Artikel TUHAN Melihat Kesusahan dan Derita
Mazmur 10:11-14
Ketika mengalami kesusahan, pertanyaan yang paling sering kita ajukan kepada TUHAN adalah, "Oh TUHAN, mengapa saya?"
Terhadap pertanyaan Ayub, TUHAN bertanya kembali apakah Ayub mengerti ciptaan-Nya. Terhadap pertanyaan Paulus, TUHAN menegaskan bahwa anugerah-Nya telah cukup buat Paulus. Terhadap pertanyaan Yeremia, TUHAN mengatakan, jika begitu saja kamu sudah lelah, bagaimana kamu berpacu melawan kuda?
Di sekitar kita bisa selalu ada orang fasik yang suka mengusik. Orang fasik suka berbisik-bisik menggosipi. Orang fasik juga suka berisik mengganggu ketenteraman hati. Orang fasik suka berkata, "Tunjukkan TUHANmu kepada saya maka saya akan percaya. Di manakah TUHANmu? Mengapa Dia tidak menolong kamu?"
Ketika kita mengalami kesusahan dan derita, kita mungkin berpikir TUHAN telah meninggalkan kita, tidak lagi mengasihi kita, tidak lagi peduli kita.
Biasanya ketika menderita kesusahan, kita akan mencari orang yang dapat kita curahkan hati kita. Pilihan tersebut tidaklah salah, tetapi kurang bijaksana. TUHAN lebih mengetahui kondisi kita (God knows better). Lebih baik kita mencari Allah dan mencurahkan hati kita kepada-Nya. Mengadu kepada Allah jauh lebih baik daripada mengadu kepada manusia.
Mazmur 10 memberikan kita contoh doa mencurahkan hati kepada Allah.
- Mengeluh kepada TUHAN (Mzm. 10:1-11).
- Meminta bantuan (Mzm. 10:12).
- Menyampaikan ketidakbersalahan (Mzm. 10:13-15).
- Merayakan (Mzm. 10:16-18).
Biasanya ketika kita mencari orang dan mencurahkan hati kita kepadanya, kita merasa lega, tetapi hati kita tidak pulih. Kelegaan tanpa pemulihan meninggalkan akar pahit dalam hati kita.
Kita harus hati-hati ketika kita berlaku jahat terhadap orang benar. Karena ia akan mencari Allah dan memohon keadilan-Nya. TUHAN pasti akan membela dia.
Ketika kita mencurahkan segala sakit hati kita di hadapan Allah. Jika kita bersalah, Dia akan menegur kita. Jika kita benar, Dia akan menghibur dan memberikan kita keadilan.
Jika kita mencari TUHAN dalam kesusahan, setidaknya kita dapat merenungkan apa yang TUHAN nyatakan kepada kita.
- Apakah kesusahan kita datang dari jiwa yang lelah? (Mzm. 107:4-9)
- Apakah kesusahan kita datang dari pemberontakan kita? (Mzm. 107:10-16)
- Apakah kesusahan kita datang dari kebodohan kita? (Mzm. 107:17-22)
- Apakah kesusahan kita datang dari situasi yang buruk? (Mzm. 107:23-32)
- Apakah kesusahan kita datang dari kejahatan orang lain? (Mzm. 107:33-38).
Ketika kita menderita kesusahan, Dia memperhatikan kita. Kristus mengerti kelemahan-kelemahan kita (Ibr. 4:15). Kristus mengerti kelemahan kita, tetapi Dia tidak mau kita terus tinggal di dalam kelemahan kita. Dia menaggung kelemahan kita agar kita dapat bangkit menjadi pribadi yang kuat. Musa tidak fasih berbicara sehingga dia menyimpulkan Firaun tidak akan mendengarkan dia (Kel. 6:29). Namun, TUHAN justru memerintahkan Musa untuk berbicara kepada Firaun. Di mana kita lemah, di situ kita kuat.
Mazmur 10:14 - Engkau sendiri melihat kesusahan dan derita, Engkau memperhatikannya dan mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri
TUHAN mengambil kesusahan dan derita Saudara dan memegangnya di tangan-Nya. Kita mengira ketika kita menderita, TUHAN tidak merasakan apa-apa. TUHAN lebih sering memikirkan kita daripada kita memikirkan Dia (Yes. 49:15). Ketika kita mengalami kesusahan dan derita, bayangkan TUHAN berkata dalam hati-Nya, "Anak-Ku, kamu harus kuat. Kamu harus bertahan! Kesusahan ini diperlukan untuk menjadikan kamu lebih kuat, lebih bijaksana. Anak-Ku, mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Anak-Ku, bertekunlah, engkau melewati kesusahan ini dan engkau akan bercahaya."
