Search

Artikel Hikmat Mendatangkan Kebaikan

Amsal 9:10-12

Kitab Amsal adalah kitab hikmat. Kata-kata yang banyak muncul dalam kitab ini mengajar kita pentingnya Hikmat dalam hidup kita.

חָכְמָה Hikmat - Wisdom (41 kali)
בִּין Ketajaman - Discernment (33 kali)
תָּבוּן Pemahaman - Understanding (19 kali)
דַּעַת Pengetahuan - Knowledge (39 kali)
מְזִמָּה Kebijaksanaan - Discretion (8 kali)

Hikmat bukanlah sekedar pengetahuan yang hanya di dapatkan dari kuliah Sarjana sebanyak-banyaknya. Saya percaya di antara kita, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk sekolah. Namun bukankah saudara belajar banyak dari kehidupan itu sendiri. Hikmat ada ketika kita memperhatikan apa yang benar-benar penting dan mendasar. 

Hal yang penting dan mendasar sebagai pengikut Kristus adalah bertumbuh dewasa. Kedewasaan spiritual Ibarat pohon yang bertumbuh dua arah, yang akarnya bertumbuh ke bawah dan batangnya bertumbuh ke atas. Kedewasaan spiritual (Spiritual Maturity) mencakup 2 hal, yaitu Iman seperti anak-anak (Childlike Faith) dan Karakter seperti Kristus (Christlike Character)

1. Iman seperti anak kecil (Childlike Faith)
Setiap kita pasti memiliki cita-cita pada masa kecil. Apakah pekerjaanmu saat ini masih sama dengan cita-citamu masa kecil? Umumnya apa yang kita lakukan dan kerjakan masa kini telah bergeser jauh dari cita-cita masa kecil. Ketika kecil, saya bercita-cita menjadi dokter karena ingin menolong orang. Saya tidak tahu sejak kapan, cita-cita saya berubah menjadi cukup egosentris. Saya ingin sukses dan menjadi wanita karir. Dan itulah yang saya kejar sebelum ditangkap oleh Yesus Kristus untuk menjadi hamba-Nya.

Tidak ada salahnya ketika cita-cita kita bergeser, apa yang kita kerjakan tidak harus sama dengan cita-cita masa kecil. Namun jika kita bandingkan, cita-cita masa kecil lahir dari kemurnian hati yang belum dicemar oleh dunia dan keinginannya. Ingin menjadi polisi untuk menjaga keamanan atau hakim untuk menegakkan keadilan serta menjadi guru untuk mendidik generasi baru. Pertanyaannya adalah sejauh apa hati kita telah bergeser dari kemurnian kepada kecemaran dunia? Kecemaran dunia seperti kerakusan dan keegoisan yang menyebabkan korupsi atau menjadikan sekolah atau rumah sakit sebagai tempat bisnis dan sebagainya. Mengapa kita mengorbankan kemurnian hati untuk hal-hal yang sia-sia?

Matius 18:2-3
Yesus memanggil seorang anak kecil, menempatkannya di tengah-tengah mereka, dan berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga”.

Yesus memanggil setiap orang untuk bertobat dan menjadi seperti anak kecil.

Tetapi jika kita melihat anak-anak, bukankah mereka sangatlah kekanakan? Banyak hal mereka tidak mengerti, tidak jarang juga ceroboh dan melakukan kesalahan yang membuat kita marah. Mengapa anak kecil? Yang dimaksud Tuhan bukanlah kekanakannya, tetapi iman anak kecil yang murni dan tulus

Seperti akar pohon yang mendapat nutrisi dari tanah, iman kita mendapat nutrisi dari firman Tuhan, dasar iman kita.
Amsal 9:10
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Maha Kudus adalah pengertian

Hikmat mulai hadir dalam hidup ketika kita takut akan TUHAN. Dan mengenal TUHAN kita memberi pengertian. Firman Tuhan menyingkapkan Siapa TUHAN yang kita sembah, karakter-Nya dan hati-Nya. Dan kita diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya. Mengenal TUHAN berarti mengenal bagaimana seharusnya kita hidup.

Seorang anak kecil sebelum tidur berdoa, “Tuhan, saya bersyukur untuk hari ini. Ampuni dosa saya yang jahat dan berikanlah saya dosa yang baik”. Kita tahu bahwa tidak ada dosa yang baik. Doa yang salah berasal dari pengenalan akan Tuhan yang salah. Doa yang benar berasal dari pengenalan akan Tuhan yang benar. Bagaimana saudara berdoa menentukan relasimu dengan Tuhan.

