Search

Artikel Menumbuhkan Hati Yang Mendengarkan (Cultivating a Listening Heart)

Ulangan 30:6-8

Shalom saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini kita akan belajar satu aspek penting dalam hidup kita sebagai orang percaya, yaitu bagaimana kita dapat mengembangkan hati yang mendengar, hati yang peka terhadap suara Tuhan. Dalam Ulangan 30:6-8, kita diajak untuk menyadari pentingnya mengarahkan hati kita kepada Tuhan dan menaati-Nya dgn sepenuh hati.

“Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup. Engkau akan mendengarkan suara TUHAN dan melakukan segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini.”

Mengapa mendengarkan Tuhan itu penting?
Karena “Tuhan hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu”. (Mazmur 32:8) Rancangan Tuhan adalah yang terbaik bagi hidup kita. Dalam kehidupan ini, kita mendengar suara orang lain, suami-istri, anak-anak ataupun orang tua kita dalam mengambil keputusan. Bahkan sering kali kita mengikuti cara orang lain dalam menjalani hidup ini. Dan akhirnya kita mengalami kegagalan karena jalan yang Tuhan mau untuk kita berbeda dengan orang lain. Kita perlu bertanya pada Tuhan jalan yang harus kita tempuh karena Tuhan berjanji akan menunjukkannya pada kita. Awal mula penciptaan manusia yang di ciptakan seturut gambar Allah, Allah mau berelasi langsung dengan manusia. Adam manusia pertama di tempatkan di Taman Eden dan ia bisa berkomunikasi langsung dengan TUHAN, tapi karena kejatuhan manusia yang melanggar perjanjian dengan Allah maka manusia di usir dari Taman Eden dan tidak lagi bisa berbicara dengan TUHAN langsung muka dengan muka. Walaupun manusia telah merusak citra Kudus Allah tapi Sang Pencipta masih menunjukkan kasih dan pengampunanNya dan berinisiatif menyelamatkan manusia dari kebinasaan dan tetap rindu untuk menjalin hubungan yang intim dengan manusia ciptaanNya. TUHAN memperkenalkan diri-Nya melalui Firman yang di sampaikan melalui para nabi dan di kumpulkan dan disusun jadi satu kitab suci yang setiap kita memilikinya yaitu Alkitab.

Setiap kita memiliki Alkitab bahkan ada yang lebih dari satu, didalam Alkitab kita bisa menemukan firman Tuhan yang di sampaikan TUHAN melalui para nabi, dalam kitab suci kita temukan tulisan atau kata ; Tuhan berkata, Tuhan berfirman, Tuhan bersabda….jadi melalui Firman-Nya dalam Alkitab yg kita percaya adalah Otoritas yang Maha Kuasa Tuhan berbicara kepada kita saat ini, Tuhan mau hubungan yang dekat dengan umatNya dan berkomunikasi, komunikasi itu baru terjadi kalau ada timbal balik dua arah artinya Tuhan berbicara kita mendengar dan kita berbicara Tuhan mendengar. Tuhan begitu mengasihi kita sehingga Ia mau kita juga mengasihi-Nya segenap hati dan tulus sehingga kita hidup berkemenangan.

1. Tuhan yang Mengubah Hati Kita
Arti dari "menyunatkan hati" ( Ulangan 30:6 ) dalam konteks ini adalah sebuah gambaran simbolis tentang pemurnian hati. Di dalam Alkitab, sunat adalah tanda perjanjian antara Allah dan umat-Nya Israel. Namun, dalam ayat ini, sunat yang dimaksud bukan sunat fisik, tetapi sunat rohani. Menyunatkan hati berarti menghilangkan hal-hal yang menghalangi kita dari memiliki hubungan yang benar dengan Allah—seperti dosa, keras hati, atau pemberontakan. Ini adalah tindakan Allah yang membersihkan, memperbaharui, dan mempersiapkan hati umat-Nya agar mereka dapat mengasihi Dia dengan tulus dan sepenuh hati.

