Search

Artikel Kelola Hati

Semasa Pandemi saya memiliki waktu yang lumayan banyak untuk melakukan aktivitas lainnya, seperti menanam beberapa jenis sayuran dan buah-buahan. Untuk memiliki sebidang tanah yang subur tidaklah segampang apa yang kita bayangkan, perlu usaha yang harus dilakukan secara rutin, seperti menyiramnya setiap hari dan banyaknya pekerjaan yang diperlukan untuk menyuburkan tanah tersebut.

Kalau kita membaca perumpamaan Yesus mengenai seorang penabur di Lukas 8:4-15 ataupun di Kitab Injil Matius dan Markus, memberikan kita gambaran bahwa permasalahan di perumpamaan ini terletak pada kondisi tanah di mana benih itu jatuh, artinya supaya bisa mendapatkan hasil berlipat ganda, tentunya memerlukan di bidang lahan yang subur dan baik. Lahan tersebut tidak serta merta ada begitu saja tanpa diusahakan dan di kelola oleh pemiliknya. Seperti yang telah saya sebutkan di atas, pengelolahan lahan perlu dilakukan secara rutin dan terus menerus. Dalam 1 Korintus 3:6 disebutkan bahwa Allah yang memberi pertumbuhan.

Akan tetapi yang menjadi bagian kita adalah mengusahakan agar tanah kita tetap subur, sehingga memungkinkan firman Tuhan terus bertumbuh di dalam lahan hati kita.

Dalam Injil Lukas dengan jelas disebutkan bahwa kondisi tanah disini adalah hati kita (Lukas 8:12 dan 15)

Dengan demikian, tidak bisa tidak, kalau menginginkan pertumbuhan yang maksimal dalam iman dan spiritual kita, setiap saat kita harus menjaga dan mengelola hati kita agar tetap murni dan baik agar nyata firman Tuhan bertumbuh dan semakin bertumbuh dan berbuah sesuai kehendakNya.

Amsal 4:23 (TB)  Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Yesaya 58:11 (TB)  TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.

Pnt. Timotius