Artikel Memahami Kebangkitan Tubuh Melalui Transfigurasi Yesus Kristus
Biasanya ketika berjumpa dengan teman yang sudah belasan tahun tidak kita temui, respon pada umumnya adalah, “Kamu telah berubah, kamu kelihatan berbeda. Kamu kelihatan baik dan sehat.”
Setiap kita berubah. Saya yakin tidak ada di antara kita yang langsung menjadi dewasa. Manusia mengalami perubahan dari bayi, kanak-kanak, remaja, mengalami pubertas, menjadi dewasa kemudian mengalami penuaan. Hidup kita merupakan sebuah proses perubahan.
Namun tahukah Saudara bahwa ada sebuah perubahan yang sangat berharga. Sebuah perubahan yang akan dijanjikan Allah bagi orang-orang yang memperoleh kasih karunia-Nya.
Firman TUHAN menjanjikan,
1 Kor. 15:51-52 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
Yesus menggunakan istilah “tidur” untuk orang-orang yang mati di dalam TUHAN (Mat. 9:24; Yoh. 11:11). Sebuah janji yang sangat berharga dari Tuhan Yesus adalah, kita akan dibangkitkan dalam keadaan yanag tidak dapat binasa (tidak dapat mati lagi) dan kita semua akan DIUBAH.
Yesus juga menunjukkan siapa Dia sesungguhnya kepada tiga murid-Nya di atas gunung, yakni Dia berubah rupa. Kata yang digunakan di sini adalah “metamorfosis”.
Pakaiannya sangat putih dan berkilat-kilat. Tidak ada orang di dunia ini yang dapat menjadikan pakaian putih berkilau seperti itu. Di sini murid-murid melihat Tuhan dalam kekekalan. Mereka melihat Kristus dalam kemuliaan kekekalan-Nya. Yesus melarang murid-murid-Nya menceritakan peristiwa tersebut sampai pada kebangkitan-Nya dari kematian. Yesus dalam rupa sesungguhnya, yakni rupa-Nya dalam kekekalan dinyatakan kepada tiga murid-Nya di sini. Terdengar suara yang berkata, “Dengarkanlah Dia!’ (Markus 9:7). Perkataan ini penting karena inilah jalan menuju kehidupan setelah kematian. Dengarkanlah Dia!
Yesus bertemu dengan dua orang penting di atas gunung tersebut. Musa, seorang yang boleh dikatakan sangat penting dalam sejarah Israel. Dia telah mati, dan sempat ternyata perebutan mayatnya. Iblis ingin merebut mayat Musa, tetapi Mikhael, sang penghulu malaikat merebutnya kembali (Yudas 1:9). Kita tidak tahu pasti mengapa Iblis ingin mengambil mayat Musa, kemungkinan besar karena agar dijadikan sebagai objek penyembahan, agar orang-orang di kemudian hari dapat menyembah Musa. Yang kedua, adalah Elia. Ia termasuk nabi penting dalam sejarah umat TUHAN. Elia tidak mengalami kematian karena di diangkat TUHAN.
Perjumpaan Yesus dengan dua orang ini, menunjukkan adanya kehidupan setelah kematian. Tidak heran apabila firman TUHAN mengatakan, “Berbahagialah orang-orang mati yang meninggal dalam TUHAN” (Wahyu 14:13). Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya (Mazmur 116:15)
Pada saat itu murid-murid tidak mengerti apa yang dimaksud dengan “Bangkit dari antara orang mati” (Markus 9:10). Namun setelah kebangkitan Yesus Kristus, mereka akhirnya memahami apa yang Yesus maksud dengan kebangkitan dari antara orang mati.
Kehidupan kita di dunia ini bagaikan persiapan untuk kehidupan yang sesungguhnya, yakni kehidupan setelah kematian. Dengan demikian, kematian bukan akhir, tetapi kematian membukakan kehidupan yang sesungguhnya. Dan kunci untuk memperoleh kehidupan setelah kematian, kebangkitan setelah kematian adalah mendengarkan perkataan Tuhan Yesus, “Dengarkanlah Dia” (Markus. 9:7). Kiranya Tuhan menolong setiap kita!
Pastor Lan Yong Xing