Artikel Warisan Yang Mendatangkan Malapetaka
2 Tawarikh 21
Bagaimana pandangan saudara mengenai warisan harta kepada generasi penerus, apakah akan mendatangkan kebaikan atau malapetaka? Tanah perjanjian yang berlimpah-limpah susu dan madu adalah warisan TUHAN kepada umat pilihan-Nya. Tentu saja warisan ini pada dasarnya baik, namun jika jatuh ke tangan ahli waris yang salah maka bisa berubah menjadi malapetaka.
Raja Yosafat memberikan banyak pemberian kepada anak-anaknya berupa emas, perak, barang-barang berharga serta kota-kota berkubu di Yehuda. Kepada anak sulungnya, Yoram, ia memberi kedudukan sebagai raja (2 Taw 21:3). Ia tidak hidup mengikuti langkah ayahnya, Yosafat. Setelah menjadi raja, Yoram membunuh semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel dengan pedang (2 Taw 21:4). Ia juga mendirikan tempat penyembahan berhala dan menyesatkan rakyat (2 Taw 21:11). Masih ingatkah saudara bahwa Yosafat menjadi besan Ahab? Yoram memperistri anak Ahab, dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN (2 Taw 21:6).
Warisan yang jatuh ke orang yang tidak takut akan TUHAN mendatangkan kesengsaraan sampai kepada rakyat. Seperti yang tertulis dalam Pengkhotbah 9:18, “Hikmat lebih baik daripada perlengkapan perang, tetapi satu orang yang bersalah dapat merusak banyak hal yang baik”. Kejahatan Yoram merusak jerih payah raja Yosafat menyingkirkan berhala, mengajar firman TUHAN dan menjalankan kebenaran.
Kita tidak tahu apakah Yosafat mengetahui karakter Yoram ini atau Yoram sering berpura-pura di hadapan Yosafat. Satu hal yang pasti, melalui perantaraan nabi Elia, TUHAN dengan murka berfirman, “Bahkan engkau telah membunuh saudara-saudaramu, seluruh keluarga ayahmu yang lebih baik daripadamu” (2 Taw 21:13b). Murka TUHAN tidak hanya menimpa para pelaku kejahatan, tetapi juga atas semua harta milik Yoram (2 Taw 21:14).
Hal terpenting dalam hidup bukanlah mewariskan kekayaan duniawi kepada generasi penerus, tetapi warisan karakter yang benar. Ketika seorang yang benar dan takut akan TUHAN menerima warisan, warisan tersebut akan mendatangkan kebaikan. Jauh lebih penting untuk mengajar generasi penerus untuk bertanggung jawab atas apa yang dititipkan kepadanya. Bukankah segala hal yang kita miliki adalah titipan TUHAN?
Ps Wennie Dong