Search

Artikel Kitab Yoel - Maukah Kamu Berbalik?

Yoel 2:18-3:21

Jika kita merenungkan kitab Yoel, kepada siapa Tuhan berbicara? Sekumpulan orang yang mengalami kesedihan dan kesedihan. Dalam Yoel 1 kita melihat dari semua lapisan dan golongan masyarakat mulai dari tua-tua (pemimpin), orang-orang yang minum anggur, yang menikah dan petani meratap karena kehilangan segala sesuatu. Pada zaman dahulu, musibah alam seperti kemarau atau serbuan hama yang merusak lahan tanaman (dalam kitab Yoel: serbuan belalang) dipandang langsung berkaitan dengan murka dewa terhadap bangsa tersebut. Akibat dari musibah alam adalah kelaparan, kemiskinan dan lemahnya sebuah bangsa, sehingga bangsa tersebut akan menjadi celaan dan malu (Yoel 2:19). Manusia harus meratap dan berbalik kepada Tuhan.

Pertobatan dimulai dengan memperhatikan kesedihan. Yoel juga mengajar kita untuk memperhatikan hal lain yang sangat diperlukan untuk berjalan dalam pertobatan, yaitu hati dan janji Tuhan.
Hati TUHAN berkobar-kobar untuk tanah-Nya, dan Ia berbelaskasihan kepada umat-Nya (Yoel 2:18). 

Tuhan menjawab umat-Nya, kata-Nya “Sesungguhnya, Aku akan mengirim kepadamu gandum, anggur dan minyak, dan kamu akan kenyang olehnya. Aku tidak akan lagi membiarkan kamu menjadi celaan di antara bangsa-bangsa (Yoel 2:19).

Janji Tuhan mengubah kesedihan demi kesedian menjadi sukacita dan sorak-sorai bagi setiap manusia yang bertobat. Dosa manusia yang tadinya membuat tanah menjadi terkutuk dan binatang-binatang menderita, pertobatan kita juga turut membawa keselamatan bagi tanah dan binatan-binatang.

Yoel 2:21-23
Jangan takut, hai tanah,
bersorak-sorailah dan bersukacitalah, sebab sungguh dahsyat yang dilakukan Tuhan!
Jangan takut, hai binatang-binatang di Padang, sebab tanah penggembalaan di Padang gurun menghijau, pohon menghasilkan buahnya, pohon ara dan pokok anggur memberi kekayaannya.
Hai bani Sion, bersorak-sorailah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya bagimu hujan, hujan pda awal dan hujan pada akhir musim seperti semula.

Tuhan memanggil kita memperhatikan kesedihan demi kesedihan. Tuhan juga memanggil kita memperhatikan hati-Nya yang berkobar-kobar. Berkobar-kobar untuk apa? Menyatakan kebaikan-Nya kepada tanah, binatang-binatang dan umat-Nya (Sion). Tuhan memanggilnya untuk bersorak-sorai dan bersukacita karena TUHAN, Allahmu!

Mengapa setiap panggilan pertobatan, Tuhan selalu memberikan janji pertobatan?
Mari kita perhatikan dan renungkan kisah anak yang hilang (Lukas 15:11-24)
1. Apa yang membuat anak bungsu mau pulang ke rumah?
Karena kesedihan dan penderitaan (Luk 15:14-17).

2. Apakah rasa bersalah membuatnya bertobat?
Anak bungsu ini belum bertobat sepenuhnya. Dia ingin keluar dari kesedihan dan penderitaan. Dia merasa bersalah dan tahu telah berdosa. Dia merasa tidak layak menjadi anak dan hanya ingin menjadi orang upahan. Satu hal yang dilakukan dengan benar adalah ketika ia berseru kepada Bapa (Luk 15:18-19).

3. Respon Bapa?
Hati Bapa yang berbelas kasihan, berlari, merangkul dan menciumnya (15:20). Bapa mendengarkan pengakuan dosa (Luk 15:21) dan memberikan pengampunan  (Luk 15:22-24).

Anak bungsu ini mengenal jalan pulang bukan karena rasa bersalah. Justru rasa bersalah yang membuatnya tidak layak dan malu terhadap Bapa. Anak bungsu membandingkan perbedaan besar hidup diluar Bapa dan hidup di dalam Bapa. Dia memutuskan untuk kembali rumah setelah melakukan kesalahan, dan berpikir setidaknya Bapanya akan membiarkan dia bekerja sebagai pembantu, dia pun pulang ke rumah. Jika kita perhatikan, anak bungsu ini tidak hanya membawa rasa bersalah dan malu, dia juga membawa pikiran yang salah. Meskipun demikian, dia pulang dan berseru kepada Bapa. Inilah titik dimana pertobatan dimulai.

Hati dan Janji Tuhan mengingatkan kita jalan pulang ke rumah. Rumah adalah tempat dimana ada penerimaan dan tempat asal kita. Kita milik Tuhan dan Tuhan adalah rumah tempat kita harus berbalik. Anak bungsu yang kotor dan bau ini menempuh jalan kasih setia untuk pulang ke rumah kepada Bapa. Rasa bersalah membuatnya malu dan tidak layak, tetapi hati dan janji Bapa menguatkannya untuk pulang ke rumah.