Hikmat  adalah tentang memperhatikan apa yang benar-benar penting dan mendasar. Hal yang paling mendasar bagi pengikut Kristus adalah berdoa dengan benar. Seseorang berdoa dengan benar atau tidak akan teruji ketika ia menghadapi krisis. Krisis finansial, krisis sakit penyakit dan krisis ketika ada anggota keluarga dalam pergumulan berat. Ketika mengalami krisis, umumnya orang hanya mau menyelesaikan masalahnya. Padahal masa krisis adalah momen penting untuk memeriksa relasi kita dengan Tuhan.

Bagaimana seseorang mengetahui di dalam tubuhnya ada organ yang sedang bermasalah? Rasa sakit adalah gejala/tanda (alarm). Ketika sakit fisik saja kita tahu sudah perlu cek ke dokter. Momen krisis hidup kita seperti tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres, tetapi kita tidak tahu apa yang tidak beres. Hanya dengan memeriksa diri kita di hadapan Tuhan, barulah kita dapat mengetahuinya. Masa krisis adalah gejala besar yang menghantam kita, bahwa sudah waktunya memeriksa relasi kita dengan Tuhan. Kita perlu datang kepada Tuhan untuk menyelidiki hati, pikiran dan hidup kita. Pertanyaannya, kapan waktu saudara datang memohon Tuhan menyelidiki hatimu? Sebenarnya, kita perlu meminta Tuhan menyelidiki hati kita setiap hari.

Sepasang suami istri muda pindah rumah ke komplek baru. Keesokan paginya, saat mereka sedang sarapan, sang istri melihat tetangganya menjemur cuciannya dari jendela. "Cucian itu tidak terlalu bersih, keknya ia tidak tahu cara mencuci yang benar. Mungkin dia butuh detergen yang lebih bagus." Suaminya memperhatikan, tetapi tetap diam. Setiap kali tetangganya menjemur cuciannya, istrinya terus memperhatikan dan membicarakan tentang cucian yang kotor.

Sekitar satu bulan kemudian, wanita itu terkejut melihat cucian yang bersih di jemuran dan berkata kepada suaminya: "Lihat, dia sudah belajar cara mencuci yang benar. Mungkin sudah ganti detergen?"
Suaminya kemudian menjawab, "Aku bangun pagi ini dan membersihkan jendela rumah kita.”

Saudara, bagaimana kondisi jendela hidupmu? 
Efesus 4:17-18

Sebab itu, kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi seperti orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia, dan pengertiannya gelap, jauh dari hidup yang berasal dari Allah, karena kebodohan yang

ada di dalam mereka dan karena kekerasan hati mereka.

Pikiran yang tidak mengenal Allah adalah pikiran yang sia-sia dan pengertian gelap. Pikiran seperti ini dapat membuat hati manusia menjadi keras. Banyak kesusahan terjadi karena kita tidak mengenal Allah. Seringkali apa yang kita lihat berasal dari pikiran dan hati yang cemar, yang mengelabui perspektif kita. Banyak konflik terjadi karena salah paham dan asumsi terhadap perkataan orang. Banyak kekecewaan terjadi karena banyaknya ekspektasi terhadap orang lain. Banyak kekuatiran dan ketakutan dalam hidup terjadi karena kita enggan memperhatikan Tuhan dan firman-Nya.

HIKMAT dimulai dengan RELASI yang benar dengan Tuhan.
RELASI yang benar dengan Tuhan dimulai dengan BERDOA dengan benar.
BERDOA dengan benar berarti MENDENGARKAN TUHAN.

Kita perlu belajar berdoa dengan benar. Dalam menghadapi krisis, kita tahu bahwa firman Tuhan ada jawaban. Sehingga kita bisa selamat dalam menghadapi badai kehidupan. Mengapa? Karena kita memperhatikan apa yang sedang Tuhan lakukan ditengah badai.

Tidak hanya ketika waktu susah, dalam waktu suka pun kita perlu memperhatikan pekerjaan Tuhan. Karena Tuhan menginginkan pertumbuhan kita.

2. Karakter seperti Kristus (Christlike Character)
Ketika akar pohon tumbuh ke bawah, dalam waktu yang  bersamaan batang pohon juga bertumbuh ke atas. Akar tersembunyi di bawah tanah, tetapi pohon yang tumbuh ke atas ini kelihatan. Hidup manusia juga demikian, kondisi iman kita akan kelihatan dalam karakter, perkataan maupun kebiasaan kita.


