang apabila mereka tidak hidup bijaksana dengan pasangan hidupnya. Sebab, pasangan suami istri merupakan teman pewaris anugerah, yang adalah satu di mata Allah.

Hubungan kita dengan TUHAN berbasis iman. Sabda TUHAN di Ibrani 11:6 mengingatkan,  "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab siapa yang berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia."

Orang yang beriman akan sungguh-sungguh mencari TUHAN. Apabila kita tidak percaya bahwa Allah ada, Dia peduli, Dia setia dan adil, Dia kudus dan penuh kasih, maka kita juga tidak akan sungguh-sungguh mencari Dia. Apabila kita sungguh-sungguh mencari Dia, TUHAN yang adalah Setia akan memberi upah kepada kita.

Apakah Saudara khawatir TUHAN tidak mau mendengarkan doa Saudara? Nah, kita bisa berdoa menggunakan Mazmur 102:2-3,

"TUHAN, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Arahkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!"

TUHAN mau kita berseru kepada-Nya. Ingatlah bahwa orientasi hati dan pikiran kita dapat membuat TUHAN memalingkan wajah-Nya dari kita dan menolak mendengarkan kita. Menjaga hati dan pikiran sangatlah esensial dalam kehidupan kita.

Ps. Lan Yong Xing