Search

Artikel Jalan Mana yang Anda Tempuh?

Hakim-hakim 2:12-16

Setelah chunjie, jalan mana yang kita pilih, apakah segala sesuatu berlalu begitu saja sampai ke chunjie tahun berikutnya atau semangat kata-kata berkat menjadi bagian dari kehidupan kita sepanjang tahun.

Jalan mana yang kita pilih? Menjadi benih yang indah, disimpan dalam kontainer yang mahal, transparan, harum dengan minyak wangi Louis Vuitton. Sekalipun kita menjadi benih yang indah, kita tetap sebuh benih saja. Atau kita mau menjadi benih yang dikatakan Yesus, yang mati, kemudian hidup kembali menjadi pohon yang besar, berbuah banyak dan buahnya sedap rasanya.

Apakah kita mau hidup dalam jalan yang Tuhan rencanakan buat kita, atau kita memilih jalan sendiri.

Lalu murka TUHAN MENYALA-NYALA terhadap orang Israel dan Ia berfirman, "Karena bangsa  ini telah melanggar perjanjian yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyang mereka dan tidak mendengar suara-Ku. Aku pun tidak mau lagi menghalau dari hadapan mereka satu pun dari bangsa-bangsa yang ditinggalkan Yosua pada waktu ia meninggal. Dengan demikian, melalui bangsa-bangsa itu Aku akan mencobai orang Israel, apakah mereka tetap hidup menurut jalan TUHAN seperti yang dilakukan nenek moyang mereka, atau tidak." (Hak. 2:20-22).

Karena Tuhan itu kudus, ada hal-hal yang akan membuat murka-Nya menyala-nyala. Penghakiman terakhir akan menjadi puncak murka Allah.

Tuhan mengubah rencana-Nya. Sebelummya, Tuhan berkehendak melenyapkan bangsa Kanaan agar tidak menjadi masalah bagi mereka. Namun, karena mereka terus mendegilkan hati, Tuhan pun mengubah rencana-Nya. Tuhan menyisakan bangsa Kanaan untuk menyusahkan mereka. Mereka sering dirampok oleh orang-orang Kanaan. Hasil pertanian mereka dijara, rumah mereka dibobol, anak-anak mereka diculik, tabungan mereka dirampas. Tuhan membiarkan mereka dalam kesusahan. Setiap kali mengalami kesusahan, mereka akan berseru kepada Tuhan.

Terkadang Tuhan terpaksa menyisakan masalah untuk menyusahkan kita kita sadar agar kita segera berbalik kepada-Nya. Dalam kehidupan ini, kesusahan adalah hal yang lazim. Ada kesusahan yang terjadi karena Iblis iri hati pada kita (kasus Ayub). Ada kesusahan yang terjadi karena Tuhan sedang melatih kita. Ada kesusahan yang terjadi karena kita keluar dari jalan yang Tuhan rancang buat kita atau kita dapat mengatakan Tuhan menyisakan masalah untuk menyusahkan kita.

Apa yang membuat bangsa Israel keluar dari jalan yang Tuhan siapkan untuk mereka? Mereka tidak mewariskan pengalaman iman mereka kepada generasi berikutnya. Sehingga, setelah kematian Yosua, bangsa Israel yang tidak mengenal Yosua tidak lagi menghidupi firman Tuhan.

Pelayanan The Next Generation sangatlah penting dalam kehidupan orang-orang percaya. Namun, makin hari makin sedikit yang mau melayani sebagai guru sekolah minggu. Apabila orang-orang peduli akan Rumah Tuhan, ia akan memberi diri untuk menjadi pengajar firman Tuhan.

Apakah anak-anak diajarkan dan diberikan teladan akan pengajaran Tuhan seperti berkata jujur dan berlaku benar? Apakah anak-anak diajarkan untuk menghormati sesama, terutama yang lebih tua dalam komunitas gereja? Apakah anak-anak pernah melihat orangtua mereka berdoa dan bermeditasi akan firman Tuhan? Apakah anak-anak ditegur orangtua apabila mereka terlambat beribadah? Apakah orangtua memberikan teladan kepada anak-anak mereka, sekalipun gereja, tetapi beribadah di gereja atau online saja?

Gereja memilih menggunakan kategori usia dan jenis kelamin untuk mewarsikan iman. Apakah ini merupakan pilihan terbaik? Bagaimana orang-orang berusia 20 tahun belajar hikmat dalam mengalami kesulitan dunia kerja, apakah dari sesama yang berusia 20 tahun? Bagaimana jemaat berusia 30 tahun belajar membangun rumah tangga dan mendidik anak? Apakah belajar dari sesama yang berusia 30 tahun? Bagaimana jemaat berusia 40 tahun belajar tentang mengalami the empty nest, krisis kesehatan, kekecewaan dan putus asa? Apakah dari sesama yang berusia 40 tahun?

Bangsa Israel menganggap Tuhan tidak relevan dengan mereka. Karena sudah harus makan hasil tanah, mereka menyembah dewa Baal yang merupakan dewa pertanian. Mereka menganggap Tuhan adalah dewa gunung, tidak relewan untuk menguasai pertanian. Mereka juga menyembah dewa Astoret, dewa kesuburan. Mereka menganggap Tuhan gagal memberkati mereka karena menurut sensus kedua, orang-orang yang diperkenankan masuk tanah perjanjian hanya berjumlah 23.000 orang (belum termasuk yang kemudian lahir di padang gurun) (Bil. 26:62).

