Search

Doa Jadilah Telinga untuk Mendengar

Sudah bertahun-tahun si A berlatih doa di sebuah padepokan doa. Namun ia merasa bahwa kehidupan doanya belum sama sekali berhasil. Sebab ia merasa bahwa ia belum dapat “mendengarkan” suara Tuhan dengan cara apa saja dan melalui media apa saja. Oleh karena itu ia bertanya kepada Sang Guru:

A :  “Guru bagaimana caranya agar aku dapat mendengarkan suara Tuhan?”

Guru: “Bagaimana selama ini rupanya engkau berdoa?

A : “Aku sudah mengikuti semua petunjuk-petunjukmu tentang berdoa, tetapi aku sampai sekarang ini belum dapat mendengar suara Tuhan”

Guru: “Jika engkau tidak menjadi telinga untuk mendengar, maka selamanya engkau tidak akan pernah mendengar suara Tuhan di dalam doa-doamu”

Saudara/i, sudah berapa tahun Anda berdoa tetapi merasa bahwa Tuhan tidak pernah berbicara sama sekali padamu? Hal ini mirip dengan pengalaman si A di dalam cerita di atas, dan permasalahannya mungkin juga sama yakni kita tidak jadi pendengar yang baik alias kita tidak jadi telinga untuk mendengar.

Di dalam kehidupan sehari-hari setidaknya terdapat empat tipe pendengar; 1)mendengar secara pasif atau ala kadarnya saja, 2)mendengarkan yang hanya ingin didengar dan dipikirkan, 3)mendengar dengan memerhatikan tetapi menolak untuk terlibat perasaan, 4)dan mendengar dengan penuh rasa hormat dan perhatian serta ingin memahami dan mengerti (https://coursius.com).

Terlepas dari sadar atau tidaknya kita, seringkali dalam kerinduan untuk mendengar suara Tuhan kita masih terjebak di dalam tipe-tipe mendengar 1-3, sehingga kita tidak peka mendengar ketika Tuhan berbicara, karena kita berdoa hanya sekedarnya saja sebab kita ingin cepat-cepat selesai berdoa. Kita juga hanya ingin mendengar apa yang kita rasakan dan pikirkan saja, dan menolak untuk merasakan perasaan Tuhan. Dengan kata lain, doa kita hanya sekedar ritual, berdoa karena diajarkan, dan berdoa karena kita merasa itu sebuah keharusan sebagai orang Kristen.

Hal ini akan berbeda jika di dalam kehidupan doa kita, kita mendengar seperti tipe pendengar yang ke-4 yang mendengar dengan totalitas, hormat, rindu, ingin lebih mengerti dan memahami-Nya, ingin lebih intim dengan-Nya, merasakan perasaan-Nya. Inilah yang dimaksud dengan “untuk mendengar jadilah telinga”. Sebagaimana yang firman Tuhan katakan dalam Matius 13: 9 maupun Wahyu 13: 9 yang berkata “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" 

Carilah tempat atau suasana yang dapat membuatmu tenang dan rileks. Mohonlah pertolongan Roh-Nya yang Kudus untuk menaungimu. Berdiam dirilah sejenak dan berbicaralah kepada Tuhan dalam doamu. Berkatalah “Tuhan jadikanlah aku telinga yang baik untuk mendengar suara-Mu, jawablah doa dan seruanku ya Tuhan, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan dengarkanlah permohonanku (Mazmur 17:6).” Anda dapat langsung berdoa seperti cara di atas ataupun dimulai terlebih dahulu dengan metode atau cara-cara berdoa sebelumnya (silahkan dilihat di artikel “doa” sebelumnya). Selamat menyelami kehidupan doa dalam peziarahn iman bersama-Nya. Kiranya Sang Guru menolong dan menuntun.

Ev. Malemmita