Search

Artikel Ketika Kebahagiaan Hancur

Ratapan 2

Di kala kesusahan-demi kesusahan kita alami, perusahaan diakuisisi, kerja keras tidak diapresiasi, hanya caci-maki, kita ingin menghilang di galaksi. Istri meminta Gucci, anak-anak meminta roti, tetapi bisnis tidak ada hoki, kekayaan kering bagaikan jerami.

Dalam keadaan kebahagiaan telah hancur, "dapat melihat dengan jelas" dan menyadari keadaan merupakan kunci penting untuk pemulihan. Orang-orang Yehuda di Yerusalem lebih percaya perkataan nabi-nabi palsu daripada perkataan Yeremia. Mereka memilih mendengarkan kata-kata sia-sia dan hampa yang tidak menyatakan kesalahan sehingga mereka tidak dipulihkan (Rat. 2:14). Nabi-nabi palsu mengatakan bahwa TUHAN tidak akan murka, Dia Pengasihi dan Penyayang, Dia sangat menyayangi Yerusalem. Dia tidak akan membuang Tempat Kudus-Nya sendiri. Padahal dalam penglihatan yang TUHAN berikan kepada Yehezkiel, Roh-Nya telah meninggalkan Bait Suci-Nya. Mereka meyakinkan umat dengan menceritakan penglihatan-penglihatan palsu yang tidak berasal dari TUHAN.

"Mereka tidak menyatakan kesalahan supaya engkau dipulihkan. Yang mereka lihat bagimu adalah ramalan yang sia-sia dan menyesatkan." (Rat. 2:14b). Sungguh celaka, jika di waktu kebahagiaan kita hancur, kita mendengarkan perkataan sia-sia yang menyesatkan. Yang diperlukan dari kita dalam keadaan seperti ini adalah menghadap TUHAN, berteriak kepada Dia (Rat. 2:18) dan mencurahkan hati kita dalam ratapan kepada Dia (Rat. 2:19).

Dalam keadaan kebahagiaan kita hancur, justru kita harus lebih berhati-hati agar tidak diperdaya oleh kata-kata yang indah (Kol. 2:4). Kita juga harus berhati-hati terhadap orang-orang yang pura-pura merendahkan hati dalam ibadah mereka (Kol. 2:18). Yang mesti kita lakukan adalah berpegang teguh pada Kristus Yesus, mengarahkan hati kepada Dia, "Sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan." (Kol. 2:3). Hanya dengan tetap hidup di dalam Dia, kita dapat melihat dengan jelas, melihat seperti burung rajawali.

Ketika Kristus menyatakan kesalahan kita yang sebelumnya tidak kita sadari, tersungkurlah di hadapan-Nya. Mohonlah petunjuk dari Dia agar kita dapat "mengubah pikiran" (bertobat). Sebagai contoh kecil, mengapa kita harus mengejar angpao (hunting angpao), apakah kita semiskin itu? Mengapa kita harus mengajar pemberian gratis, mengapa kita menyimpan mental hidup susah? Mengapa kita tidak mensyukuri pemeliharaan-Nya, mengapa kita harus menyerahkan diri kepada ketamakan (greed)? Mengapa kita menyerahkan diri untuk diikat oleh pornografi? Bukankah pornografi merusak kedamaian dan kebahagiaan kita? Mengapa kita mengikuti keinginan hati kita yang merusak kebahagiaan?  Mengapa kita hidup dalam kekhawatiran? Mengapa kita tidak percaya kepada Kristus Yesus?

Kristus Yesus inign memberikan kita kebahagiaan, yaitu dengan memimpin kita bertobat dan berbalik kepada Bapa. Kebahagiaan dimulai dari hati yang hancur, dan dipulihkan dengan penyesalan dan pertobatan.

Ps. Lan Yong Xing