Ayat 12 memperlihatkan kepada kita tahapan yang dilakukan seseorang hingga akhirnya Tuhan mengubah rencana-Nya. Pertama, ia MENINGGALKAN TUHAN. Kedua, ia MENGIKUTI ilah-ilah lain. Ketiga, ia MENYEMBAH ilah-ilah lain. Keempat, ia MEMBANGKITKAN murka TUHAN.

Meninggalkan Tuhan berarti kita sudah tidak lagi hidup dekat dengan-Nya. Berdoa sudah bolong-bolong. Kalau ingat ya berdoa, tetapi lebih banyak lupanya. Mungkin sesekali masih ke gereja, tetapi hati kita sudah meninggalkan TUHAN. Jika ada hari-hari besar, kita beribadah, jika tidak, kita juga tidak berubah. Hati kita menjauh dari Tuhan, kita menyadarinya, tetapi kita membiarkannya.

Setelah itu, kita mulai mengikuti hal-hal lain yang menggantikan posisi Tuhan di hati kita. Biasanya kita akan mengikuti apa kata orang, apa kata dunia, apa kata hati kita. Karena kita telah berhenti mengikuti apa kata Tuhan. Kita ingin disebut sebagai orang yang berhasil. Apa biasanya kategori keberhasilan? Memiliki rumah, mobil dan anak? Saya menemukan kata "sukses" tidak begitu pas jika kita gunakan untuk Tuhan. Oh, Tuhan, alam ciptaan Engkau sangat sukses. Tuhan, anak kecil yang Engkau ciptakan ini sangat sukses. Maria yang mempersembahkan minyak narwastu untuk Engkau sangatlah sukses.

Tahap ketiga adalah tahap MENYEMBAH. Awalnya, kita hanya menyukainya, tetapi kemudian hati kita terikat dengannya. Awalnya, hanya sebuah hobi, kesenangan, tetapi kemudian hati kita mulai terpikat dan melekat.

Tahap ke empat adalah tahap kita melukai hati Tuhan terus menerus hingga membangkitkan murka-Nya. Ini merupakan tahap di mana Tuhan mengatakan, "Cukup!" Ini merupakan tahap di mana Tuhan terpaksa mengubah rencana-Nya. Ini merupakan tahap di mana Tuhan menggantikan generasi pertama yang keluar dari Mesir dengan generasi kedua. Tuhan lakukan hal ini tidak hanya pada saat bangsa Israel keluar dari Mesir. Dia lakukan lagi ketika membuang mereka ke Babel dan baru mengizinkan mereka kembali setelah 70 tahun. Tuhan pernah menggantikan imam Eli dengan Samuel, Saul dengan Daud. Hal seperti ini terjadi karena mereka tidak mau hidup menurut jalan yang Tuhan tentukan bagi mereka.

Apabila seseorang mempelajari firman Tuhan dengan benar, ia akan mulai melihat rancangan dan gambar Tuhan bagi dirinya. Tuhan menetapkan rancangan damai sejahtera bagi kita. Tuhan sering mengundang kita untuk berdua dengan Dia karena Dia mau menunjukkan gambar yang Ia ingin kita hidupi.

Tidaklah mudah bagi kita untuk hidup menurut rencana dan gambar yang Tuhan berikan kepada kita. Sebagai contoh, Musa telah menikmati kehidupan sebagai pengeran Mesir. Gambar tersebut baik dan juga nyaman baginya. Masa depannya mungkin cemerlang, setidaknya dia menikmati keistimewaan dan kemewahaan Mesir yang merupakan negara super power masa itu. Namun, ketika dia mengikuti rencana dan gambar yang Tuhan rancang buat dirinya, ia berulang kali dilukai dan difitnah. Ia dianggap mencari hormat dan menjadikan dirinya Allah. Dia dikatakan berniat membunuh semua orang Mesir di padang gurun. Jangan-jangan Musa adalah seorang pemimpin psikopath. Sampai satu titik, Musa sudah tidak dapat menahan amarahnya lagi. Biasanya pemimpin memiliki kemampuan lebih dalam menahan emosi. Namun, kali itu, Musa tidak tahan lagi sehingga dia melanggar perintah Tuhan yang sangat jelas. Disuruh berbicara kepada batu untuk mengeluarkan air, Musa malah memukul batu tersebut. Musa mungkin berpikir, setelah 40 tahun, mengapa belum juga mengerti hati Tuhan? Jika kita adalah Musa, kita mungkin juga akan memukul batu itu juga. Jangan-jangan kita akan memukul hingga tongkat kita patah.

Ingat wanita yang memberikan minyak narwastu yang mahal buat Yesus? Minyak Narwastu merupakan barang mahal dan langka karena dihasilkan dari tumbuhan yang terdapat di gunung Himalaya. Hal ini berarti, minyak narwastu diimpor ke Israel. Dalam penggunaannya, biasannya orang hanya menggunakan sangat sedikit saja. Namun, Maria memecahkan satu botol untuk Yesus.

Jika kita hidup menurut jalan yang Tuhan tentukan untuk kita, maka setelah menyelesaikannya kita akan berkata, "It is finished" (sudah selesai). Jika kita tidak hidup menurut jalan yang Tuhan tentukan untuk kita, maka di hari penghakiman, kita akan berkata, "I am finished" (habislah saya). Jadi, apa pilihan kita? Menjadi orang yang berkata, "It is finished!" atau menjadi orang yang berkata, "I am finished!"?

Ps. Lan Yong Xing