Search

Artikel Mengapa Engkau Berseru-seru kepada TUHAN?

Hosea 6-7Menurut saudara, apa yang akan terjadi pada hidupmu ketika Tuhan menarik kembali penyertaan-Nya? Penyertaan Tuhan berupa kasih sayang, belas kasihan, berkat dan berbagai janji-Nya. Hidup yang tidak baik-baik saja dan kita akan merindukan Tuhan.

Hosea 5:15
Aku akan pergi, kembali ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku bersalah dan mencari wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan merindukan Aku.
(baca juga Hosea 5:6)
Pertanyaannya, kita merindukan Tuhan atau hanya merindukan penyertaan-Nya?

Dalam kesesakan dan kerinduan, ajakan pertobatan pun diserukan. Saudara mungkin sudah familiar dengan topik pertobatan, yaitu berbalik kepada Tuhan. Bacalah dengan seksama Hosea 6:1-3, bagaimana menurutmu tentang pertobatan seperti ini?
Kita dapat menemukan beberapa hal dalam seruan pertobatan (Call for Repentance):
1. Merendahkan hati di hadapan Tuhan (ay. 1)
2. Percaya pada janji pengampunan dan pemulihan (ay. 2)
3. Penyesalan dan keseriusan untuk sungguh-sungguh mengenal Tuhan (ay. 3)

Tentu saja Tuhan berkenan ketika anak-anak-Nya berbalik kepada-Nya. Namun pernahkah saudara bergumul dalam pertobatan? Padahal sudah merendahkan hati, sudah percaya janji pengampunan dan tahu Tuhan akan memulihkan, sudah menyesal dan ingin sungguh-sungguh mengenal Tuhan, sudah nangis-nangis dan membuat komitmen.  Tetapi entah mengapa hal yang sama terus berulang, kembali jatuh ke dalam dosa, kembali merasa bersalah dan mengulang lagi proses pertobatan.

Pertobatan seperti ini sering terjadi. Mengapa? Hal ini terjadi karena ada dua hal yang hilang (The Missing Two Pieces)
Hosea 6:4
Apa yang akan Kulakukan kepadamu hai Efraim? Apa yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang menguap di pagi hari.

Sedangkan, kasih setia yang begitu penting adalah kesukaan Allah. 
Hosea 6:6
Sebab Aku menyukai kasih setia dan bukan kurban sembelihan; Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban bakaran.

Pertobatan tanpa kasih setia dan pengenalan akan Allah akan membawa kita kepada kegagalan. Merendahkan diri sangat mudah dilakukan jika memang dalam keadaan terpuruk. Mengharapkan pengampunan dan pemulihan juga, karena kita tahu hanya Tuhan yang dapat melakukan sesuatu pada keadaan kita. Penyesalan dan keseriusan pada saat penderitaan, sangat mudah kita ucapkan. Kita mungkin sudah berbalik, tetapi tidak lama kemudian kita akan kembali berpaling dari Tuhan jika kondisi membaik, penderitaan berkurang dan sebagainya. Pertobatan yang dangkal bergantung pada kondisi dan lingkungan (现实 - realistis). Penderitaan membuat mereka menyadari dosa dan bertobat. Sayangnya pertobatannya seperti kabut pagi yang  menghilang sebentar saja.

Kita perlu memahami sistem kerja dosa. Hosea 6:7-10 memaparkan keberdosaan umat Tuhan secara simbolis:
Ay. 7 Adam
Melambangkan umat manusia atau manusia pertama yang jatuh ke dalam dosa. Di Adam, mereka telah yang melangkahi perjanjian dan berkhianat terhadap Tuhan.
Ay. 8 Gilead

Daerah yang subur, melambangkan berkat Tuhan.
Namun Gilead telah menjadi kota para penjahat dan penuh dengan jejak darah.
Ay. 9. Sikhem
Tempat Tuhan menunjukkan diri kepada Abram. Namun Sikhem juga memiliki sejarah buruk, yaitu ketika anak-anak Yakub membantai orang Sikhem yang memperkosa adik mereka, Dinah. Persekutuan para imam ini (pelayan Tuhan) mengadang orang, membunuh dan berbuat aib.
Ay. 10 Kaum Israel dan Efraim

Umat Tuhan yang melacurkan diri menyembah berhala.

Hubungan Tuhan dan manusia adalah Suami dan istri. Dosa manusia dimulai dengan melangkahi perjanjian dan berkhianat terhadap Tuhan. Berkat dan segala yang Tuhan berikan menjadi sumber kejahatan, berapa banyak kejahatan yang dilakukan manusia demi harta kekayaan. Bahkan persekutuan imam (pelayan Tuhan) seperti serigala berbulu domba, bertopeng umat Tuhan tetapi penuh kejahatan. Dan seperti halnya Gomer, umat Tuhan memiliki ilah lain.

Belenggu dosa bersifat MENGIKAT dari generasi ke generasi dan MERAMBAT dari komunitas ke komunitas. Sistem kerja dosa itu mengikat dan merambat.
Hosea 7:3-7 Mengapa komunitas yang sehat sangat penting? 
Karena komunitas yang buruk saling menghanguskan. Perhatikan kata-kata yang mirip dan berulang-ulang. Semangat mereka melakukan dosa bagaikan dapur perapian yang menyala-nyala (ay. 4; 6-7), terbakar oleh anggur, hati yang menyala seperti api yang menjilat (ay. 6).

Komunitas buruk ini saling menyenangkan dalam kebohongan dan anggur. Ketika mereka mendekat dalam persekongkolannya, hati mereka bersemangat saling menghanguskan sampai habis. Dan bagian ini diakhiri dengan kalimat, “tidak seorang pun dari mereka berseru kepada-Ku” (Hos 7:7b).