Allah berjanji akan memperbaharui hati umat-Nya, sehingga mereka mampu mengasihi-Nya dengan sepenuh hati dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya, yang pada akhirnya membawa kehidupan yang penuh berkat. Sunat hati berarti Tuhan mengubah atau memurnikan hati kita—menyingkirkan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk mengasihi dan menaati-Nya sepenuh hati. Sunat hati dalam konteks ini juga berarti Tuhan bekerja untuk mengubah hati kita, menjadikan kita peka terhadap kehendak-Nya. Ini adalah pekerjaan Allah yang memungkinkan kita untuk mengasihi-Nya dengan segenap hati dan jiwa kita. Kita tidak dapat mencintai Tuhan dengan cara yang benar kecuali jika hati kita telah disentuh oleh-Nya. Oleh karena itu, langkah pertama dlm mengembangkan hati yg mendengar adalah membiarkan Tuhan mengubah hati kita.

Didalam perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus dala Lukas 8:4-15, Hati manusia di gambarkan seperti tanah, hati kita seperti tanah yang belum diolah—keras, penuh dengan akar-akar dosa, dan hati yang keras penuh dengan bebatuan. Tuhan, seperti petani yang bijaksana, berusaha mempersiapkan hati kita agar menjadi tanah yang subur, siap menerima benih firman-Nya. Dia menyunat hati kita, mencabut apa yang menghalangi, dan melembutkan hati kita sehingga kita dapat dengan tulus mendengar suara-Nya dan menaati perintah-Nya.

Namun, ada peran yang harus kita mainkan. Kita harus bersedia membiarkan Tuhan bekerja dalam hati kita, menyerahkan diri kepada-Nya untuk diubah. Sama seperti petani yang bekerja keras mengolah tanah, kita juga harus dengan tekun mencari Tuhan dalam doa dan firman-Nya, mempersiapkan hati kita agar siap mendengar dan menaati-Nya.

Dengan hati yang sudah dipersiapkan ini, kita dapat dengan mudah mendengar suara Tuhan, menerima firman-Nya, dan melihatnya berbuah lebat dalam hidup kita. Seperti tanah yang subur menghasilkan panen yang melimpah, hati yang mendengar akan menghasilkan kehidupan yang penuh dengan kasih, ketaatan, dan berkat dari Tuhan.

Dalam Perumpamaan tentang seorang penabur, Tuhan Yesus menyebutkan ada 3 type tanah yang melambangkan hati manusia dan benih melambangkan Firman Tuhan.

Pertama tanah yang keras karena tanah itu tempat dimana orang-orang lalu Lalang dan karena di pijak dan di lalui setiap hari tanah itu menjadi keras, tanah ini menggambarkan hati manusia yang keras sehingga hati dan pikirannya tertutup bagi Firman Tuhan dan orang ini tidak percaya bahwa Tuhan berbicara kepada manusia.

Kedua adalah tanah yang berbatuan merupakan gambaran hati manusia yang memiliki pemikiran yang dangkal, orang seperti ini bergembira saat mendengarkan Firman Tuhan tapi karena tidak berakar sehingga saat pencobaan datang maka matilah tanaman itu. Orang seperti ini bersukacita saat mendengar Firman tapi tidak tidak membiarkan Firman itu merubah hidupnya, jadi yang berubah hanya emosinya dan hanya di permukaan saja, dalam tidak berubah.

Ketiga tanah yang penuh dengan semak duri merupakan gambaran hati manusia yang mendengarkan suara Tuhan kemudian mereka dan menuruti jalannya sendiri, karena kesibukkan sendiri mereka tercekik oleh kekhawatiran hidup, kekayaan, dan kesenangan, dan mereka tidak menjadi dewasa karena kesibukkan mereka sehingga mareka tidak bisa mendengar suara Tuhan.

Karena itu berhati-hatilah akan hal-hal yg menghalangi kita mendengarkan Tuhan :

  • Penolakan dan hati yang tertutup pada suara Tuhan
  • Terburu-buru
  • Kesibukan

Kata kunci yang penting adalah Tuhan berbicara kepada orang-orang yang telah memutuskan untuk taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan sebelum Tuhan mengatakannya.

Keempat tanah yang baik  melambangkan hati manusia yang mendengarkan firman Tuhan dan merenungkan firman Tuhan serta taat melaksanakan Firman Tuhan tersebut, sehingga hidupnya berubah bahkan 100 kali lipat.

