Search

Artikel Mengapa Baru Sekarang, Bukan Sebelumnya

1 Raja-raja 2:4-6

Daud berpesan kepada Salomo untuk membunuh Yoab. Pertanyaannya adalah mengapa baru sekarang, bukan sebelumnya. Well, tangan Daud selalu lemah jika harus menegakkan keadilan dalam keluarganya sendiri. Daud memilih diam ketika Ammon, anaknya memerkosa Tamar. Daud memilih mengalah ketika Absalom, anaknya memimpin pemberontakan. Daud tidak berani membunuh Yoab mungkin demi kakaknya. Sebab, Yoab merupakan anak Zeruya, kakak Daud.

Apakah Yoab harus mati? Apakah Daud benar-benar harus menegakkan keadilan sebagai raja dan melakukannya melalui tangan Salomo? Yoab adalah pendukung Daud yang setia, tetapi hatinya jahat. Yoab membunuh Abner yang ingin berdamai (2 Sam. 3:26-30). Ini merupakan sebuah bentuk kejahatan terhadap orang yang berniat berdamai. Abner membunuh Amasa, orang yang Daud angkat untuk menggantikan dirinya (2 Sam. 19:13; 20:9-10). Yoab tidak mau jabatannya sebagai panglima digantikan Amasa. 

Cara Yoab membunuh sahabatnya sangatlah keji. Dia mendekati Abner dan berpura-pura mengajak dia berbicara, kemudian menikamnya dengan pedang (2 Sam. 3:27). Sebelum menusuk Amasa dengan pedang, Yoab menanya kabar, menciumnya dengan penuh kasih (2 Sam. 20:9-10). Yoab adalah orang yang membunuh dengan "keramahan". Dengan kata lain, keramahan Yoab sungguh mematikan!

Meskipun Daud telah berpesan dengan sangat spesifik bahwa tidak ada yang boleh menyakiti Absalom, Yoab tetap membunuhnya. Saat itu, Absalom mengendarai kereta dan ketika melintasi pepohonan, kepala Absalom tersangkut pada pohon. Dalam keadaan seperti itu, datanglah Yoab membawa tiga lembing dan menikamkannya ke dada Absalom (2 Sam. 18:14). Mungkin Yoab takut kehilangan jabatannya jika Absalom menjadi raja. Yoab suka membunuh orang yang lemah dalam keadaan mereka lengah atau dalam keadaan mereka tidak dapat membela diri. Yoab sungguh seorang panglima yang licik alias tidak gentlemen. 

Mungkin inilah alasan Daud memutuskan bahwa orang seperti ini tidak pantas hidup. Salomo menaati perintah Daud. Dia mengutus Benaya untuk membunuh Yoab. Mengetahui hal itu, Yoab melarikan diri ke dalam Rumah TUHAN. Benaya tidak berani membunuh Yoab di dalam Rumah TUHAN. Maka dia melaporkan hal tersebut kepada Salomo. Raja Salomo menjelaskan mengapa Yoab harus mati, yakni "karena ia telah membunuh dua orang yang lebih benar dan lebih baik daripadanya" (1 Raj. 2:32). Benaya mematuhi perintah raja Salomo, ia berangkat ke Rumah TUHAN dan membunuh Yoab (1 Raj. 2:34).

Orang fasik mungkin akan berpikir keadilan tidak akan melandanya. Ia merasa dirinya baik karena membantu Daud menghabisi Abner dan Absalom. Yoab adalah orang yang sangat baik, dia menghibur dan menguatkan hati Daud ketika ia dalam dukacita (2 Sam. 19:5-8). Yoab juga menasihati Daud untuk tidak jatuh dalam dosa kesombongan, tetapi Daud tidak mendengarkan (2 Sam. 24:1-17). Namun, orang yang "baik" ini tetap adalah orang fasik di mata Daud. Sekalipun baik, Yoab berhati keji! Hal tersebut tampak dari bagaimana ia melakukan pembunuhan. Sekalipun ia berlindung di Rumah TUHAN, ia tidak terlindung dari pedang keadilan-Nya!

Ps. Lan Yong Xing