Search

Artikel PERSAHABATAN DAN EKARISTI

Sahabat atau companion, dalam bahasa Latin berasal dari kata com (bersama) dan panis (roti). Dalam bahasa Perancis, kata compaignon, adalah seseorang yang memecahkan roti bersama. Menarik bukan? Lebih menarik lagi, justru pada malam Perjamuan Terakhir, Kristus menyapa murid-murid-Nya sebagai sahabat (Yoh. 15:15). Dalam budaya Tionghoa, perjamuan makan termasuk bagian yang sangat penting. Tidak heran, apabila di saat orang Tionghoa bertemu seringkali pertanyaan yang diajukan bukan ‘apa kabar?’ melainkan ‘ciak pa bue’ alias ‘sudah makan?’. Penyelenggaraan Perjamuan Kudus termasuk salah satu karakteristik utama gereja selain Baptisan Kudus dan Pemberitaan Firman. Perjamuan Kudus diselenggarakan pada malam hari di mana Yesus mengambil roti, memberkatinya dan memecah-mecahkannya. Setelah makan, Yesus mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya. Kemudian mereka menyanyikan pujian (Mat. 26:30; Ef. 5:19-20). Apa beda perjamuan paskah dengan perjamuan terakhir? Dalam perjamuan paskah selalu, setiap keluarga akan memakan domba paskah tetapi dalam perjamuan terakhir Kristus adalah Anak Domba Paskah (1 Kor. 15:7). Hal ini mengingatkan bahwa Perjamuan Kudus mengandung makna pembebasan - pembebasan dari perbudakan dosa.

Keluarga dan sahabat. Perjamuan paskah selalu diselenggarakan dalam konteks keluarga tetapi dalam perjamuan terakhir, Kristus hanya bersama dengan kedua belas murid-Nya. Relasi yang melampaui hubungan keluarga (Mat. 10:32-37; 19:29; Luk. 14:36), di mana murid-murid telah meninggalkannya demi mengikuti Kristus (Mat. 19:27). Sebuah relasi dalam persahabatan dengan Kristus (Yoh. 15:13-15). Mengapa Yesus menyelenggarakan perjamuan terakhir hanya bersama dengan keduabelas murid-Nya? Kedua belas murid mengandung makna eskatologis (Why. 21:12-14). Mengapa bukan relasi keluarga tetapi persahabatan? “Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga” (Mat. 22:30). Bagian ini menegaskan bahwa perjamuan kudus bersifat estakologis atau dikenal dengan Perjamuan Makan yang baru dalam Kerajaan Bapa (Mat. 26:29) atau Perjamuan Anak Domba (Why. 19:9). Sebuah perjamuan persahabatan yang mencakup orang-orang dari segala suku, bangsa dan bahasa. Zizioulas (2011, 4) menegaskan, “inasmuch as the Last Supper is not an event of familial life but an event for the friends of the Lamb, the Supper marks an eschatological inbreaking in the natural course of historical life.

Perjamuan Kudus mempersatukan oleh Kristus atau totus Christus - Kristus mempersatukan orang banyak. Dalam pekerjaan Roh Kudus, kita dipersatukan tanpa meniadakan keberagaman seperti yang dinyatakan dalam satu Roh, satu baptisan dengan keberagaman karunia. Eukaristia adalah bagi orang banyak (Mat. 26:28; Mark. 14:24; Luk. 22:20; 1 Kor. 11:25), sebab Kristus mati untuk orang banyak (Yes. 40-55). Karena itu kita menerima satu roti (1 Kor. 10:16-17). Ekaristi mempersatukan orang banyak sebagai umat TUHAN dalam rumah rohani (1 Pet. 2:5).

Mengingat (memory) dan menantikan (eschaton). Perjamuan Makan tersebut bersifat anamnesis yakni mengingat karya keselamatan Kristus. Perjamuan kudus adalah persekutuan (koinonia) dengan tubuh dan darah Kristus (1 Kor. 10:16). Sebuah persekutuan oikon ecclesia dalam Tubuh Kristus (Rom. 12:4-5; 1 Kor. 12:12-26; Efe. 1:23; 4:12-16; 5:36; Kol. 1:18-24). Perjamuan kudus juga bersifat eschaton yakni menantikan penggenapan Kerajaan Allah (Why. 21:5) dengan penuh pengharapan - maranatha (1 Kor. 16:22; Why 22:20). Zizioulas (2011, 6) mengatakan,

“To make the eucharistic remembrance simply an actualization of the sacrifice of Christ on the cross is to have an incomplete and altered understanding of remembrance. In fact, this is inconsistent with the Last Supper. It would be better to understand it also to include the future - to make the future, the eschaton, a reality here and now. To understand the remembrance in this way makes the Eucharist not only a re-presentation of the sacrifice and resurrection of Christ, but also a foretaste of the Kingdom to come”.

Makanan rohani dan makanan jasmani. Dalam aspek rohani, kita memperoleh roti yang sesungguhnya yakni karena Kristus adalah roti kehidupan (Yoh. 6:32; 1 Kor. 10:3-4), pengantara (Ibr. 7:23-28). Dalam aspek jasmani, roti dan anggur mengingatkan pemeliharaan TUHAN bagi hidup kita. Roti adalah roti dan anggur adalah anggur tetapi roti juga adalah tubuh Kristus dan anggur adalah darah Kristus. Perjamuan Kudus mengingatkan kita akan keselamatan dan pemeliharaan Tuhan bagi kita. Zizioulas (2011, 36) mengatakan bahwa perjamuan kudus juga memiliki peran dalam mengingatkan panggilan kita sebagai imam - high priest par excellence dalam memelihara ciptaan Tuhan. Perjamuan Kudus merupakan perjamuan persahabatan yang mengingat dan menantikan penggenapan karya keselamatan Kristus yang disertai dengan sebuah tugas untuk menjadi imam bagi sesama dan ciptaan Tuhan.

Ekaristi (communio) merupakan simbol persahabatan yang sangat kuat. Kristus justru pada malam perjamuan terakhir, menyebut murid-murid-Nya sebagai sahabat. Ekaristi mengingatkan pembebasan dari ketakutan, kesengsaraan, penindasan, ketidakadilan menuju kehidupan dalam persahabatan yang beribadah kepada TUHAN. Persahabatan dalam perjanjian (covenant) tersebut hidup bersama dalam cinta kasih (esensi Hukum Taurat) menantikan (eschaton) Perjamuan bersama Kristus dalam Kerajaan Bapa (Mat. 26:29). Ekaristi juga mengingatkan kita akan rekonsiliasi, pemulihan, dan penyatuan dalam tali persahabatan dengan Allah dan sesama. Makanan dan minuman kehidupan ekaristi mengingatkan akan pemeliharan dan pemekaran kehidupan oleh Allah. Ekaristi juga disertai dengan sebuah misi persahabatan yakni mewujudkan kehidupan yang berkelimpahan bagi sesama (common flourishing) dalam cinta kasih dan mengusahakan pemulihan, rekonsiliasi dan pembaruan bagi seluruh ciptaan sebagai high priest par excellence (John Zizioulas) atau sebagai sahabat Kristus. Cinta kasih dalam persahabatan mewujudkan kehidupan yang berkelimpahan bagi sahabatnya (flourishing). Friends strive for mutual flourishings as well as the flourishing of creations. Kiranya GKI Duta Mas menjalin persahabatan yang menyenangkan demi terwujudnya shalom!

 

LYX