Artikel . OR ,
Yakobus 3: 6
Pernahkah kita merasa terberkati oleh perkataan seseorang atau malah sebaliknya perkataannya membuat kita sakit hati yang berkepanjangan? Tahukah saudara bahwa setiap perkataan yang keluar dari mulut kita memiliki kuasa, dan perkataan itu juga menunjukkan sikap, karakter, kepribadian seseorang Mengapa demikian? Mungkin kita sering berpikir percakapan kita bersama teman atau orang yang kita temui itu hanya percakapan biasa dan tidak bermakna apa-apa, padahal perkataan bisa menjadi sumber dosa, dan firman Tuhan juga berkata bahwa melalui perkataanmu engkau akan dihakimi entah itu perkataan baik maupun tidak baik (Matius 12: 36-37).
Di dalam Yakobus 3: 6 dikatakan “Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.” Perkataan melalui lidah kita, dapat menjadi sumber dosa, juga sumber berkat, ia adalah api, api dapat menghancurkan dan merusak relasi kita dengan orang lain, tetapi juga dapat membangun relasi. Oleh karena itu, ketika berbicara kita mesti menggunakan hikmat Tuhan. Hikmat Tuhan akan membuat kita mengontrol perkataan kita, mengontrol lidah kita, kapan kita harus berbicara "," dan kapan kita harus diam ".".
Terkadang dalam kehidupan ini, kita terlalu cepat untuk berbicara, kita hanya mengeluarkan perkataan yang sia-sia, yang membuat kita sulit untuk kita mengontrol atau mengendalikan lidah kita. Dengan lidah, mungkin kita pernah menyakiti orang lain, kita berdusta, kita mengeluarkan kata-kata membual agar orang menyukai kita. Lidah kita sebagai api yang dapat menghancurkan atau menodai seluruh tubuh kita, hidup kita. Tetapi ketika kita meminta hikmat Tuhan dalam perkataan kita, kita dapat mengontrol perkataan kita, sehingga perkataan kita membuahkan berkat dan hidup seperti yang firman Tuhan katakan “maka ia merupakan orang yang mencintai hidup karena ia menjaga lidahnya dari yang jahat dan menjauhi bibir yang menipu” (1 Pet 3: 10). Maka cintailah hidupmu, dan cintailah hidup orang-orang di sekitarnya dengan menjaga perkataanmu. Biarlah lidah perkataan kita hanya membuahkan pujian kepada Tuhan dan berkat kepada sesama, yang melaluinya orang lain semakin dekat dengan Tuhan, bukan sebaliknya! Pilihan ada di dalam diri kita. Biarlah dengan hikmat Tuhan kita dapat mengendalikan lidah perkataan kita!
Ev. Dwi Lina Agustine