Search

Artikel Saya Tidak Kesepian Lagi! I am no longer lonely! 我不再寂寞了!

Yohanes 4:10-14

No one truly understands you!

Apabila Anda merasa tidak ada yang mengerti hatimu, tidak ada yang memahami kesusahan hatimu,  Anda benar. Tidak ada yang benar-benar mengerti hatimu! No one truly understands you! No one can! Manusia hanya bisa memahami sebagian tentang dirimu. Tidak ada yang sanggup sepenuhnya mengertimu.

Tahukah Saudara bahwa banyak yang bisa hihihaha-wakaka-wakiki, tetapi jiwanya sengsara dan kesepian? Seseorang merasa kesepian bukan karena dia tidak memiliki teman. Kesepian bukan keadaan sendirian, tetapi merasa "sendirian", merasa tidak dimengerti.

Makin seseorang merasa tidak berharga, makin ia merasa kesepian. Karena ia akan merasa tidak diterima dan terputus dari orang lain. Seseorang yang sangat cantik juga akan merasa kesepian. Dia merasa tidak nyaman dengan banyaknya orang yang melakukan pendekatan, bukan karena mencintanya, tetapi karena mencintai kecantikannya. Orang yang pintar juga sering merasa kesepian. Ia merasa mengapa orang lain tidak dapat melihat apa yang ia lihat, tidak mengerti apa yang ia mengerti.

Bayangkan perempuan Samaria. Untuk berangkat ke sumur di siang hari, ia mungkin  membawa payung merah, bukan untuk memarik perhatian, tetapi karena dia suka warna merah. Mungkin dia memakai masker dan topi dari Jepang. Selain tampil keren, ia juga tidak ingin dikenal. Perempuan Samaria melihat seorang pria Yahudi duduk di pinggir sumur. Dia tidak mengenal siapa pria tersebut. Belum pernah ada pria Yahudi yang duduk di situ. Biasanya pria Yahudi akan memalingkan muka dan bahkan membuang ludah. Pria Yahudi tersebut malah tersenyum dan memohon, "Berilah Aku minum!"

"Bagaimana mungkin engkau seorang Yahudi minta minum kepadaku, seorang perempuan Samaria?"
(Yoh. 4:9). Mana mungkin engkau seorang yang terhormat meminta sesuatu dari saya seorang yang terhina? Jawab Yesus kepadanya, "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapa Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." (Yoh. 4:14).

Kata perempuan itu kepada-Nya, "Tuan Engkau TIDAK PUNYA TIMBA dan sumur ini amat dalam. DARI MANAKAH Engkau memperoleh air hidup itu? Apakah Engkau LEBIH BESAR daripada bapa leluhur kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri darinya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"  - Yoh. 4:11
You don't have The Right Tool (Alat). You don't have The Right Source (Sumber). You are not The Right Person (Identitas)

Kita tidak menangkap perkataan Yesus apabila kita lebih berfokus pada yang kelihatan daripada yang tidak kelihatan. Perempuan Samaria mempertanyakan perkataan Yesus, dia tidak punya alat (timba), emangnya Dia mengetahui sumber air hidup, emangnya identitas-Nya lebih besar dari Yakub.

Tempayan yang dibawa perempuan Samaria mungkin bukan tempayan biasa. Mungkin  tas perempuan Samaria juga terdapat gantungan boneka Hacipupu. Bukankah berbelanja membuat kita senang? Apakah orang-orang yang memiliki mobil yang bagus, pakaian yang keren hidupnya lebih bahagia? Hati yang menderita tidak berarti harus berpenampilan menderita!  Bukankah kita berbelanja, berpenampilan baik agar tidak kelihatan sengsara? Bukankah kita tidak mau menunjukkan kesusahan hati kita kepada orang lain? Orang yang dewasa memang tidak suka menampilkan kesusahan hatinya. Banyak yang keren, tetapi jiwanya kesepian. Kita mengisi kekosongan hati kita dengan "alat" (benda) yang salah. Berapa sering kita berdoa kepada Tuhan sebelum membeli sesuatu yang kita sukai? Atau kita tidak berbicara kepada Tuhan sama sekali?

