Artikel LIHAT, AKU HENDAK MEMBUAT SESUATU YANG BARU!
Yesaya 43:16-21
"Yesterday is history tomorrow is a mystery but today is a gift that why it's called the present”. Dalam bahasa Indonesia, "kemarin merupakan sejarah, besok merupakan misteri, namun hari ini merupakan anugrah, oleh karena itu disebut sebagai masa sekarang”. Quote ini juga dikatakan oleh master Oogway kepada Po di dalam film Kungfu Panda 2 untuk menyemangatinya, karena Po merasa tidak layak dianggap sebagai pahlawan yang idola-idolakan, bahkan karena merasa tidak mampu, ia pun membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Oleh karena itu master Ooway mengatakan kepada Po agar jangan fokus dan dibebani masa lalu dan juga masa depan dengan mengatakan quote tersebut.
Kita mungkin juga tahu mengenai quote di atas dan mungkin gampang juga mengucapkannya, tetapi bisa jadi kita juga seperti Po yang susah move-on dari segala pergumulan dan permasalahan yang ada, yang telah dan sedang terjadi. Kita demikian dicengkram oleh masa lalu karena segala permasalahan yang mengitarinya sebab kita terlalu fokus kepada masa lalu itu dan hal-hal yang terjadi. Bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa sebagai umat Tuhan kita tidak boleh larut dan tenggelam oleh masa lalu dan hal-hal yang telah terjadi, entah itu hal-hal yang baik ataupun hal-hal yang mungkin kita anggap buruk, tetapi umat mesti belajar menghidupi hidup yang sekarang ini, hari ini, menghargai waktu dan kesempatan yang Tuhan masih anugrahkan dengan hidup di dalam Tuhan melalui pembaharuan diri dan fokus kepada Allah. Dengan kata lain, sebagai orang yang telah ditebus, kita tidak boleh dikungkung dengan pola pikir lama kita, hal-hal yang telah terjadi, tetapi mestinya kita mengenakan pola pikir baru, mengarahkan pandangan kita ke depan, kepada Allah, sebab Ia adalah Sang Pembaharu. Oleh karena itu di dalam ayat 18-19 dikatakan:
"Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara” (TB)
TUHAN berkata, "Tak ada gunanya mengingat masa lalu, percuma mengenang yang sudah-sudah. Perhatikanlah, Aku membuat sesuatu yang baru; sekarang sudah mulai, tidakkah kaulihat? Aku akan membuat jalan di padang gurun, dan sungai-sungai di padang belantara. (Yes. 43: 18-19 BIS)
Allah yang dahsyat mau membuat hal yang baru bahkan sekarang sudah dikerjakan oleh-Nya. Jika kita melihat terjemahan BIS, maka hal baru itu bukan hendak atau mau dikerjakan tetapi sedang dikerjakan. Demikian juga jika kita perhatikan tata bahasa Ibraninya, “Aku hendak membuat sesuatu yang baru (TB)”, “Aku membuat sesuatu yang baru” (BIS), berasal dari bahasa Ibrani hadasah oseh. Di mana frasa oseh (I will do) bukanlah kata kerja imperpect (sesuatu yang akan dikerjakan), tetapi kata oseh bertata bahasa Qal perpect participle yang merujuk kepada sesuatu yang telah dan sedang dikerjakan. Jadi, kepada umat Israel dan juga kepada setiap kita orang-orang percaya pada saat ini firman Tuhan mengingatkan bahwa Ia telah dan saat ini sedang mengerjakan sesuatu di dalam hidup kita, sesuatu yang baru ketika kita taat dan setia pada-Nya. Allah mau kita belajar beriman dan berserah pada pada-Nya. Jadi jangalah ingat-ingat yang lama, coba ingat-ingat yang baru-baru saja, yang sedang dikerjakan oleh Tuhan di dalam dan melalui hidup kita.
