Artikel Tidak Kekurangan, Tetapi Mintalah
Yakobus 1:4-5
Dalam pemeliharaan-Nya, Tuhan ingin kita tidak kekurangan apa pun. Namun, Tuhan juga ingin kita meminta apa yang kurang dalam diri kita.
Apa yang paling sering Anda minta dari Tuhan? Ada yang meminta pacar, uang, karier, mobil, anak. Pacar seperti apa yang Anda minta? Calon suami yang takut akan istri atau takut akan Tuhan? Uang sebanyak apa yang Anda minta? Piutang, tunai dadakan, kenaikan gaji, atau uang yang Anda temui di jalan? Karier seperti apa yang Anda minta kepada Tuhan? Bagaimana kita meminta apabila kita sendiri tidak mengetahui apa yang kurang dalam diri kita?
Firman Tuhan mengajarkan,
"Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi SEMPURNA dan UTUH, serta TIDAK KEKURANGAN APA PUN. Namun, apabila di antara kamu ada yang KURANG BERHIKMAT, hendaklah ia MEMINTANYA kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati tanpa mencela, maka hal itu akan diberikan kepadanya." (Yak. 1:4-5).
Roh Kudus ingin mengerjakan di dalam diri kita, melalui ketekunan yang ada di dalam diri kita. Yakni, ketekunan menanggung kesusahan, ketekunan dalam membangun kehidupan, ketekunan dalam mendengarkan Allah. Buah apa yang hendak dicapai Roh Kudus? Kesempurnaan dan keutuhan, tidak kekurangan apa pun. Anugerah yang luar biasa, bukan? Bayangkan Tuhan berkata kepada Saudara, "Anak-Ku, Aku tidak mau kamu sekadar menjadi baik, Aku mau kamu menjadi sempurna dan utuh, tidak kekurangan apa pun."
Dalam membangun kehidupan, apakah kita terus bekerja sama dengan Roh Kudus untuk kesempurnaan dan keutuhan. Apakah kita bisa melihat dengan jelas apa yang kurang dalam diri kita? Kita mungkin berpikir diri kita kurang cantik. Tuhan mengerjakan kecantikan batiniah dalam diri kita. Kita mungkin berpikir kita kurang kaya, kita telah dipenuhi dengan kekayaan Allah, yakni Roh Kudus diam di dalam kita. Tuhan mengajar kita, untuk melihat dengan jelas, mulailah dari yang paling penting. Mungkin kita berpikir bahwa kita kekurangan banyak hal. Namun, apakah kita menyadari bahwa kita kekurangan hikmat? Sebab, hikmat Allah memampukan kita melihat dengan jelas, termasuk melihat apa yang sebenarnya kurang dalam diri kita.
Mintalah kepada Allah dengan penuh iman. Jangan dengan ragu! Jangan dengan setengah hati, tetapi dengan sepenuh hati. Jangan dengan separuh percaya, tetapi dengan sungguh-sungguh percaya. "Orang yang ragu-ragu, tidak punya kepastian dalam hidupnya" (Yak. 1:8). Yaitu, orang yang sebentar ingin jaket merah, tetapi sebentar juga ingin jaket biru. Sebentar ingin makan Sashimi sebentar ingin makan ramen. Orang yang ragu tidak mempunyai kepastian dalam hidupnya. Firman Tuhan menasihati kita untuk tidak menjadi orang demikian. Kiranya kita memiliki kejelasan - mau, tidak mau, menerima, menolak, yes or no. Tidak plin plan, tetapi tegas!
Ketika kita meminta kepada Allah, Yakobus mengatakan bahwa Allah tidak akan mencela kita. Saya percaya sekalipun kita salah meminta sesuatu kepada Allah, Dia tidak akan mencela kita, tetapi Dia akan mengingatkan dan mengajar kita untuk meminta hal yang lebih penting. Allah itu murah hati, ketika Anda meminta hikmat kepada-Nya, Dia berkenan memberikannya. Kunci untuk membuka hikmat adalah takut akan Allah.
Ps. Lan Yong Xing