Artikel Setia Menanti! Waiting On GOD!
Lukas 2:1-18
Blessed Christmas,
Apakah Saudara sedang menantikan TUHAN mengerjakan sesuatu bagi Saudara? Apa yang Saudara nantikan? Penggenapan janji TUHAN untuk dirimu? Pemulihan kesehatan? Sejumlah uang dari TUHAN? Kapan boleh menikmati es krim?
Well, sikap kita dalam menantikan TUHAN, sangatlah penting. Menantikan TUHAN dalam keraguan membuat kita goyah. Menantikan TUHAN dalam ketidaktaatan membuat kita menyimpang. Menantikan dalam ketidaksabaran hanya mendatangkan lebih banyak persoalan.
Bagaimana kita menanti?
1. Menantikan TUHAN dengan hati yang kuat! (Wait courageously!)
Firman TUHAN di Mazmur 27:14 mengajarkan,
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN! (Mazmur 27:14).
Bayangkan apabila Saudara berada di posisi Yusuf, suami Maria. Apakah Saudara dapat membayangkan rasa takut dan khawatirnya? Saudara mungkin akan terus berdoa seorang diri memohon pertolongan TUHAN. Saudara mungkin berpikir:
Saya menantikan kedatangan Kristus, tetapi mengapa harus melalui keluarga saya? Mengapa tidak melalui keluarga lain saja? Sebab jika Kristus datang melalui keluarga lain, saya tidak perlu menanggung beban tersebut.
Saya menantikan kelahiran Yesus Kristus, mengapa yang terlebih dulu datang adalah perintah wajib lapor ke kota kelahiran? Mengapa perintah wajib lapor tersebut tidak terjadi di awal kehamilan saja? Sebab perjalanan tersebut membutuhkan pengeluaran tambahan. Saudara harus membatalkan sebagian pekerjaan perabot yang telah Saudara terima. Tabungan Saudara untuk persalinan dan biaya hidup Anak tersebut jadi habis untuk perjalanan dan kehidupan di Betlehem.
Menantikan TUHAN membutuhkan kekuatan hati karena kita harus menanggung ketidakpastian. Elisabeth Elliot mengatakan
Waiting on God requires the willingness to bear uncertainty, to carry within oneself the unanswered question, lifting the heart to God about it whenever it intrudes upon one's thoughts.
Menantikan TUHAN membutuhkan kebersediaan untuk menanggung ketidakpastian, memikul pertanyaan yang tidak dijawab, menaikkan hati kepada Allah setiap kali hal tersebut mengganggu pikiran.
Pernahkah Saudara merasakan bahwa TUHAN terasa tidak efisien karena terkesan lamban? Kita ingin TUHAN bergerak lebih cepat - cepetan dong. Saudara, TUHAN mungkin merancang untuk mengerjakan sesuatu dalam waktu 20 tahun, tetapi Saudara ingin mengerjakannya dalam 2 tahun. Saudara menjadi tidak sabar dan mengingini hasil yang cepat.
Dalam bukunya, Kosuke Koyama menyebut TUHAN adalah Allah yang berjalan 3 mil per jam atau Three Mile An Hour God. Tiga mil per jam merupakan kecepatan berjalan kaki. TUHAN memilih menggunakan kecepatan pejalan kaki dalam membimbing kita.
Saudara, sebenarnya jika TUHAN menuntut kita berubah dengan cepat, kita juga tidak sanggup. Kita juga sering lamban dalam mendengarkan dan lamban dalam menerima pesan-Nya, lamban dalam mengerti ajaran-Nya dan lamban dalam perubahan.
Ingatlah..... TUHAN bekerja menurut waktu-Nya dalam hikmat-Nya yang kekal.
Menantikan TUHAN membutuhkan keyakinan pada kesetiaan TUHAN. Menantikan TUHAN membutuhkan keberanian di tengah kesulitan. Menantikan TUHAN membutuhkan iman yang percaya bahwa waktu TUHAN sempurna.... TUHAN tidak pernah terlambat, karena Dia tepat waktu.
2. Menantikan Nasihat-Nya! (Wait for His Counsel)
Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya dan TIDAK MENANTIKAN nasihat-Nya (Mazmur 106:13)
Jika kita membaca Mazmur tersebut secara positif maka kalimat tersebut menjadi
Mengingat perbuatan-perbuatan-Nya dan menantikan nasihat-Nya
TUHAN memberikan berbagai nasihat kepada Yusuf dan Maria. Misalnya, ketika Maria berkata, "Bagaimana mungkin seorang perawan dapat mengandung seorang anak." TUHAN mengatakan, "Tiada yang mustahil bagi Allah!"
Ketika Yusuf berpikir untuk menceraikan Maria secara diam-diam karena dia tidak mau merusak nama keluarganya, juga tidak mau mempermalukan Maria, TUHAN menasihatinya, "Jangan engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, Anak yang dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."