Di dalam bacaan kita hari ini dikatakan bahwa hal baru yang akan dibuat oleh Tuhan adalah jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. Hal ini seperti sebuah OASIS, harapan, yang menunjukkan sebuah kelegaan yang akan Tuhan anugrahkan kepada umat-Nya yang mau bertobat, membaharui dirinya dan tidak tinggal di dalam pola pikir lamanya. Dengan kata lain, ketika kita taat dan setia padaNya, maka Tuhan telah menyediakan yang terbaik bagi kita, yang kita rindukan dan harap-harapkan, yang terbaik yang mungkin saja bahkan tidak terpikirkan oleh kita. Seperti tidak tergambarkan dan terpikirkan orang-orang pada waktu itu bahwa Tuhan akan membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang rumput belantara. Artinya apa yang Tuhan kerjakan dan sediakan bagi kita terkadang melampaui ekspektasi, harapan, pikiran dan pemahaman kita seperti sebuah lagu yang cukup terkenal yang mengatakan:
Apa yang tak pernah dilihat mata
Yang tak pernah didengar telinga
Yang tak pernah timbul di dalam hati
Semua disediakan bagi yang mengasihi Dia….dst.
Bacaan kita dari Yesaya 43 hari ini berkontekskan bahwa bangsa Israel masih berada di dalam masa pembuangan dan sedang akan keluar dari kegelapan tersebut. Tentu di dalam pembuangan dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari mereka menderita, sebab dahulu mereka merupakan sebuah bangsa yang memiliki kebebasan, keleluasaan, bangsa yang terpilih, bangsa yang dihormati. Tapi kini mereka dijajah, dibuang ke Babelonia karena dosa-dosa dan pelanggarannya. Jadi orang-orang dalam pembuangan ini masih dilingkupi rasa bersalah, larut di dalam pemikiran-pemikiran lamanya, terjebak di dalam nostalgia kejayaan dan pelanggarannya. Kalau di dalam kehidupan zaman sekarang, seorang teman dekat kita berbuat salah kepada kita, tetapi kita tidak dapat memaafkan meskipun kita sudah mengatakan memaafkannya. Kenangan indah dan kepahitan bersamanya terus mengitari kehidupan kita, dan bahkan di sisi tertentu kita juga merasa sangat bersalah. Intinya kita tidak dapat move-on. Walaupun tidak persis sama, kira-kira ini yang dialami umat Israel.
Jadi, sebagai orang-orang percaya yang bercirikhaskan hidup yang dibaharui. Hidup kita jangan lagi ditawan oleh hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang mengenakkan maupun tidak mengenakkan yang telah terjadi, tetapi mari kita mengarahkan pandangan kita ke depan, mengarahkan fokus kita kepada Allah. Mungkin kita akan tergoda untuk melirik masa lalu, jika demikian maka liriklah, tetapi jangan sampai terlena, fokuslah dan pandanglah segala kasih dan kebaikan Tuhan seperti yang firman Tuhan katakan di dalam ayat 15-17:
“Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel." Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat, yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan orang gagah--mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu--,”
Di sini Tuhan mengingatkan kembali Israel tentang siapa Dia dan siapa Israel agar mereka dapat fokus kepada-Nya. Allah mengatakan bahwa Ia adalah Allah yang tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Allah yang senantiasa hadir di dalam kehidupan umat-Nya, dan itu terbukti karena oleh penyertaan-Nya Israel yang dahulunya hanyalah individu yakni Yakub, menjadi sekelompok orang, dan kemudian bahkan menjadi bangsa yang besar di tengah kelemahan dan keterbatasan mereka. Itu terbukti karena Allah dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung memimpin Israel keluar dari tanah Mesir menyeberangi laut Teberau dan juga sungai Yordan menuju tanah yang dijanjikan. Ini adalah bukti cinta kasih-Nya yang tak terbantahkan. Ini yang harusnya diingat-ingat oleh umat-Nya, cinta kasih dan anugrah-Nya, bukan justru tenggelam dalam ingatakn dan penghukuman yang Ia berikan kepada mereka karena dosa dan pelanggarannya.
Biasanya, terdapat dua respon orang terhadap kesalahan dan pelanggaran yang pernah mereka lakukan. Pertama, sangat menyesal dan mau berubah. Kedua, tidak mau berubah dan tinggal dalam pola pikir lama. Hal ini bisa di pakai iblis untuk menggoda kita dan akhirnya kita terjerat godaannya dan kita pun tenggelam di dalam rasa bersalah kita, kita merasa tidak layak. Saya pernah meminta seseorang untuk terlibat melayani, dan jawabnya adalah “ia merasa tidak layak karena ia masih banyak kekurangan, ditambah lagi ia belum dapat melupakan peristiwa pertengkarannya dengan teman dekatnya beberapa saat sebelumnya”. Kita perlu hati-hati jebakan Iblis ini, karena ini akan menjauhkan kita dari Tuhan, dan dari komunitas kita, dan lama kelamaan kita akan hilang dari gereja. Semua berawal dari rasa tidak mampu dan rasa bersalah yang masih bercokol di dalam diri dan kita tidak mau merubah hal itu.
