Artikel Penguji Spiritual
Yeremia 6
Hal yang paling menakutkan dalam hidup ini adalah ketika TUHAN telah menentukan "malapetaka telah mengintai" (ayat 1). "Bayang-bayang senja sudah memanjang" (ayat 4). Terlebih ketika TUHAN mengatakan, "Terimalah hajaran! Aku tidak menarik diri darimu" (ayat 8). Apabila kondisi ini terjadi, hamba TUHAN pun akan sangat gelisah, sebab hamba TUHAN juga akan penuh dengan murka TUHAN (ayat 11). Dalam keadaan seperti ini, murka TUHAN meluap-luap.
Namun, biasanya hal seperti ini sudah terjadi sebelum orang-orang menyadarinya. Mungkin kita jadi bertanya-tanya mengapa TUHAN yang adalah Kasih bisa sedemikian murka. Mengapa TUHAN yang Penyayang bisa berkata "Aku telah menolak mereka!" (Ayat 30).
Hal tersebut bermula dari terus-menerus mengeraskan hati terhadap TUHAN dengan berpikir, "Kami tidak mengeraskan hati!" Pengerasan hati terjadi dengan HATI YANG TIDAK TERBUKA (ayat 10) sehingga "tidak dapat mendengar." Hal tersebut terjadi karena tidak menyukai firman Allah (ayat 10) atau lebih tepatnya lebih menyukai pemikiran manusia daripada firman Allah. Ketika TUHAN menawarkan "jalan ketenangan bagi jiwa", mereka berpikir "Kami tidak mau menempuhnya!" (ayat 16), "Kami tidak mau memperhatikannya!" (ayat 17).
TUHAN kecewa karena setiap orang, termasuk hamba-hamba-Nya yang dipilih untuk mengurus Rumah-Nya "mengejar keuntungan" (ayat 13). dan melakukan tipu daya (ayat 12). Akibat tipu daya mereka, setiap orang berpikir mereka sudah melayani dengan baik dan pelayanan mereka berkenan di hati TUHAN. Akibat dari tipu daya para hamba TUHAN, umat TUHAN berpikir mereka hanya mengalami "luka ringan spiritual" (ayat 14). Padahal mereka sudah mengalami "penyakit spiritual kritis." Para hamba TUHAN meyakinkan mereka bahwa mereka baik-baik saja. Sehingga mereka tidak mau sungguh-sungguh memperhatikan firman-Nya. Firman TUHAN telah menjadi "kata-kata" yang dipilih dan pilah, setiap orang mendengarkan apa yang mereka ingin dengarkan.
Setiap orang melayani dengan mengerjakan segala sesuatu menurut keinginan hatinya, tetapi tidak mau memperhatikan apa yang TUHAN inginkan. Setiap orang bekerja keras melaksanakan tugas pelayanannya, tetapi tidak mau mendengarkan apa yang TUHAN ajarkan. Setiap orang giat melayani, tetapi tidak melayani Allah. Atau lebih tepatnya, Allah tidak merasa diri-Nya telah dilayani. Allah tidak berkenan pada pelayanan yang Ia terima. Setiap orang memberikan yang terbaik untuk TUHAN, bahkan persembahan mereka pun diimpor dari Syeba (ayat 20). Mereka memberikan effort yang sangat besar untuk pelayanan. Namun, TUHAN berkata, "Aku TIDAK BERKENAN. Pemberian mereka TIDAK MENYENANGKAN Aku" (ayat 20).
Yeremia 6 diakhiri dengan TUHAN menetapkan Yeremia sebagai "penguji" (ayat 27). Hamba-hamba TUHAN harus dapat menjadi "penguji spiritual". Namun dirinya sendiri juga harus tahan uji. Ketaatan dan kesetiaan kita diuji oleh-Nya.
Penguji spiritual harus menguji hati setiap pelayan. Penguji spiritual harus menguji apakah orang-orang sungguh-sungguh memperhatikan TUHAN atau melayani TUHAN dengan hati yang benar hanya menjadi sebuah slogan spiritual. Penguji spiritual harus menguji ketaatan setiap pelayan. Tanpa, ketaatan pelayanan adalah hal yang kosong. Penguji spiritual harus menguji apakah orang-orang mempelajari firman Allah atau hanya pemikiran manusia. Di dalam firman Allah terdapat kuasa Allah, sedangkan di dalam pemikiran manusia hanya berisi kekosongan. Akhir kata, penguji spiritual harus dapat melihat sebagaimana Allah melihat, apakah sesuatu berkenan dan menyenangkan hati-Nya atau justru ditolak-Nya.
Saya sering mengatakan bahwa setiap orang BISA mendengarkan suara Allah, tetapi tidak setiap orang MAU mendengarkan Dia. Setiap orang BISA mendengarkan firman Allah, tetapi tidak setiap orang MAU menaati Dia. Karena untuk menaati Allah, sering kali kita harus meremukkan keinginan dan menghancurkan hati kita sendiri.
Maukah Anda menjadi seorang penguji spiritual?
Ps. Lan Yong Xing