Artikel MEMBERI DIRI KEPADA ALLAH SECARA TOTALITAS
1 Petrus 2:18-21
Berbicara tentang penderitaan Yesus, maka hal itu juga berbicara tentang kasih Yesus yang besar bagi umat-Nya. Bahkan Kasih Yesus yang besar membuat saya menyadari bahwa penderitaan-Nya telah memberikan sebuah pengharapan yang baru. Pengharapan yang membuat saya berkomitmen kepada Dia untuk memberikan diri saya sepenuh-Nya secara totalitas, bukan hanya waktu, pikiran maupun tenaga, tetapi hidup ini saya persembahkan kepada Allah untuk menjadi alat kemuliaan-Nya.
Memberi diri secara totalitas itu berarti memberi diri untuk taat kepada Allah. Sebagai seorang pelayan, saya harus mengetahui kepada siapa saya tunduk, jangan sampai motivasi pelayanan saya didasari oleh motivasi yang salah, yang bukan berpusat kepada Kristus. Sebab itu, di dalam ayat 18 dijelaskan supaya saya sebagai pelayan Allah tunduk di bawah otoritas-Nya. Tunduk atau taat di dalam ayat ini mengingatkan kita untuk merendahkan diri di hadapan Allah, menuruti ketetapan-ketetapan-Nya dan kerinduan untuk mau mendengarkan suara Allah melalui Firman-Nya. Kata “Tunduk” di dalam ayat 18 menggunakan “mood Imperatif” atau kata perintah dengan di sertai rasat takut. Kata Takut di dalam bahasa aslinya menggunakan kata “Phobo” – yang merujuk pada rasa hormat seorang hamba kepada Tuannya. Gambaran inilah yang menjadi refleksi bagi diri saya secara pribadi bahwa kadangkala saya tidak menghidupi Kristus di dalam setiap pelayanan yang saya lakukan. Padahal Kristus adalah Tuan yang menjadi yang utama dan terutama di dalam kehidupanku. Melalui ayat ini saya menyadari bahwa saya hidup di dunia ini bukan untuk di lihat oleh manusia, bahkan ketika saya melakukan pekerjaan dan pelayanan yang diberikan, maka lakukanlah itu segenap hati dan penuh kasih, karena ketahuilah bahwa diri ini adalah milik Allah dan apa yang saya lakukan hanyalah untuk Allah.
Kasih Karunia yang Tuhan telah nyatakan di dalam hidupku adalah salah satu alasan yang membuat saya bertekad untuk melayani Tuhan secara totalitas. Bukan sebuah hal yang mudah ketika kita mengatakan kata “totalitas”. Sebab kata ini mengintepretasikan bahwa saya siap menderita bagi Dia. Ketika saya mengikut Kristus, maka ada harga yang harus di bayar, yaitu memberikan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan. Di dalam ayat. 21 dikatakan bahwa saya dipanggil untuk menderita. Maksudnya adalah menderita untuk meneladani Kristus. Dia yang telah dicaci maki, difitnah, diludahi, dipukuli bahkan sampai dibunuh di kayu salib adalah kekuatan dan pengharapan bagi orang percaya. Lihatlah, Allah menerima itu semua dengan tulus ikhlas tanpa adanya pemberontakan sedikit pun. Dia melakukannya karena hal itu merupakan proses yang Tuhan Yesus harus lakukan sebagai wujud ketaatan-Nya kepada Bapa demi menyelamat umat manusia dari dosa, termasuk diri saya. Oleh karena itu, melalui penderitaan-Nya justru saya semakin diingatkan bahwa penderitaan yang saya alami adalah salah satu proses untuk membuat saya semakin lebih dekat kepada Tuhan, mencari tahu apa yang Tuhan mau di dalam hidupku dan mengingatkan saya akan segala kebaikan yang Tuhan telah nyatakan di dalam hidupku.
Sdr. Berkat Anugrah Hia.