Ketika pasukan Herodes hendak membunuh Yesus Kristus, TUHAN menasihati Yusuf untuk membawa Anak tersebut beserta Maria untuk melarikan diri ke Mesir dan tinggal di sana hingga TUHAN memanggil mereka pulang. Dengan kata lain, mereka tidak diberitahu waktu yang spesifik berapa lama mereka harus tinggal di Mesir.
Menantikan TUHAN membutuhkan mata hati yang terbuka untuk memperhatikan perbuatan-perbuatan-Nya. Menantikan TUHAN membutuhkan telinga hati yang terbuka untuk mendengarkan nasihat-Nya yang bisa datang kapan saja.
Menantikan nasihat TUHAN, tentu harus disertai dengan ketaatan. Nah, kata "obedience" (ketaatan) berasal dari bahasa latin "ob audire" yang artinya "to listen with great attentiveness" (mendengarkan dengan penuh perhatian). Kata "tuli" dalam bahasa latin adalah "surdus", sedangkan tuli total berarti "absurdus" atau "absurd" (aneh). Kita mungkin sering mendengarkan "orang yang mendengarkan Tuhan itu aneh", padahal justru orang yang tidak mendengarkan Tuhan itu yang aneh. Sebab jika dalam hidup ini, kita tidak mendengarkan pengajaran dan nasihat TUHAN, pengajaran dan nasihat siapa yang kita dengarkan?
Menantikan TUHAN tidak dapat dipisahkan dengan menantikan pengajaran-Nya, nasihat-Nya, bimbingan-Nya.
Pernahkah Saudara bertanya mengapa Yesus Kristus lahir di malam hari? Bukankah jauh lebih baik jika Yesus dilahirkan di siang hari? Firman TUHAN di Matius 4:16 menjelaskan,
Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang."
Mendengarkan TUHAN berarti kita menantikan dan memperhatikan Pengajaran, nasihat dan bimbingan Kristus Yesus untuk menerangi hati kita yang gelap. Oleh sebab itu, kita harus terus menantikan pengajaran, nasihat dan bimbingan-Nya.
N. T. Wright mengatakan,
True worship is open to God, adoring God, WAITING for God, trusting God even in the dark. - N. T. Wright
(Ibadah yang sejati adalah membuka hati untuk Allah, memuji Allah, menantikan Allah, beriman kepada Allah sekalipun di dalam kekelaman).
3. TUHAN juga menantikan kita!
Pernahkah Saudara bertanya kepada TUHAN mengapa TUHAN belum menjawab pertanyaan maupun menjawab doamu?
TUHAN juga sering menantikan kita. Dia menantikan kesiapan hati kita. Sebab jika TUHAN memberitahu Saudara rencana-Nya saat ini, Saudara belum siap untuk menerimanya. Sehingga TUHAN sedang menantikan kesiapan Saudara. Atau TUHAN ingin memberitahu Saudara, tetapi Saudara belum cukup dewasa rohani untuk menerimanya. Sehingga TUHAN sedang menantikan kedewasaan rohani Saudara.
TUHAN menantikan kita mengingat perbuatan-perbuatan-Nya. TUHAN menantikan kita mencari nasihat-Nya. TUHAN menantikan kita menaati-Nya.
4. Penuh Kejutan! Full of surprises.
Saya percaya Maria pasti terkejut ketika mengetahui dirinya dipilih untuk menjadi ibu Kristus Yesus. Maria pasti bertanya-tanya, "Why me?" Maria belajar menyimpan dalam hati hal yang tidak dimengerti olehnya. TUHAN menguatkan dan meneguhkan hati Maria untuk menyaksikan kesengsaraan dan kematian Kristus.
Yusuf pasti terkejut ketika TUHAN berkomunikasi dengannya melalui mimpi. TUHAN membimbing Yusuf menyelamatkan diri dari pengejaran Herodes. TUHAN membimbing Yusuf dalam perjalanan, serta menyediakan tempat untuk keluarganya. Yusuf juga menjadi kaya mendadak setelah menerima kunjungan orang-orang majus.
Para gembala pasti terkejut ketika mendengarkan berita kelahiran Kristus serta menyaksikan bala tentara Surga memuji TUHAN Yang Mahatinggi. TUHAN mengajar para gembala untuk mengerti bahwa Kristus Yesus yang lahir ini adalah Gembala Agung yang akan menyerahkan Diri sebagai Anak Domba Allah.
Menantikan TUHAN juga dapat membuat hati Saudara terkejut!
Terhubung pada TUHAN membuat Saudara terus menantikan Dia - Bagaikan seorang hamba menantikan perintah Raja, bagaikan seorang murid menantikan pengajaran Gurunya, bagaikan seorang kekasih menantikan kedatangan kekasihnya.
Dalam menantikan TUHAN, Saudara dapat berdoa sebagai berikut:
Bapa, terima kasih buat hari ini. Bapa, apa pengajaran, nasihat dan bimbingan-Mu untuk saya pada hari ini? Berikanlah saya kepekaan untuk menerima pesan-Mu. Sebab saya mau terhubung pada-Mu. Saya mau semakin mengenal Engkau.
Ps. Lan Yong Xing