Artikel TUHAN Menggendongmu
Ulangan 1:31 dan Mazmur 131
Manusia memulai hidup dengan sebuah ikatan yang begitu dekat dengan ibunya. Ikatan tersebut dimulai di dalam rahim. Setelah dilahirkan, perpisahan fisik dengan ibu menjadi tantangan baginya. Tidak hanya ketika lapar saja, tetapi bayi juga menangis untuk digendong oleh ibunya. Sama halnya dengan kebutuhan kedekatan kita dengan TUHAN. Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan menenteramkan jiwaku seperti anak yang disapih dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih demikianlah jiwaku dalam diriku (Mazmur 131:2).
Jiwa kita hanya menemukan ketenangan di dekat TUHAN. Manusia bisa menjalin relasi sesama manusia, dengan binatang peliharaan maupun dengan robot, namun tidak ada satupun yang mampu menggantikan ketenangan di dekat TUHAN. Sebab, bangsa besar manakah yang mempunyai ilah yang DEMIKIAN DEKAT kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita berseru kepada-Nya? (Ul. 4:7) TUHAN kita pun memperkenalkan Diri-Nya sebagai TUHAN yang DEMIKIAN DEKAT dengan setiap yang berseru kepada-Nya.
TUHAN mengingatkan bangsa Israel (dan setiap kita) tentang kedekatan ini. Di sanalah engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, MENGGENDONGMU, seperti seseorang yang menggendong anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini (Ul. 1:31). Masih ingatkah bagaimana TUHAN mengendongmu keluar dari Mesirmu, pergumulan beratmu dan tantangan besar yang saudara pikir tidak mungkin dilewati? Tuhan seperti Ibu yang menggendongmu ketika mendengarmu berseru dan menangis kepada-Nya.
Ingatan gendongan dan kedekatan dengan TUHAN sangat penting dalam perjalanan spiritual kita. Dengan kedekatan dan tangan yang sama, Tuhan akan membimbing kita merangkak, berjalan, berlari dan terus bertumbuh menjadi pribadi yang berkenan kepada-Nya. Berharaplah pada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya! (Mzm 131:3).
Ps. Wennie Dong