Tuhan ingin kita berbalik kepada-Nya karena hari kesudahan akan tiba. Pada hari TUHAN, Tuhan akan membela dan memulihkan umat-Nya (Yoel 3:1-8 & 18-21). Hari TUHAN akan menjadi tempat perlindungan bagi umat TUHAN. Sedangkan bagi musuh TUHAN yaitu kerajaan dunia, hari TUHAN adalah kengerian yang dahsyat. TUHANlah Raja yang memegang kendali yang tinggal di Sion (Yoel 3:21).

Kitab Yoel mengajar kita untuk memperhatikan kesedihan (apa yang terjadi diluar), memperhatikan hati dan janji Tuhan dan memperhatikan hari TUHAN, kemudian bertobatlah! Ada perbedaan besar antara rasa bersalah dan menyadari dosa.

Rasa bersalah:

  • Menegur
  • Namun bisa memudar
  • Membuat kita ragu
  • Menyelidiki hati sendirian
  • Membujuk diri untuk tidak melakukan dosa lagi, umumnya gagal
  • Belum tentu membuat kita bertobat

Menyadari dosa:

  • Menegur
  • Mengajar kita mengenal dosa dan kebenaran
  • Membuat kita peka akan dosa
  • Menyelidiki hati bersama TUHAN (seperti Daud)
  • Terjadi pembaruan pikiran dan hati oleh Roh
  • Setuju dengan TUHAN tentang dosa
  • Terjadi Pertobatan

Tanpa menyadari dosa, rasa bersalah tidak akan membawa kita kepada pertobatan.

Ada seorang pria sukses berkata kepada seorang nenek yang pikun (hilang ingatan): "Anda berdoa dan percaya kepada Tuhan. Anda juga tidak pernah berbuat jahat. tapi kondisi anda sekarang begini. Anda adalah orang yang paling baik yang pernah saya kenal, dan sayalah yang paling kejam. Anda pikun, tetapi hidupku sangat baik dan sukses. Jelaskan padaku mengapa?" Jawab Nenek tersebut, Kadang-kadang Iblis membuat seseorang orang hidup bebas dari masalah karena dia tidak ingin mereka berbalik kepada Tuhan. Dosa seperti sebuah penjara yang nyaman dan mewah. Dan  membuat seakan tidak perlu keluar dari penjara, meskipun pintu terbuka lebar. Sampai akhirnya waktu habis, pintu penjara tertutup rapat dan tiba-tiba semuanya sudah terlambat". Pria sukses ini tidak merasa bersalah lagi. Mungkin rasa bersalahnya sudah lama memudar, dia menyebut dirinya kejam tanpa merasa bersalah. Penjara yang sangat nyaman dan mewah dan membuat dirinya tidak perlu berbalik dan bertobat. Saudara, bagaimana jika kita tidak merasa bersalah lagi akan perbuatan tertentu? Mungkin gosip, berbohong, manipulasi? Tanpa menyelidiki hati dihadapan TUHAN dengan sungguh-sungguh dan menyadari dosa, pertobatan sungguh tidak akan pernah terjadi. Sama halnya ketika kita menunda pertobatan, waktu akan membuat rasa bersalah memudar dan akhirnya pertobatan seakan tidak diperlukan lagi.

Anak bungsu pulang kerumah karena tahu jelas dia bersalah, meskipun dengan motivasi dan pikiran yang belum benar. Tetapi dia sudah benar ketika berseru kepada Bapa. Karena selanjutnya Bapanya akan mengajar dia bagaimana menjadi seorang anak.

Apakah pertobatan terjadi karena usaha manusia ataupun pekerjaan Roh Kudus?
Yoel 2:28-29 mencatat “Akan terjadi kemudian bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia…. Akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu”
Nubuat ini digenapi ketika tercurahnya Roh Kudus pada hari Pentakosta. Setelah Simon Petrus memberitakan kabar baik Injil Yesus Kristus dengan pimpinan Roh Kudus, orang-orang yang mendengarnya “hati mereka tersayat (cut)” (Kis 2:37). Mereka kemudian bertanya kepada Petrus apa yang harus mereka lakukan.

Kis 2:38-39
Jawab Petrus kepada mereka, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia, yaitu Roh Kudus. Sebab, bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi semua orang yang masih jauh, sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.

Yoel 2:32
Siapa saja yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan, sebab di Gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan; seperti yang telah difirmankan TUHAN, setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orang yang terluput.

Pertobatan terjadi oleh usaha manusia dan pekerjaan Roh Kudus, seperti dua sisi koin yang adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Pertobatan terjadi karena manusia berseru kepada TUHAN dan dipanggil TUHAN. Pertobatan terjadi oleh karena manusia berbalik kepada TUHAN dan Pekerjaan Roh Kudus.

Maukah saudara berbalik? Maukah saudara memohon pimpinan Roh Kudus?

 

Ps Wennie Dong