Matius 12:33
Jikalau kamu membuat suatu pohon baik, baik pula buahnya; jikalau kamu membuat suatu pohon tidak baik, tidak baik pula buahnya. Sebab, dari buahnya pohon itu bisa di kenal.

Saudara di kenal sebagai pohon seperti apa?
Hidup yang berhikmat menghasilkan buah yang baik. Sebaliknya hidup yang bodoh menghasilkan buah kelaliman. Kain bodoh membunuh adiknya karena marah. Esau bodoh karena menyepelekan hal penting (hak kesulungannya) dan mengejar kekosongan. Yudas bodoh karena rakus dan mencintai uang. Alhasil, mereka semua harus menanggung konsekuensi dari kejahatan mereka.

Tidak ada yang suka dengan orang yang berbicara tanpa berpikir, karena omongannya bisa menyinggung hati orang. Lambat laun pun orang akan menjauhinya. Orang juga tidak suka bergaul dengan orang yang suka menang sendiri. Orang yang mengaku kristen, tetapi mengatakan tidak tertarik dengan membaca firman Tuhan.

Saudara, apakah kita hidup sebagai orang bijak atau orang bodoh? Apakah kita hidup dikontrol oleh emosi, kemarahan, kerakusan, keegoisan atau pikiran yang tidak mengenal Tuhan? Firman Tuhan telah memberi banyak contoh tokoh yang bodoh dan berakhir  menyedihkan.

Amsal 9:12
Jika engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri, jika engkau mencemooh, engkau sendirilah yang akan menanggungnya.

Hikmat mendatangkan kebaikan untuk orang yang memilikinya. Hikmat menghasilkan pohon dan buah yang baik. Orang yang berhikmat mencari kebenaran dan menjalankan kebenaran yang berasal dari Allah. Semua orang menyukai karakter Yesus Kristus yang baik, Yohanes Pembaptis yang berani dan Paulus yang setia. Hidup mereka menghasilkan buah kebenaran dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Perenungan orang bijak membangun hidupnya sendiri
Perkataan orang bijak menginspirasi hidup orang lain
Perhatian orang bijak menyaksikan pekerjaan TUHAN
Orang bijak memperhatikan Hikmat dan Hikmat memelihara hidupnya.

Hikmat Tuhan ingin membawa kita kembali memiliki iman yang  murni seperti anak kecil (Childlike) dan membentuk kita langkah demi langkah menjadi serupa dengan Kristus (Christlike). Dalam perjalanan bersama hikmat, kita perl memperhatikan kondisi kita yang sesungguhnya. Apakah kita sudah memiliki relasi dengan Tuhan? Apakah sudah berdoa dengan benar? Apakah sudah mendengarkan Tuhan?

Hikmat mendatangkan kebaikan bagi orang yang memilikinya, dalam penderitaan sekalipun. Bagaimana jika saudara divonis akan kehilangan penglihatan (buta secara permanen)? Pada umumnya, kita akan mengharapkan mukjizat kesembuhan.
William Booth adalah pendiri Salvation Army. Dari awal pelayanannya, Booth tergerak oleh kebutuhan orang-orang miskin dan orang yang ditolak di masyarakat seperti pemabuk, pecandu narkoba atau pelacur. Pelayanan membawa ribuan orang kepada Tuhan.
Pada usia 80-an, pelayanan Booth mulai terganggu oleh kondisi matanya. Sampai di satu titik, Booth kehilangan penglihatan (buta) secara permanen. Putranya dengan berat hati memberitahu Booth tentang kebutaannya.
Booth kemudian menjawabnya,”Artinya saya tidak dapat melihat mukamu lagi, nak?” Anaknya menjawab, “Iya pa, tidak ketika masih di dunia ini”.
Booth menjawab, “Saya telah melakukan apa yang saya bisa untuk Tuhan dan orang-orang dengan mata saya. Sekarang saya akan melakukan apa yang saya bisa untuk Tuhan dan orang-orang tanpa mata saya."

Kita tidak harus hidup bodoh dalam penderitaan, justru hikmat mempermudah kita menjalani hidup dalam penderitaan. Yesus Kristus, Yohanes Pembaptis dan Paulus, serta Kain, Esau dan Yudas Iskariot sama-sama mengalami penderitaan hidup. Namun, yang membedakan adalah yang satu menjalankan penderitaan yang bermakna (Meaningful Hardship) dan yang lain menjalankan penderitaan yang sia-sia (Meaningless Hardship).

Carilah Hikmat, Kejarlah Hikmat, sebab Hikmat mendatangkan kebaikan bagimu.

 

Ps Wennie Dong