Search

Doa Doa Puasa Dalam Hikmat

Pengkhotbah 9

Di dalam hidup kita, Tuhan berkenan kita makan dan minum menikmati hidup. Ayo, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu dengan hati gembira, karena Allah sudah lama berkenan pada perbuatanmu (Pkh 9:7). Makanan, minuman dan banyak hal merupakan bagian yang diberikan Allah. Apakah saudara menikmati pemberian Allah? Menikmati pemberian Allah sangatlah berkenan kepada-Nya, tetapi Tuhan tidak ingin kita terikat dengan hadiah-hadiah ini. Hikmat mengajar kita untuk menikmati pemberian Allah (The gifts) tanpa melupakan siapa Pemberinya (The Giver).

Kita dapat merencanakan berbagai hal, lusa makan apa, minggu depan nongkrong dimana ataupun tahun ini akan jalan-jalan kemana. Banyak hal dalam rencana manusia, tetapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi nanti? Kita mengira dapat merencanakan segala sesuatu, namun Sesungguhnya, manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang ketika hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba” (Pkh 9:12). Manusia hidup di dalam waktu dan segala sesuatu yang terjadi di dalam waktu berada diluar kendali manusia. Hikmat mengenal bahwa segala sesuatu tidak berada dalam kendali kita. Manusia memiliki kemampuan untuk membuat rencana, namun manusia tidak mampu sepenuhnya merealisasikan rencana yang dibuatnya, bahkan justru sering gagal karena banyak hal diluar kendali.

Hikmat mengajar kita segala sesuatu ADA DI TANGAN ALLAH. “Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa: orang benar dan orang berhikmat serta perbuatan-perbuatan mereka ada di tangan Allah, baik itu kasih ataupun kebencian; manusia tidak mengetahui apa pun yang dihadapinya (Pkh 9:1)”. Sederhananya, TUHAN memegang kendali dan manusia tidak. Hikmat ini akan memberi kita pengertian dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk doa puasa.

Apakah saudara sudah merencanakan puasa dan menentukan tujuan puasa?
Ada bagian dalam puasa yang DAPAT saudara rencanakan seperti:
- Durasi puasa (Dari jam berapa sampai jam berapa, rencana waktu berdoa)
- Tujuan Puasa (Berdoa untuk hal khusus atau latihan spiritual)
- Bagian Firman Tuhan yang akan direnungkan
- Mulai mengurangi porsi makan menjelang puasa untuk melatih tubuh
Hal-hal ini dapat saudara rencanakan dan lakukan, namun doa puasa bukanlah kegiatan satu arah berdasarkan rencana manusia.

Ada bagian dalam doa puasa yang TIDAK DAPAT saudara rencanakan:
- Hal-hal yang TUHAN bicarakan kepada saudara dalam doa
- Hal-hal yang akan terjadi selama puasa (biasanya diluar dugaan)
- Tujuan puasa, mungkin berhasil dan mungkin tidak. Mungkin saudara meminta sesuatu dari Tuhan, namun belum tentu dikabukan. Mungkin saudara mau belajar doa puasa, tetapi sepertinya tidak belajar apa-apa.

Kedua bagian ini hadir saat kita merencanakan dan menjalankan doa puasa. Untuk itulah kita perlu mengingat hikmat dari Pengkhotbah 9, “Segala sesuatu ada di tangan Allah dan manusia tidak mengetahui apa pun yang dihadapinya”. Dalam ketidaktahuan kita akan masa depan, ketahuilah bahwa ada TUHAN yang memegang masa depan kita. Sehingga, fokus utama dalam doa puasa bukanlah tentang menyelesaikan sebuah kegiatan rohani, melainkan berfokus pada relasi dengan TUHAN.

Kita perlu memeriksa motivasi kita melakukan doa puasa. Doa puasa bukan tentang, “saya berpuasa karena gereja mengadakan puasa” atau “saya mau meminta sesuatu dan Tuhan akan kabulkan jika saya meminta dengan puasa”. Juga ketika orang bodoh melangkah di jalan, pikirannya tumpul, dan ia menyatakan kepada setiap orang bahwa ia bodoh (Pkh 10:3). Motivasi yang salah akan membuat kita menjalankan puasa sia-sia seperti orang bodoh dengan pikiran tumpul. Motivasi yang baik dalam doa puasa contohnya seperti, “saya ingin belajar tentang doa puasa”, “saya ingin serius mendoakan suatu hal karena ingin mendengar pengarahan dari Tuhan” atau “jiwaku haus akan Tuhan dan saya berelasi dengan-Nya”. Hikmat mengingatkan kita untuk menjalankan doa puasa dengan motivasi yang benargyy Tuhan menyelidiki hati kita, Dia mengetahui mengapa saudara berpuasa dan apakah saudara berpuasa untuk-Nya.

Saudara, Tuhan berkenan kita menikmati pemberian-Nya di dunia ini. Hikmat mengajar kita untuk tidak terobsesi mengejar pemberian/hadiah dari Tuhan (chase after the gifts), tetapi mendekat kepada Sang Pemberi (Draw near to The Giver). Karena pemberian yang terbaik dari TUHAN adalah DIRINYA SENDIRI (HIMSELF) bagi kebutuhan jiwa kita.

 

Ps Wennie Dong