Seseorang yang kesepian mungkin menyibukkan diri dengan banyak kegiatan entah itu, berbicara, menonton, berbelanja, aktif di medsos. Kita merasa terisi dengan banyak kegiatan. Kita mengisi kekosongan hati kita dengan "sumber" yang salah. Apakah kita berbicara kepada Tuhan di dalam kegiatan kita? Apakah kita sambil menoton sambil berbicara kepada Tuhan di dalam hati?

Seorang yang kesepian mudah menjadi orang yang menyenangkan. Karena ia ingin diterima, dikasihi. Setiap kali diajak makan, diminta ditemani, diundang untuk jalan-jalan bersama, ia tidak berani menolak. Karena ia takut jika ia menolak ia akan kehilangan teman tersebut. Karena tidak berani menolak, ia harus selalu menemani, mendengarkan, menolong hingga akhirnya ia sendiri ia sendiri sangat kelelahan.

Kita tidak tahu apa yang dialami oleh perempuan Samaria. Mari kita bayangkan kehidupan perempuan Samaria di zaman kita. Apakah ia menikah karena jatuh cinta, dijodohkan atau dipengaruhi? Apakah teman-temannya mendesak ia menikah karena yakin bahwa dia akan bahagia jika ia menikah? Saat dijodohkan, dia mendapatkan kesan bahwa calon suaminya ganteng, baik hati, ramah terhadap semua orang. Tampaknya, ini memang jodoh terbaik. Inilah kebahagiaan. Setelah menikah, ternyata suaminya berengsek, tidak bertanggungjawab dan jahat. Suaminya sering melakukan kekerasan verbal terhadapnya. Mereka pun bercerai.

Siapa yang ingin gagal dalam pernikahan? Tidak, bukan? Ia ingin mencoba lagi. Tantenya terus mendesak dia menikah. Ia pun menikah lagi dengan seorang pria yang ganteng, rapi, dan pintar. Ternyata, kali ini suaminya suka berjudi dan menjadi pencuri di rumah. Dia coba lagi pernikahan ketiga. Ia menikah dengan seorang pria yang ramah, suka membantu orang, manis dalam berkata-kata. Ternyata suaminya kecanduan pornografi dan memiliki banyak fantasi seksual. Ia mencoba lagi suami ke-4, suami ke, 5 dan kemudian menjadi istri simpanan. Ia sudah lelah untuk menikah. Ia berpikir, tidak masalah untuk tinggal dengan pria yang bukan suaminya. Toh, istrinya juga tidak mengasihi dia. Namun, apakah perempuan Samaria ini bahagia?

Kolega kantor menghinanya. Penjual makanan menggosipinya. Tetangga menertawakannya. Ketika dia berjalan pulang dari gym, ada yang melempar dirinya dengan telur busuk. Sekalipun pakaiannya cantik, dandanannya indah, hatinya sengsara. Tidak ada yang mengerti hatinya. Siapa yang bercita-cita menjadi istri simpanan? Dia hanya ingin mengisi kekosongan hatinya. Namun, makin dia berjuang untuk kebahagiaan, makin dia tidak bahagia.

Perempuan Samaria berpikir para suami yang dinikahinya adalah kebahagiaan, padahal pernikahan malah menjadi penjara bagi dirinya. Apakah pekerjaan kita adalah kebahagiaan atau penjara kita? Apakah kegiatan kita adalah kesejahteraan atau belenggu?

Ia mengira dirinya membutuhkan cinta laki-laki, padahal yang dia paling butuhkan adalah cinta Tuhan. Dia menganggap dia bisa memperoleh kebahagiaan dari laki-laki, padahal kebahagiaan berasal dari Tuhan.

