Search

Artikel Menjadi Gereja Sederhana

Yohanes 15:8 "Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Dalam dunia yang semakin rumit, kesederhanaan menjadi sesuatu yang sangat berharga. Rainer dan Geiger dalam bukunya yang berjudul Simple Church mengatakan bahwa manusia haus akan kesederhanaan. Sangat disayangkan apabila gereja turut menjadi sangat sibuk dan rumit. Gereja menjadi kompetitif menjadi gereja yang "hebat", padahal yang TUHAN inginkan adalah menjadi gereja yang berkenan di hati-Nya. Gereja menghasilkan program-program inovatif, tetapi tidak reflektif, stimulatif, tetapi tidak substantif, informatif, tetapi tidak edukatif, konsumtif, tetapi tidak transformatif. Inilah contoh kerumitan! Padahal saya bisa menggunakan kosa-kata yang sederhana, bukan? Gereja dipenuhi dengan banyak program hebat, kegiatan yang wow, tetapi jemaat tidak menjadi dewasa secara spiritual. Jemaat tidak bisa berdoa membuka suara bersama keluarganya, jemaat tidak bisa mengajar firman TUHAN kepada anak-anaknya, jemaat tidak bisa menguduskan rumahnya sendiri. Padahal pelayanan keluarga (home ministry) dalam keluarga masing-masing sangatlah penting terutama di tengah gejolak zaman seperti sekarang ini.

Rainer dan Geiger mengingatkan, “Kesibukan itu persembunyian yang baik untuk menutupi ketiadaan hidup. Kompleksitas adalah penyamaran yang luar biasa. Gereja-gereja terkadang menjadi peti mati yang bagus” (Simple Church, 29). Jemaat TUHAN seharusnya hidup karena firman TUHAN merupakan perkataan hidup. Jemaat TUHAN tidak seharusnya mengalami kekeringan spiritual, karena Kristus merupakan air hidup. Namun, sangat disayangkan apabila gereja tidak lagi melaksanakan kehendak Bapa.

Apa yang menyebabkan gereja mengalami kekeringan spiritual? Hal tersebut bisa disebabkan oleh pemimpin gereja yang menjadikan program pelayanan sebagai "kesuksesan" dan jemaat dibentuk untuk menjadi "konsumtif." Tidak mengherankan jemaat kemudian menjadi seperti orang-orang yang mendirikan rumah di atas pasir, yang mengalami kerusakan parah ketika diterjang badai kehidupan.

Maukah kita menjadi gereja yang sederhana? Menjadi gereja yang sederhana tidaklah sederhana. Karena membutuhkan FOKUS pada Kehendak Bapa. Kita tidak dapat "berbuah banyak" jika kita tidak terhubung pada Kristus. Kata "berbuah" sering membingungkan banyak orang. Lebih mudah dipahami jika kita menggunakan kata "dewasa rohani", menjadi seorang bersahabat akrab dengan TUHAN, mengenal hati Allah, mengerti firman-Nya, memahami hal-hal rohani, berhikmat, dan hidup bijaksana. Kristus telah memberikan teladan yang sempurna dalam kehidupan yang berbuah. Maukah Saudara melakukan pekerjaan Kristus sampai kesudahannya (Why. 2:26)?

 

Ps. Lan Yong Xing