Search

Doa Mengapa Anda Merenungkan Firman Tuhan?

Pengkhotbah 4:17

Ada yang merasa bersalah ketika dia tidak membaca Alkitab, tetapi merasa kosong ketika membacanya. Mengapa demikian? Well, sudahkah Anda bertanya, "Why you do what you do?" Sebelum mengerjakan sesuatu, tentu kita perlu bertanya mengapa kita mau melakukannya? Membaca Alkitab sebagai sebuah kegiatan orang percaya sangatlah berbeda dengan mencari pengajaran Tuhan. Membaca Alkitab dengan dipimpin Roh Kudus sangatlah berbeda dengan membaca Alkitab dengan kemampuan sendiri. Hal ini tidak berarti kita harus menolak mempelajari metode pendalaman Alkitab. Justru, kita harus meningkatkan skills kita dalam mempelajari Alkitab. Kita harus mengingat bahwa membaca Alkitab tanpa mata dan telinga rohani tidak membangun hidup kita.

Pengkhotbah mengajar, "Jagalah langkahmu ketika engkau berjalan ke Rumah Allah! Mendekat untuk mendengar lebih baik daripada mempersembahkan korban yang dilakukan orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu bahwa mereka berbuat jahat." (Pkh. 4:17). Samuel menegur raja Saul yang lebih mengutamakan persembahan kurban daripada mendengarkan suara Tuhan (1 Sam. 15:22). Kristus memuji Maria yang mendengarkan Dia dan menasihati Marta yang mengkhawatirkan banyak hal dalam pelayanannya (Luk. 10:38-42).

Membaca Alkitab dengan sikap "mendengarkan suara Allah" adalah yang terbaik. Artinya, membaca Alkitab dengan mengarahkan hati pada Tuhan yang mengajar, menegur, menasihati, memperingatkan, membimbing demi membangun hidup kita. Membaa Alkitab dengan fokus untuk mengenal Tuhan dengan benar dan mengenal kehendak-Nya. Semakin kita mengerti kehendak-Nya, semakin kita mengerti pikiran dan perasaan-Nya, atau dalam bahasa Paulus "memiliki pikiran Kristus" dan "Roh Kudus."

Orang yang membaca Alkitab dengan benar, yakni dengan menerima pengajaran dan bimbingan Tuhan akan dapat melihat pekerjaan Tuhan dalam membangun hidupnya. Penulisan jurnal menunjang terutama dalam hal "keep track" menelusuri pekerjaan Allah dalam hidup kita.

Iman kita kepada Tuhan tercermin dari sikap kita terhadap firman-Nya. Ada yang berhenti belajar karena merasa tidak dapat mengerti. Sebaliknya, ada yang berdoa memohon bimbingan-Nya dan menyimpan firman-Nya di dalam hati sekalipun tidak dimengerti olehnya. Saya sering mengatakan bahwa doa yang baik adalah berdoa sambil merenungkan firman-Nya. Berdoa dengan menyimpan firman-Nya di dalam diri kita (Mzm. 119:11; Titus 2:1-15; Amsal 30:5; Kolose 3:16).

Sudahkah Anda memulai untuk sungguh-sungguh berdoa dengan menyimpan firman-Nya di dalam diri Anda? Sebab, pembangunan Rumah Tuhan dimulai dengan menyimpan firman-Nya di dalam diri kita.

Ps. Lan Yong Xing