Artikel Ingatlah Dia Senantiasa!
Kejadian 12:6-9
Ketika berkunjung ke Tanjung Pinang bersama beberapa jemaat. Ada jemaat ingin mengunjungi pasar yang menjual sejenis bakpiah. Kemudian saya katakan jika tidak dapat membeli hari ini, mungkin bisa titip beli lain kali. Jemaat tersebut menjawab, “Sebenarnya saya mau ke pasar untuk merasakan suasana yang mirip kampung halaman”. Setiap kita pasti memiliki koneksi dengan tempat tertentu mungkin karena suasana, makanan masa kecil, pohon yang pernah dipanjat atau kenangan dengan seseorang. Meskipun masa-masa tersebut telah berlalu, memori tersebut bisa menjadi harta yang berharga.
Abraham mengingat ketika Tuhan memanggil dia keluar dari Haran ke tanah Kanaan (Kej 12:1-3). Setelah masuk ke tanah Kanaan, firman Tuhan mencatat 4 tempat dimana Abraham mendirikan mezbah. Tempat-tempat tersebut adalah dekat Sikhem (Kej 12:7), antara Betel dan Ai (Kej 12:8), dekat Hebron (Kej 13:18) dan gunung di tanah Moria (Kej 22:1-18). Selain Mezbah, Abraham juga pernah menanam pohon tamariska di Bersyeba dan memanggil nama TUHAN (Kej 21:33). Abraham juga pernah menghidangkan makanan kepada tiga orang yang mengunjungi kemahnya sebelum jatuhnya Sodom dan Gomorah (Kej 18). Firman Tuhan tidak sekedar mencatat nama tempat, tetapi cukup spesifik dekat pohon apa atau daerah mana.
Setiap mezbah atau tempat tertentu menandai tempat khusus antara Abraham dan Tuhan. Abraham beribadah kepada Tuhan dan mempersembahkan korban, Abraham juga memanggil nama TUHAN. Tempat-tempat ini merupakan memori relasi antara Abraham dan Tuhan (ada persahabatan, ketaatan, iman Abraham, serta janji dan penyertaan Allah).
Setiap kita pasti memiliki kisah yang suka-duka (bittersweet) bersama Tuhan dalam ruang dan waktu tertentu. Mungkin tempat tersebut sudah tiada, rusak ataupun berubah, namun tempat tersebut pernah exist dalam ruang dan waktu tersebut. Saya masih mengingat ketika Tuhan memanggil saya menjadi hamba-Nya. Pada malam hari, di sebuah ruangan ketika duduk di kursi merah dan membaca firman-Nya. Meskipun kini kursi tersebut sudah tidak ada (rusak), tetapi memori tersebut membekas setiap kali mengingatnya. Memori tersebut mencakup percakapan dengan Tuhan, berbagai alasan menolak Tuhan, kemudian kegelisahan dan akhirnya menaati-Nya. Memori lainnya pada saat kuliah, di pojok tempat tidur ketika menangis tengah malam karena kesulitan menulis khotbah pertama yang durasinya hanya 2 menit. Saya bertanya kepada Tuhan, “Mengapa Engkau menjadikanku begitu bodoh?” Dan Tuhan menjawab saya, “Aku mengasihimu, apakah ini tidak cukup bagimu?”. Kemudian saya menyelesaikan khotbah tersebut dan percakapan ini menjadi bahan khotbah saya besok paginya.
Kisah-kisah bersama Tuhan membentuk hidup kita, mengajar kita berbagai hal, menumbuhkan iman kita atau tidak jarang juga menguji iman kita. Mezbah terakhir dan mezbah yang paling berat yang didirikan oleh Abraham adalah sebuah mezbah untuk anak tunggal-Nya Ishak di gunung dekat tanah Moria. Ada tempat dan ruang tertentu dimana saudara perlu mengambil sebuah keputusan untuk melepaskan hal yang saudara prioritaskan karena ketaatan kepada Tuhan.
Ada yang memperkirakan kapasitas penyimpanan otak manusia ada sekitar 2,5 petabyte (2.5 juta GB). Namun bukankah manusia lebih cenderung untuk lupa? Kapasitas kita mampu menyimpan informasi yang besar namun dalam hidup ini ada persaingan prioritas. Ada hal yang kita prioritaskan, sehingga membuat seolah-olah lupa hal-hal yang masih tersimpan dalam pikiran kita. Apa yang sering kita pikirkan adalah hal yang kita prioritaskan.
Saudara, hal apa yang menang dalam persaingan prioritas dalam hidupmu?
Yakub, sering salah prioritas sehingga hidupnya dilanda berbagai kesusahan dan konsekuensi dari dosanya. Meskipun Yakub pernah berada di tempat dimana Abraham mendirikan mezbah, namun cerita bagi Yakub benar-benar berbeda.
Betel, tempat Abraham mendirikan mezbah kedua, merupakan tempat pertama Yakub singgah setelah lari dari Esau. Tuhan tetap menyatakan diri kepada Yakub dalam mimpi dengan janji penyertaan-Nya (Kej 28:22). Meskipun demikian, sepertinya setelah itu Yakub lupa kurang memprioritaskan apa yang pernah Tuhan firmankan kepada-Nya dan terus mengandalkan diri sendiri.
Sikhem, tempat Abraham mendirikan mezbah pertama. Tempat ini seharusnya menjadi tempat Yakub untuk memulai hidup baru setelah berdamai dengan Esau. Yakub membeli sebidang tanah, memasang kemah dan mendirikan mezbah disitu dan menamainya, “El adalah Allah Israel” (Kej 33:18). Namun, justru di Sikhem terjadi malapetaka besar karena anak-anak Yakub membalas dendam dengan tipu daya dan kekejian, pada orang-orang Sikhem karena adiknya Dina diperkosa (Kej 34). Sikhem menjadi mimpi buruk Yakub, hal ini juga menunjukkan Yakub gagal mendidik anak-anak-Nya takut akan Tuhan. Keluarga Yakub ini masih ada yang menyimpan ilah-ilah asing (Kej 35:1-5).
Sikhem memperlihatkan kegagalan manusia untuk takut akan Tuhan, sekaligus menunjukkan kesetiaan Tuhan. Karena setelah tragedi ini, Tuhan memanggil Yakub untuk pergi ke Betel (Kej 35), yang pasti mengingatkan Yakub tentang mimpi masa lalunya. Yakub dibentuk dan diperbaharui melalui pelajaran keras. Melalui berbagai kesusahan, Yakub mengecap penyertaan dan mulai mengenal Allah nenek moyang-Nya. Yakub belajar pentingnya memprioritaskan Tuhan dalam hidupnya.
Mezbah pada dasarnya adalah tempat beribadah dimana terjadi perjumpaan manusia dan Tuhan. Ibadah Abraham tidak sekedar mempersembahkan kurban. Sebab Aku menyukai kasih setia dan bukan kurban sembelihan; Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban bakaran (Hos 6:6). Inilah yang Abraham dipersembahkan kepada Tuhan, yaitu kasih setia dan pengenalannya akan Tuhan. Tuhan sangat menyukai ketika Abraham mempersembahkan dirinya.
Setiap perjumpaan dengan Tuhan merupakan memori dan harta yang sangat berharga. Ingatlah Dia senantiasa!
Ps Wennie Dong