Bapak/Ibu/sdr, di dalam kehidupan ini kita tidak dapat terlepas sepenuhnya dari yang namanya masa lalu dan segala permasalahan yang melanda. Hal itu tetap akan ada. Tantangan di dalam kehidupan itu pasti ada, tetapi kita tidak boleh tinggal diam dan ditawan olehnya. Kita perlu melihat adanya sebuah pengharapan, sebuah masa depan, sebuah jaminan yang Tuhan telah janjikan kepada setiap kita umat pilihannya. Sehingga tentu saja pola pikir yang dibaharui yakni pola pikir yang senantiasa mengingat kasih dan kebaikan-Nya melampaui apa yang kita derita saat ini sangat penting. Sehingga dengan cara demikian kita akan dapat melihat diri dan apa yang telah terjadi secara berbeda.
Oleh karena itu untuk mengetahui apakah kita masih ditawan dan dibelenggu oleh masa lalu dan segala permasalahan yang ada, terkhususnya hal-hal yang berbau traumatis maka yang harus kita lakukan adalah memeriksa diri kita secara terus menerus di dalam terang firman Tuhan, menumbuhkan kesadaran bahwa kita memiliki Allah yang begitu baik dan setia. Dan kita merespon kesetiaan-Nya itu dengan sikap yang senantiasa rindu dibaharui oleh-Nya, rindu untuk semakin mengenal-Nya. Seperti yang dikatakan di dalam Yes 43: 15 hari ini “Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel." Kata Akulah TUHAN, Allahmu, rajamu ini menunjukkan bahwa Israel atau setiap orang percaya pada zaman sekarang ini harus fokus kepada untuk apa ia diciptakan, dan tujuan hidupnya. Dan untuk menyadari hal ini maka Israel atau setiap kita zaman sekarang ini, pertama sekali harus mengenal Allah dengan benar. Karena dengan demikian akan terjadi pengenalan diri dengan benar, sehingga terjadi transformasi, yang akan membuka kuk-kuk yang selama ini membelenggu oleh karena berbagai hal yang terjadi di dalam hidup kita. Oleh karena itu mari kita tinggalkan masa lalu, belenggu-belenggu dan rasa bersalah itu dan fokus kepada masa depan, fokus kepada Allah. Ia menjamin setiap kita anak-anak-Nya yang dengan segenap hati mengasihi-Nya dan rindu untuk senantiasa hidup di dalam-Nya. Ia akan menganugrahkan hidup yang lebih baik karena Dia Sang Sumber hidup itu sendiri.
Apa yang telah terjadi ataupun hal-hal traumatis dalam berbagai bentuk seringkali memang sulit untuk dilupakan karena itu sangat perih dan mungkin saja sangat menakutkan. Tetapi kita mesti ingat bahwa kita hidup saat ini di masa depan. Seperti yang firman Tuhan katakan hari ini bahwa Allah sedang bekerja di dalam hidup kita. Mari kita belajar percaya pada-Nya. Ia sedang mengerjakan sesuatu. Ia sedang mengerjakan hal yang baru di dalam hidup kita. Ia menjamin kehidupan kita saat ini sampai ke kehidupan yang akan datang. Rancangan-Nya sempurna untuk kebaikan kita, bahkan Ia membuat jalan dan OASIS di padang gurun dan padang belantara. Artinya rancangan-Nya pastilah yang terbaik sekalipun saat ini kita belum memahami sepenuhnya.