Apabila kita tidak bahagia di dalam hati kita,  tidak ada orang yang dapat membahagiakan kita.

Kenali KEBUTUHAN kita (Know Our Needs) "Siapa yang HAUS baiklah ia DATANG kepada-Ku dan minum." (Yoh. 7:37)

Mengapa Saudara datang di rumah Tuhan, lalu duduk dan berdoa bahkan sebelum ibadah dimulai? Bukankah karena Saudara haus, sehingga Saudara datang kepada Tuhan?

Apa yang Kristus maksud dengan mata air hidup?
"Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang PERCAYA kepada-Nya. Sebab, Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan." (Yoh. 7:39)

Apa yang terjadi ketika Roh Kudus tinggal di dalam diri kita?

Air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi MATA AIR DI DALAMNYA, yang TERUS-MENERUS MEMANCAR sampai hidup yang kekal." - Yoh. 4:14 Siapa yang PERCAYA kepada-Ku seperti yang dikatakan oleh kitab Suci: Dari dalam hatinya akan MENGALIR sungai-sungai air hidup." - Yoh. 7:38

Tuhan mau menjadi air hidup dalam hatimu. Tuhan mengampunimu, menerimamu dan mengisimu dengan air hidup.

Mungkin Anda bertanya? Tuhan, mengapa saya? Apakah saya layak untuk menerima air hidup dari Engkau? Bagaimana jika Tuhan berkata, "Ya, anak-Ku, Aku memilihmu untuk menerima air hidup dan memancarkannya terus-menerus. Engkau adalah bejana yang Kuisi dengan air hidup. Aku menyegarkan kekeringan dalam hatimu. Aku memuaskan jiwamu."

Perempuan itu  MENINGGALKAN TEMPAYAN di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang di situ - Yoh. 4:28

Kita perlu meninggalkan tempayan kita. Tempayan di sini bisa mengandung arti masa lalu, rasa bersalah, rasa aman. "Tempayan" yang membuat kita merasa hidup, padahal mati, perlu kita tinggalkan.

Air hidup akan mengalir terus-menerus, tidak dapat terbendung. Kita tidak dapat membendung kasih dan kuasa Allah. Perempuan Samaria yang tidak melihat mukjizat, melihat Tuhan. Perempuan Samaria yang tidak mau bertemu orang, mewartakan Kristus. Perempuan Samaria yang hanya berdialog sebentar dengan Kristus, menangkap maksud Yesus tentang air hidup.

Mengapa perempuan Samaria langsung mengerti hanya dengan mendengarkan perkataan Yesus? Padahal perkataan Yesus tidaklah biasa. Bukankah perkataan-perkataan seperti jarang kita dengar?

"Jawab penjaga-penjaga itu, "Belum pernah seorang pun berkata seperti orang itu!" (Yoh. 7:46) "Ada tertulis dalam kitab Nabi-nabi: Mereka semua akan DIAJAR oleh Allah. Setiap orang, yang telah MENDENGAR dan BELAJAR dari Bapa, datang kepada-Ku." (Yoh. 6:45).

Kita hanya dapat mengerti firman Tuhan apabila kita diajar oleh Bapa. Orang-orang yang belajar dari Bapa akan datang kepada Kristus. Roh Kudus yang tinggal di dalam dirimu akan menjadi seperti mata air yang terus-menerus memancar. Akan ada sukacita dan damai sejahtera yang tidak sanggup Anda jelaskan. Ketika hati Anda sengsara, Roh Kudus mengajar Anda pengharapan. Ketika hati Anda gelisah, Roh Kudus mengajar Anda ketenangan. Ketika hati Anda bingung, Roh Kudus mengajar Anda melihat. Ketika hati Anda sibuk, Roh Kudus mengajar Anda diam.

Apakah Anda juga mau menerima air hidup tersebut dari Kristus Yesus? Apakah Anda juga mau mata air hidup terus-menerus memancar dari hidup Anda?

Ps. Lan Yong Xing