Beberapa waktu yang lalu ada yang bertanya kepada saya, "Berapa usia, mushi?" Sebelum saya sempat menjawab, dia mengatakan, "Paling 56 tahun." Ternyata, saya sudah sedemikian tua.
Manusia memang cepat menjadi tua dan lambat menjadi dewasa. Kesusahan diperlukan untuk mendewasakan kita.
Pernah beberapa ibu-ibu menemui Sarah karena ingin melihat anaknya yang baru lahir. Ibu-ibu berkata, "Kami ingin melihat Ishak, kami ingin melihat mukjizat ini." Sarah mengatakan, "Ishak sedang tidur. Lain kali saja." Ibu-ibu itu kemudian mengatakan, "Kaim tidak akan berisik, kami hanya melihat sebentar saja. Kami belum pernah melihat mukjizat bayi dari orang yang telah lanjut usia."
Sarah pun mengatakan, "Sebenarnya saya tidak ingat di mana saya menaruh Ishak tadi. Saya harus tunggu dia menangis baru dapat mencari Ishak dengan mengikuti suara tangisannya."
Kita cenderung pelupa. Kita melupakan anugerah dan kasih setia Allah. Kita melupakan nasihat dan perkataan-Nya. Kita melupakan teguran-Nya. Pada setiap perkataan TUHAN sangatlah penting buat kita.
Ketika Saudara datang kepada TUHAN dalam penyesalan, Dia tidak akan memarahi Saudara. Tetapi, Dia akan memeluk Saudara.
Pernah seorang anak kecil, dia suka memeluk setiap orang yang ia temui di gereja. Suatu malam, ketika ia berdoa sebelum tidur. Kristus bertanya kepada Dia, kamu memeluk banyak orang, mengapa kamu tidak memeluk Aku? Dengan polos, anak ini mengangkat kedua tangannya.
TUHAN suka memeluk kita dalam kekuatan kasih-Nya. Sekalipun Saudara tidak dapat melihat Kristus Yesus memeluk Anda, tidak berarti Dia tidak pernah memeluk Anda. Setiap kali Anda menangis di hadapan-Nya, Dia memeluk Anda. Setiap kali Anda datang kepada-Nya dalam kasih, Dia memeluk Anda.
Apakah Saudara suka pada penyertaan Yesus? Tahukah Saudara bahwa Yesus lebih suka menyertai Saudara. Berapa sering Saudara memikirkan TUHAN? Tahukah Saudara bahwa Yesus lebih sering memikirkan Saudara daripada Saudara memikirkan Dia?
Kesusahan jika direnungkan dengan benar menjadikan kita berhikmat.
Kesusahan jika dialami dalam kekuatan Roh Allah menjadikan kita kuat.
Kristus mengalahkan maut! Hal tersebut mengubah kematian yang merupakan pemisahan kekal dari Allah menjadi kembali kepada Bapa. Kita yang tadinya memejamkan mata lalu mati terpisah dari Allah berubah menjadi memejam mata dalam kematian dan ketika kita membuka mata, kita melihat malaikat TUHAN yang membawa kita kepada Bapa di Surga.
Kristus bangkit dari kematian! Hal tersebut mengubah kesusahan yang tidak ada artinya menjadi kemuliaan kekal yang akan kita jauh melampaui kesusahan di dunia ini. Ketika kita sudah berada dalam kemuliaan, kita akan kesusahan yang kita derita menjadi kecil, tidak ada artinya dibanding dengan kemuliaan yang kita terima di dalam Kristus.
TUHAN tidak menghilangkan laut di depan Musa, tetapi Dia membelahnya. TUHAN tidak menghilangkan singa di hadapan Daniel, tetapi Dia menutup mulut singa. TUHAN tidak menghilangkan orang-orang kuat di Hebron, tetapi Dia menyertai Kaleb.
Laut tidak menghentikan Musa. Tembok Yeriko tidak menghentikan Yosua. Goliat tidak menghentikan Daud. Kematian tidak menghentikan Kristus. Kesusahan juga tidak dapat menghentikan Saudara.
Kuburan tidak dapat mengurung Kristus Yesus. Kesusahan juga tidak akan mengurung Saudara. Sebab, Kristus hidup di dalam hati Saudara!
Ps. Lan Yong Xing