2. Hati yang Mendengar Dimulai dari Kasih kepada Tuhan
Hati yang mendengar adalah hati yang mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati dan jiwa. Kasih kepada Tuhan menjadi dasar untuk ketaatan kita. Ketika kita benar-benar mencintai Tuhan, kita akan secara alami ingin mendengar suara-Nya dan mengikuti perintah-Nya. Kasih ini bukan hanya sekadar emosi, tetapi juga keputusan untuk menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup kita.

Tuhan mau kita menjalin relasi denganNya, berelasi di sini adalah hubungan timbal balik, bukan hanya Tuhan yang mendengarkan kita melalui doa-doa yang kita panjatkan tetapi yang Tuhan mau adalah kita mengenal Dia dan mendengarkan Dia serta mentaati apa yang Tuhan perintahkan dan katakan. Pertanyaannya adalah apakah kita bisa mendengar suara Tuhan? Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku ( Yoh 10:27 ) Jelaslah bahwa domba-domba-Nya mengenal dan mendengar suara Tuhan. Justru yg jadi masalah ialah kalau kita tidak bisa mendengar suara-Nya…sehingga kita perlu bertanya apakah kita sungguh-sungguh domba-Nya?

Untuk dapat mendengarkan Tuhan pertama yang harus kita lakukan adalah….

  1. Membuka hati dan pikiran yang mau menerima dan mendengarkan suara Tuhan. Karena halangan yg Utama dalam mendengar suara Tuhan adalah resistansi atau penolakkan dari diri kita sendiri.
  2. Untuk dapat mendengar suara Tuhan kita harus meluangkan waktu untuk mendengar dan menumbuhkan pikiran yang terbuka dalam mendengarkan Tuhan. Kita tidak akan bisa mendengar Tuhan kalau kita terburu-buru dalam membaca dan merenungkan Firman Tuhan.

3. Mendengar dan Melakukan Firman Tuhan
Ayat 8 menekankan pentingnya mendengar suara Tuhan dan melakukan segala perintah-Nya. Mendengar dalam konteks ini tidak hanya berarti mendengarkan secara pasif, tetapi juga merespons dengan tindakan nyata. Mendengar suara Tuhan berarti membaca, merenungkan, dan menaati firman-Nya dalam kehidupan sehari-hari.

Ketaatan ini bukan hanya kewajiban, tetapi merupakan hasil dari hati yang telah dipulihkan dan mengasihi Tuhan. Perintah yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya adalah untuk diikuti setiap hari, dalam setiap aspek kehidupan. Ini adalah panggilan untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan sebagai bukti nyata dari kasih dan penghormatan kepada-Nya.

Bagaimana kita bisa mengembangkan hati yang mendengar ini dalam kehidupan kita sehari-hari? Pertama, kita perlu menyediakan waktu untuk berdoa dan merenungkan firman Tuhan. Tuhan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, Kitab suci adalah sarana Utama Allah untuk berkomunikasi dengan umat-Nya. Setiap kali kita membuka Firman Tuhan, kita mendengarkan suara-Nya.

Kedua, kita harus berusaha untuk taat pada Tuhan, bahkan ketika itu sulit atau tidak nyaman. Firman Tuhan menyegarkan keletihan kita. Ia memberi dorongan kepada mereka yang mengikuti Dia dan mendengarkan suara-Nya. Kitab Suci juga penuh dengan kebenaran Allah yang menuntun kita hidup dalam kebenaran. Ia membentuk hati dan pikiran kita untuk mengasihi Tuhan dan orang-orang di sekitar kita.

Ketiga, kita harus menjaga hati kita tetap terbuka terhadap pembelajaran dan koreksi dari Tuhan. Salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk hidup adalah dengan membaca Kitab Suci setiap hari. Jika kita jarang membaca Firman Tuhan, kita akan jarang mendengar Dia berbicara kepada kita. Semakin kita mengembangkan kebiasaan rutin berhubungan dengan Tuhan, semakin mudah kita mendengar dan mengikuti perintah-Nya.

Saudara-saudari, marilah kita berdoa agar Tuhan memberikan kita hati yang peka, hati yang mendengar dan siap menaati kehendak-Nya. Biarlah kasih kita kepada Tuhan menjadi motivasi utama dalam hidup kita, sehingga kita dapat mendengar suara-Nya dengan jelas dan berjalan dalam jalan-jalan-Nya dengan setia. Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Pnt. Raymond Huang