Jika kita hitung-hitung berkat Tuhan, maka kita akan heran bahwa ternyata berkat Tuhan itu jauh melampaui apa yang dapat kita bayangkan. Begitu banyak berkat-Nya seperti yang kita saksikan berkat dan kebaikan-Nya kepada Israel di dalam bacaan kita hari ini. Namun sayang sekali mereka tidak sadari hal itu karena mereka gagal fokus, mereka lebih fokus kepada hal-hal mengecewakan yang terjadi di dalam hidup mereka daripada fokus kepada Allah. Masa lalu itu penting namun bukan untuk kita tinggal di sana, tetapi hanya untuk melihat sejenak sehingga kita dapat memetakan situasi kehidupan secara keseluruhan yang sedang kita hadapi, sehingga kita dapat fokus ke depan, fokus kepada Allah. Tidak terlena dengan fokus yang lain, baik hal-hal yang lalu dan apa telah dan sedang terjadi. Dengan demikian kita akan dapat menjalani hari-hari di tahun 2023 ini secara berbeda, karena kita menjalaninya sesuai perkenanan Tuhan. Sebab kita menghidupi hari-hari kita dengan sebuah kesadaran bahwa Tuhan sedang mengerjakan sesuatu di dalam hidup kita dan kita pun sedang mengerjakan sesuatu bagi-Nya, yang merupakan kerinduan-Nya untuk kita kerjakan bagi-Nya.
“kasih memiliki terlalu banyak cara untuk memberikan hal-hal yang kurang bagi diri kita
Karena, bagaimana jika berkat-berkat-Mu datang melalui tetesan hujan?
Bagaimana jika kesembuhan-Mu datang melalui air mata?
Bagaimana jika ribuan dari malam-malam yang kesulitan tidur adalah apa yang dibutuhkan untuk mengetahui bahwa Engkau dekat?
Bagaimana jika pencobaan dalam kehidupan ini adalah kemurahan-Mu yang tersamarkan?”
Ini adalah sebagian dari lirik lagu yang berjudul “Blessings” dari Laura Story. Laura menciptakan lagu Blessings ini oleh karena kejadian buruk yang menimpa suaminya beberapa tahun yang lalu—suaminya terkena tumor otak. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang dapat dikatakan sebagai sebuah berkat bagi kebanyakan orang. Laura dan suaminya berdoa setiap hari agar tumor itu hilang dari kepala suaminya, tetapi tumor itu tetap ada. Akan tetapi di tengah itu semua, Laura merasa Tuhan menyampaikan sebuah pesan kepadanya—“Bagaimana jika berkat-Ku kepadamu ada di tengah-tengah hujan? Bagaimana jika berkat-Ku kepadamu ada di tengah-tengah air matamu?” Laura merasa Tuhan sedang mengajarkan dirinya, bahwa terkadang Tuhan memberkati kita dengan tidak memberikan apa yang kita inginkan. Ia sangat yakin ada sebuah berkat tersembunyi di dalam proses menunggu pertolongan Tuhan. Laura percaya bahwa hubungan kita dengan Tuhan seringkali bertumbuh ketika kita sedang berjalan di tengah-tengah lembah kekelaman bersamaNya.
Laura tidak terkungkung dan ditawan oleh manis, indahnya, dan buruknya masa lalu dan hal-hal yang sedang dihadapinya. Ia tidak fokus kepada hal-hal itu. Tetapi Ia fokus kepada Tuhan, belajar berjalan bersama-Nya melewati lembah kekelaman hidupnya, yakin dan dengan sungguh percaya bahwa Tuhan sedang mengerjakan sesuatu baginya, bahwa Tuhan memberkati-Nya dengan cara-Nya, dan hal itu memberinya kekuatan dan membaharui kehidupan dan paradigmanya di dalam melihat segala sesuatu. Hal ini jugalah yang diingatkan firman Tuhan bagi setiap kita hari ini; mari kita fokus kepada Allah, mengarahkan hidup kita pada-Nya, yakin dan percaya dengan sungguh pada-Nya bahwa Ia telah dan sedang bekerja di dalam kehidupan kita. Maka dari itu, hendaknya dua pertanyaan di bawah ini senantiasa kita renungkan sebagai refleksi kita di dalam mengawali tahun ini sehingga hidup kita boleh fokus pada-Nya dan kita dapat hidup sesuai kehendak dan perkenanan-Nya. Amin.
- Hal-hal apa saja yang menghalangimu untuk fokus kepada Tuhan? mengapa? Dan bagaimana engkau mengatasinya selama ini?
- Apa yang sedang Tuhan kerjakan di dalam hidupmu? Dan apa yang Tuhan rindukan engkau kerjakan bagi-Nya?
Ev. Malemmita