Hosea 7:8-12 Mengapa menyadari keadaan sangat penting?
Karena maut menunggu orang yang tidak menyadari keadaannya.
Israel/Efraim digambarkan seperti roti bundar yang tidak dibalik (ay. 8) alias tunggu gosong. Ia sendiri tidak mengetahui dan tidak menyadari kejatuhannya (ay. 9). Ia juga seperti merpati yang lugu dan tidak berakal yang tidak tahu siapa musuh dan siapa yang seharusnya mereka andalkan (Hos 7:11).
Kecongkakkan Israel menjadi saksi terhadap dirinya, namun mereka tidak berbalik kepada TUHAN, Allah mereka, dan tidak mencari Dia kendati semuanya itu terjadi (Hos 7:10).

Hosea 7:13-16 Mengapa bertobat dengan benar sangat penting?
Karena pertobatan yang tidak tepat sasaran adalah sia-sia.
Dalam dua bagian di atas, mereka tidak berseru dan tidak berbalik. Namun ketika menghadapi penderitaan, mulailah mereka berseru tetapi tidak dari hatinya (ay. 14).
Hosea 7:16
Mereka berbalik tetapi bukan kepada Yang Di Atas, mereka bagaikan busur yang berbalik arah; pemuka-pemuka mereka akan tewas oleh pedang karena lidah mereka yang penuh serapah. Itulah olok-olok terhadap mereka di tanah Mesir kelak.
Pertobatan yang salah membuat kita terus hidup dalam kegelapan.

Renungkan saja sistem kerja dosa dalam hidup kita. Seseorang cinta harta tidak serta-merta karena mencintai harta. Ada latarbelakang hidupnya yang membuatnya ‘insecure’ karena miskin, mungkin juga karena didikan keluarga atau nilai yang ditanam dalam keluarga. Pikiran bahwa harta memberi rasa aman sudah tertanam lama dan ia hidup mengejarnya. Seseorang yang kecanduan tidak serta-merta menyukai pornografi, alkohol atau narkoba. Karena kecanduan sangat memalukan sehingga dilakukan sembunyi-sembunyi. Ada ahli yang mengatakan kecanduan terjadi karena seseorang membangun koneksi (mungkin dengan pornofrafi, alkohol, narkoba atau gadget) untuk mengatasi kesepian dan kekosongan. Yang dibutuhkannya adalah relasi, tetapi ia salah memilih objek. Ada latar belakang yang memicu seseorang hidup di dalam dosa. 

Kita memahami dosa sebagai pelanggaran hukum Allah dan pemberontakan terhadap Tuhan. Dosa dalam bahasa Ibrani חָטָא Hata dan kata Yunani μαρτα hamartia yang berarti ‘gagal’ atau ‘meleset dari tujuan’. Berdosa berarti meleset dari tujuan yang Tuhan tentukan bagi kita, yaitu hidup dalam kebenaran dan kasih setia-Nya. Gaya hidup yang meleset dari tujuan sangat merusak.

Jiwa kita merindukan hidup yang tepat sasaran. Sehingga, untuk berhenti berdosa, harus dimulai dengan perubahan pikiran. Orang yang cinta harta, kecanduan maupun dosa lainnya harus tahu bahwa selama ini ia telah meleset dari tujuan. Memperbaiki kebiasaan dan karakter harus dimulai dari perubahan pikiran. Pikiran kita ini dibentuk oleh pengalaman (suka maupun duka) berpuluh tahun dan bagaimana kita bertahan hidup dalam prosesnya. Pikiran yang berlandaskan pengalaman, belum tentu tepat sasaran. Sehingga, kita perlu cek buku manual hidup, yaitu firman Tuhan.

Saya merenungkan kata dalam mandarin 想明白 yang artinya memahami atau memikirkan dengan pemikiran jernih. Seseorang dapat bertobat dengan sungguh-sungguh jika ia 想明白 akan hidupnya. Kekerasan hati terjadi karena tidak berpikir jernih, tidak melihat dengan benar. Seperti halnya busur yang berbalik arah, pertobatan kita selalu gagal karena kita menggunakan usaha dan cara sendiri. Lagi-lagi pikiran kita yang salah menyesatkan kita. Untuk berpikir jernih, kita perlu duduk bersama Tuhan.

Merendahkan hati, penyesalan dan keseriusan adalah langkah penting yang dapat kita lakukan dalam pertobatan. Namun, untuk tetap tinggal dalam pertobatan, saudara perlu duduk bersama Tuhan mendengarkan-Nya. 

Mengapa engkau berseru-seru kepada Tuhan?
Ketika engkau berseru-seru kepada Tuhan, Tuhan juga ingin bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?”. Pertobatan yang sesungguhnya dilandaskan dengan kasih setia dan pengenalan akan Tuhan, karena Tuhan menyukainya.

Hosea 2:18-19
Aku akan memperistri engkau untuk selama-lamanya dan Aku akan memperistri engkau dalam kebenaran dan keadilan, dalam kasih setia dan rahmat. Aku akan menjadikan engkau istri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.

Pertobatan yang gagal umumnya karena seseorang tidak menyadari akar masalah. Sehingga usaha bertobat terus gagal dan hidup terus meleset dari tujuan. Akar masalah tidak mudah ditemukan, sehingga kita perlu memohon pimpinan Roh Kudus. Berserulah agar Tuhan menunjukkan akar masalah dosamu. Biarlah Tuhan yang menunjukkan kepadamu, membuka pikiranmu dan mengajar bagaimana saudara dapat tepat sasaran. Inilah pertobatan yang sesungguhnya, yaitu belajar mengasihi dan memiliki pengenalan akan Dia.


Ps. Wennie Dong