Search

Artikel Melawan Milik Tuhan

Ayub 27:7-10

Selalu ada orang-orang yang melawan milik Tuhan. Perhatian dianggap gangguan! Regard caring attention as annoying. Doa dianggap mencampuri urusan pribadi. Mendengarkan di hadirat Allah dianggap menginjak privacy. Teguran dianggap tekanan! Nasihat dianggap campur tangan. Sehingga, perlawanan dikerahkan, gosip disebarkan, kekuatan ditambahkan, pembalasan dilakukan.

Inilah yang dihadapi Ayub di tengah sahabat-sahabatya. Dulu, Ayub adalah orang yang sangat dihormati dan disenangi teman-temannya. Kini mereka memusuhinya. Ayub berkata,

"Biarlah musuhku menjadi orang fasik, dan orang yang melawan aku seperti orang yang curang. Sebab, apakah harapan orang durhaka, kalau Allah menghabisinya, kalau Ia menuntut nyawanya? Apakah Allah akan mendengar teriaknya, jika kesesakan menimpa dia? Dapatkah ia bersenang-senang karena Yang Maha Kuasa dan berseru kepada Allah setiap waktu?" (Ayub 27:8-10).

Ayub memiliki keyakinan bahwa Allah pasti membelanya. Sebab, Allah ada di sisinya sekalipun di tengah pergumulannya. Orang-orang berusaha melawan dirinya, tetapi tanpa Tuhan perlawanan mereka adalah sia-sia. Lagi pula, Tuhan tidak akan mendengarkan doa mereka. Sekalipun ia berdoa kepada Tuhan dalam kesesakannya, Tuhan juga tidak akan mendengarkan doanya. Apabila Tuhan berketetapan menjadikan seseorang sebagai lawan-Nya, ia tidak akan dapat menang. Apabila Tuhan menetapkan seseorang sebagai orang fasik, Tuhan tidak akan mendengarkan doanya.

Ps. Lan Yong Xing